Menuju konten utama

Tito Ungkap Alasan Tangkap Aktivis pada Subuh 2 Desember

Pada subuh, 2 Desember lalu, polisi menangkap 11 aktivis yang diduga akan membelokkan demo super damai menjadi aksi anarkis. Dalam Rapat Dengar dengan Komisi III DPR, Senin (5/12/2016), Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian membeberkan alasan polisi mencokok mereka hanya beberapa jam sebelum aksi 212 itu digelar di Monas.

Tito Ungkap Alasan Tangkap Aktivis pada Subuh 2 Desember
Situasi sidang antara Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dengan Komisi III, kompleks DPR, Jakarta, Senin (5/12). Sidang yang dipimpin Benny K. Harman ini serta ditemani Desmond J. Mahesa, Bambang Soesatyo dan Trimedya Pandjaitan. [Tirto/Taher]

tirto.id - Pada subuh, 2 Desember lalu, polisi menangkap 11 aktivis yang diduga akan membelokkan demo super damai menjadi aksi anarkis. Dalam Rapat Dengar dengan Komisi III DPR, Senin (5/12/2016), Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian membeberkan alasan polisi mencokok mereka hanya beberapa jam sebelum aksi 212 itu digelar di Monas.

"Kalau dipelintir keluar di media sosial, bapak-bapak paham betul kekuatan media sosial, mohon maaf, bagaimana sadisnya medsos bisa membalikkan semua," kata Tito.

Tito menjelaskan bahwa kalau penangkapan dilakukan dua hari menjelang acara Doa Bersama pada Jumat (2/12) maka dikhawatirkan informasinya bisa bergeser seolah-olah ditujukan untuk menggembosi acara tersebut.

Alasan itulah yang menurut dia membuat Polri memutuskan menangkap para aktivis pada Jumat (2/12) pagi supaya tidak sampai ada upaya penggerakan massa.

"Berbahaya sekali, karena itu kita atur penangkapan subuh karena agar tidak ada waktu untuk menggulirkan dan 'menggoreng-goreng' (untuk) membangkitkan massa besar," ujarnya.

Ia mengatakan penangkapan itu dilakukan karena polisi tidak ingin ada gangguan terhadap agenda acara Doa Bersama yang pesertanya berasal dari berbagai penjuru Indonesia.

Tito mengatakan peserta Doa Bersama berniat beribadah dan polisi tidak ingin mengganggu kesucian niat tersebut.

"Mereka datang meminta proses hukum Basuki Tjahaja Purnama yang di opini mereka sudah menistakan agama. Mereka melakukan ibadah, kami tidak ingin mengganggu kesucian ibadah sehingga kami melakukan penangkapan untuk mengamankan agenda itu," katanya.

Tito menegaskan bahwa kepolisian tidak ingin ada kekacauan dalam aksi 2 Desember 2016.

Sumber: Antara

Baca juga artikel terkait DEMO 2 DESEMBER atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Hukum
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH