Menuju konten utama

Tito Karnavian: Jika Ada Polisi Terlibat Narkoba, Tembak Mati Saja

"Polisi yang terlibat narkoba, apalagi menjadi bandar, tembak mati saja."

Tito Karnavian: Jika Ada Polisi Terlibat Narkoba, Tembak Mati Saja
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyampaikan kuliah umum di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten di Serang, Banten, Rabu (21/12). Dalam pemaparannya yang bertema Peran Perguruan Tinggi Dalam Pencegahan Terorisme itu Kapolri menjelaskan tanda-tanda kelompok radikal dan teroris agar mencegah mahasiswa dan segenap ciivitas akademika lainya terjerumus ke dalamnya. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/kye/16

tirto.id - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengatakan apabila terdapat anggotanya yang terlibat jaringan narkoba, baik sebagai bandar maupun pengedar bisa langsung ditembak mati.

"Polisi yang terlibat narkoba, apalagi menjadi bandar, tembak mati saja," tegas Tito, sebagaimana diberitakan Antara.

Tito juga menegaskan bahwa Indonesia terus memerlukan kekompakan antara TNI, Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam melawan jaringan narkoba.

"Kekompakan TNI, Polri dan BNN serta masyarakat dibutuhkan untuk mematahkan jaringan narkoba," kata Tito didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto setelah memberikan pengarahan kepada 2.900 personil gabungan di Pekanbaru, Riau, Jumat (20/4/2018).

Ia mengatakan hal tersebut saat menyinggung mengenai maraknya peredaran narkoba di Provinsi Riau, yang pada 2017 lalu menempati posisi ke tiga sebagai wilayah yang paling tinggi kasus peredaran barang haram tersebut.

BNN menyatakan sedikitnya terdapat lima pintu masuk utama narkoba ke Provinsi Riau. Diantaranya Kota Dumai, Rokan Hilir, Bengkalis, Kepulauan Meranti dan Indragiri Hilir. Seluruh daerah itu merupakan wilayah pesisir Riau.

Menurut Tito, selain kekompakan antar institusi, dalam memberantas dan memutus jaringan narkoba perlu dilakukan pemetaan.

Ia juga menyatakan, jaringan narkoba selalu dilakukan oleh jaringan yang sama, sehingga pemetaan merupakan langkah utama yang perlu dilakukan terlebih dahulu.

"Yang terpenting, kita petakan dulu jaringannya. Karena jaringannya itu-itu saja," ujarnya.

Lebih jauh, Tito juga menegaskan kepada jajarannya jika mengungkap jaringan narkoba dan berhasil meringkus bandar agar diselesaikan "secara adat".

"Kalau ada bandar, kita selesaikan secara adat saja," kata Tito yang tidak menjelaskan makna penanganan bandar narkoba yang diselesaikan "secara adat" tersebut.

Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Riau menyatakan penyelundupan narkoba ke Bumi Lancang Kuning masih mangandalkan wilayah pesisir sebagai jalur masuk utama.

Direktur Narkoba Polda Riau, Kombes Pol Haryono mengatakan kesimpulan itu didasarkan pada pengungkapan sejumlah kasus narkoba dengan barang bukti yang tidak sedikit yang berhasil diungkap jajarannya dalam sebulan terakhir.

"Kita melihat jalurnya sama, melalui Pulau Rupat (Bengkalis), Dumai, lalu ke Pekanbaru," katanya.

Menurut dia, metode yang digunakan para penyelundup selalu sama, yakni melalui pelabuhan tikus yang tersebar di sepanjang garis pantai dan sungai-sungai di pesisir Riau tersebut. Kemudian, barang haram dilansir oleh kurir untuk kemudian di bawa ke sejumlah daerah, termasuk Pekanbaru.

"Selat Malaka adalah salah satu jalur laut paling ramai di dunia. Penyelundupan masuk dari sana, lalu melalui pelabuhan-pelabuhan tikus," katanya.

Baca juga artikel terkait NARKOBA

tirto.id - Hukum
Sumber: antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani