Menuju konten utama

Tips Puasa Ramadhan 2020 bagi Ibu Hamil dan Menyusui Menurut WHO

Bagi ibu hamil dan menyusui, disarankan untuk meminum banyak air di antara jam buka puasa hingga sahur setidaknya 10 gelas.

Tips Puasa Ramadhan 2020 bagi Ibu Hamil dan Menyusui Menurut WHO
Ilustrasi Ibu Hamil. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pola makan dan nutrisi di dalam makanan menjadi dua faktor penting yang patut diperhatikan oleh para ibu hamil dan menyusui, terlebih ketika menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Pasalnya, kualitas dan kuantitas makanan akan berpengaruh pada kesehatan dan tumbuh kembang janin, serta kelancaran ASI yang diberikan pada si kecil.

Dilansir publikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), minum banyak air dan makan makanan yang melembabkan selama bulan Ramadhan menjadi hal utama yang harus dilakukan. Bagi para ibu hamil dan menyusui, disarankan untuk meminum banyak air di antara jam buka puasa hingga sahur setidaknya 10 gelas.

Menambah asupan air dengan mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan air di dalamnya juga bisa dilakukan untuk cegah dehidrasi. Beberapa makanan dengan kandungan air yang banyak ialah semangka, buah naga, atau mentimun dan tomat.

Hindari minuman berkafein seperti kopi, teh dan cola, karena kafein dapat membuat beberapa orang lebih sering buang air kecil, yang dapat menyebabkan dehidrasi. Sementara itu, minuman bersoda dengan gula akan menambah kalori dalam pola makan Anda. Makanan yang kaya air dapat disajikan, seperti sup atau salad sayuran segar.

Puasa Ramadhan tahun ini jatuh pada hari-hari yang panjang dan panas. Oleh karenanya, hindari paparan matahari selama siang hari, dan tetap di tempat yang teduh. Isi kembali tingkat energi Anda dengan makan berbuka puasa yang sehat dan seimbang

Makan tiga kurma untuk berbuka puasa adalah cara tradisional dan sehat untuk memulai berbuka puasa, terlebih buah kecil asal Timur Tengah tersebut memiliki kandungan serat yang tinggi. Memasukkan sayuran dalam menu berbuka atau sahur juga dapat dilakukan, untuk memberikan vitamin dan nutrisi penting.

Pilih biji-bijian utuh, yang memberi energi dan serat pada tubuh. Nikmati daging tanpa lemak panggang, atau panggang ayam dan ikan tanpa kulit. Menu ini akan memberi Anda protein sehat yang baik.

Sebaiknya, hindari gorengan dan makanan olahan yang tinggi lemak atau gula. Nikmati makanan, dan hindari makan berlebih dengan makan perlahan.

Di samping itu, jika Anda memutuskan untuk berpuasa, jangan pernah meninggalkan sahur. Sahur dilakukan sebelum awal puasa setiap hari bagi siapa saja yang akan melakukan ibadah puasa. Makanan sahur perlu mencakup sayuran, satu porsi karbohidrat seperti roti, makanan kaya protein seperti produk susu, keju, atau telur, serta lauk pauk.

Baby Centre UK menuliskan, bayi tidak akan berada dalam bahaya atau terluka ketika Anda yang sedang menyusui, memutuskan berpuasa. Hal ini dikarenakan tubuh akan terus memproduksi ASI seperti biasanya sehingga menyusui bisa terus dilakukan.

Namun, puasa terkadang dapat membuat perubahan kecil pada isi ASI termasuk kadar vitamin dan zat gizi mikro yang dapat berubah. Satu studi menunjukkan bahwa kadar zinc, magnesium dan kalium menurun jika ibu menyusui berpuasa saat Ramadhan.

Namun, hal ini juga tergantung pada cadangan nutrisi dan energi di dalam tubuh ibu. Cadangan tubuh akan habis sebelum ASI terpengaruh, dan bayi Anda akan terus berkembang bahkan jika tingkat gizi mikro menurun selama jam-jam puasa.

Bagaimana dengan Ibu Hamil?

Hamad Medical Corporation menulis wanita yang hamil dan bersedia untuk berpuasa selama Ramadhan diharuskan untuk berkonsultasi dengan dokter sepanjang bulan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa puasa tidak berpengaruh pada janin di kandungan.

Sementara itu, ketika sedang berpuasa, para ibu hamil harus sering beristirahat sepanjang hari dan juga memastikan bahwa mereka mendapatkan nutrisi dan kalori yang tepat ketika mereka berbuka puasa setiap malam.

Ada beberapa kekhawatiran bahwa puasa dapat memengaruhi seberapa baik seorang bayi tumbuh di dalam rahim, atau bahwa puasa dapat dikaitkan dengan persalinan prematur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak bayi dilahirkan lebih awal jika ibu mereka berpuasa saat Ramadhan.

Jika Ramadhan bertepatan dengan musim panas, ini berarti cuaca panas dan satu hari memiliki waktu yang lebih panjang. Kondisi ini akan menempatkan wanita hamil pada risiko dehidrasi yang lebih besar karena asupan cairan yang rendah dan ini dapat menyebabkan persalinan prematur.

Secara medis tidak dianjurkan bagi wanita yang mengalami komplikasi kehamilan seperti diabetes, tekanan darah tinggi atau anemia untuk berpuasa. Wanita hamil dengan kondisi-kondisi mendasar ini harus menghindari puasa untuk melindungi diri dan bayi mereka yang belum lahir dari komplikasi yang tidak diinginkan lebih lanjut.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2020 atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Dipna Videlia Putsanra