Menuju konten utama

Tips Persiapan Menghadapi Mati Listrik di Tengah Musim Hujan

Mati listrik di tengah musim hujan bisa jadi merepotkan, berikut beberapa tips agar rumah siap menghadapi mati lampu.

Tips Persiapan Menghadapi Mati Listrik di Tengah Musim Hujan
Seorang pramuniaga merapihkan susunan sepatu di kawasan Pasar Baru yang mengalami pemadaman listrik, Jakarta, Senin (5/8/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.

tirto.id - Mati listrik atau mati lampu bisa jadi merepotkan, karena dapat menunda berbagai kegiatan yang memanfaatkan listrik. Memasuki musim hujan, tentu diperlukan beberapa persiapan untuk menghadapi mati listrik yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Sejak Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dua tahun lalu, banyak pekerja yang mengalihkan kegiatannya di rumah dengan sistem work from home (WFH). Hal ini menjadikan pemanfaatan listrik dan internet menjadi sangat penting dalam kelangsungan pekerjaan.

Ketika listrik mati, otomatis peralatan yang aktif dengan tenaga listrik ikut terpengaruh, seperti komputer, laptop, Wi-Fi, dan sebagainya. Akibatnya, pekerjaan menjadi tertunda dan produktivitas terhambat.

Di tahun 2019, peristiwa mati listrik besar-besaran pernah terjadi di Jabodetabek. Peristiwa yang disebut dengan Jakarta Blackout itu merupakan mati listrik terlama dan terluas yang pernah terjadi di Ibu Kota dalam beberapa tahun.

Akibatnya, banyak sektor yang memanfaatkan listrik lumpuh, seperti MRT, ATM, SPBU, transportasi online, pabrik, dan sebagainya. Berdasarkan catatan dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) kerugian yang ditimbulkan dari Jakarta Blackout mencapai Rp200 miliar.

Mengapa Sering Mati Lampu atau Mati Listrik saat Musim Hujan?

Risiko rumah mengalami mati listrik biasanya meningkat selama memasuki musim hujan. Penyebab utamanya tentu faktor cuaca buruk yang mengganggu sistem perlistrikan di dalam kota.

Menurut Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kabupaten Bogor, ada empat alasan yang menyebabkan mati listrik sering terjadi selama musim hujan, yaitu:

1. Gardu listrik terendam air

Saat hujan, gardu listrik berisiko terendam air atau banjir. Oleh karena itu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) biasanya akan memutus saluran listrik untuk mencegah potensi gangguan kelistrikan yang lebih buruk.

2. Kabel listrik tertimpa pohon

Kabel yang mengubungkan listrik ke rumah-rumah penduduk bisa terputus atau terganggu kinerjanya karena tertimpa pohon tumbang. Kondisi ini umum terjadi akibat hujan dan angin kencang selama musim hujan.

3. Curah hujan dengan intensitas tinggi

Curah hujan intensitas tinggi memicu berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor. Bencana ini dapat merubuhkan jaringan listrik dan memutus suplai listrik di wilayah setempat.

4. Hujan disertai petir

Ketika terjadi hujan deras disertai petir maka akan terjadi gangguan pada trafo distribusi maupun jaringan PLN. Hal inilah yang mengakibatkan gangguan listrik hingga mati lampu.

Tips Siap Menghadapi Mati Listrik di Tengah Musim Hujan

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) awal musim hujan di Indonesia akan jatuh pada September hingga November 2022. Sedangkan puncak musim hujan akan terjadi pada Desember hingga Januari 2023.

Dengan demikian, saat ini menjadi waktu yang tepat untuk mempersiapkan diri menghadapi mati listrik yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghadapi mati listrik selama musim hujan:

1. Persiapkan daya cadangan

Menurut US Departement of Energy, daya cadangan akan sangat dibutuhkan ketika terjadi hal darurat selama mati lampu. Oleh karena itu, jika memungkinkan beli perangkat penyimpan daya, seperti power bank atau genset yang bisa digunakan saat mati listrik sewaktu-waktu.

Kedua daya cadangan tersebut memang tidak bisa diandalkan dalam waktu lama, namun bisa menopang kebutuhan listrik selama beberapa jam.

2. Pastikan semua perangkat sudah terisi penuh

Mati lampu bisa terjadi sewaktu-waktu, oleh karena itu pastikan setiap perangkat yang ada di rumah memiliki cukup daya untuk digunakan selama beberapa jam.

Jenis perangkat yang sebaiknya memiliki daya penuh dapat disesuaikan dengan kebutuhan, seperti smartphone, tablet, laptop, power bank, lampu emergency, dan sebagainya.

3. Letakkan sumber cahaya di setiap ruangan

Pastikan untuk meletakkan sumber cahaya cadangan di setiap ruangan di rumah. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika mati listrik terjadi pada malam hari.

Letakkan senter atau lampu emergency di laci meja setiap ruangan atau tempat yang mudah dijangkau. Jika memungkinkan, Anda bisa membeli lampu darurat yang otomatis menyala begitu daya listrik turun.

4. Tampung air secukupnya

Bagi rumah yang memanfaatkan pompa listrik sumur, sebaiknya menampung air secara rutin untuk mengantisipasi adanya mati listrik.

Ketika mati listrik otomatis air untuk masak, mencuci piring, atau menyiram toilet menjadi terbatas. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu menampung air dalam jumlah yang cukup.

Jumlah air yang ditampung sebaiknya disesuaikan dengan jumlah orang yang ada di rumah, misalnya menampung empat galon air untuk empat orang yang ada di rumah.

5. Simpan air panas di dalam termos

Dispenser listrik air panas maupun kompor listrik tidak akan bisa digunakan saat mati lampu. Sebagai gantinya, Anda dapat menyimpan air panas di dalam botol insulasi atau termos.

Air panas diperlukan sewaktu-waktu untuk memasak makanan instan, susu bayi dan balita, hingga membuat minuman hangat saat hujan.

6. Simpan kantong es di dalam kulkas

Salah satu masalah yang sering dihadapi rumah tangga saat mati listrik lama adalah makanan basi di kulkas. Ketika mati listrik kulkas tentunya kehilangan daya untuk mendinginkan makanan.

Melansir dari More Prepared kulkas tanpa listrik yang belum dibuka akan menjaga makanan tetap dingin selama sekitar 4 jam. Sedangkan, di freezer dapat bertahan selama 48 jam. Cara terbaik untuk mempertahankan kesegaran makanan adalah tidak membuka kulkas terlalu sering.

Selain itu, agar makanan bisa tetap dingin lebih lama pertimbangkan untuk menyimpan kantong es di dalam kulkas. Kantong es atau ice pack umumnya mempertahankan dingin selama 5 sampai 8 jam.

7. Pasang perangkat pelindung lonjakan arus

Antisipasi lonjakan arus listrik yang biasa terjadi setelah mati lampu atau hujan disertai petir. Ini bisa dilakukan dengan memang perangkat pelindung lonjakan arus di sistem listrik rumah.

Lonjakan arus dapat menyebabkan kerusakan perangkat. Oleh karena itu, ketika mati lampu pastikan semua kabel perangkat yang masih terhubung stop kontak sudah dicabut.

8. Kunci pintu rumah dan amankan barang-barang berharga

Ketika mati listrik, otomatis alarm anti pencuri dan CCTV tidak lagi berfungsi. Padahal, kejahatan dapat terjadi selama mati lampu.

Oleh karena itu, pastikan mengamankan rumah dengan mengunci pagar dan pintu serta menyimpan barang-barang berharga di tempat yang aman.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora