Menuju konten utama

Tips Naik Transportasi Umum Saat New Normal untuk Cegah COVID-19

Transportasi umum memiliki potensi tinggi menjadi kluster bari COVID-19.

Penumpang berada di dalam MRT Jakarta, di Jakarta, Senin (6/4/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.

tirto.id - Masyarakat diingatkan untuk terus disiplin dan menerapkan protokol kesehatan saat menggunakan transportasi umum, sebab kendaraan umum menjadi 1 dari 3 ruang publik yang berpotensi sebagai kluster baru penyebaran COVID-19, selain kantor dan restoran.

Menurut Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro, kluster baru bisa muncul karena sulitnya menerapkan jaga jarak aman selama di dalam kendaraan umum.

"Salah satu yang paling penting diperhatikan, ketika kita berada di situasi berisiko tinggi seperti ketika kita hendak dan saat menggunakan angkutan umum, perlindungan kesehatan individu juga merupakan tanggung jawab semua pihak termasuk para pengguna moda transportasi baik darat, laut maupun udara," kata Reisa dalam keterangannya di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (1/7/2020).

Dalam Survey Sosial Demografi Dampak COVID-19 yang dilakukan BPS, Reisa menyebutkan banyak masyarakat yang belum patuh melakukan jaga jarak fisik selama di dalam kendaraan umum.

“Baru 38,11% yang telah melakukan jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain, bahkan sebagian mengaku tidak menerapkan jaga jarak fisik,” terangnya.

Untuk itu, ia menekankan kepada calon penumpang kendaraan umum untuk selalu waspada dan senantiasa menerapkan 7 protokol kesehatan saat berada di transportasi umum. Protokol tersebut dirumuskan oleh Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Perhubungan untuk melindungi pergerakan masyarakat agar dapat kembali produktif namun tetap aman dari COVID-19.

Ketujuh protokol tersebut yakni:

1. Pastikan dalam kondisi sehat, jika merasa kurang sehat sebaiknya tetap di rumah.

2. Jika menggunakan transportasi umum, sebaiknya gunakan transportasi umum yang berpenumpang terbatas.

3. Selalu gunakan masker.

4. Jaga kebersihan tangan dengan rutin cuci tangan atau pakai hand sanitizer.

5. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut.

6. Patuhi imbauan untuk menerapkan jaga jarak fisik.

7. Jika kondisi kendaraan padat, penggunaan faceshield dan masker sangat direkomendasikan sebagai perlindungan tambahan.

Reisa menilai keberhasilan memasuki adaptasi kebiasaan baru sangat bergantung pada kedisiplinan dan kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan yang ada. Dia berharap masyarakat tidak lengah, sehingga tidak terjadi penambahan kasus yang semakin tinggi.

Dalam update pemerintah per tanggal 1 Juli, terjadi penambahan kasus positif sebanyak 1.385 orang sehingga totalnya menjadi 57.770 orang. Provinsi dengan penambahan kasus tertinggi yakni DKI Jakarta 217 kasus baru, Jawa Timur 185 kasus baru, Jawa Tengah 173 kasus baru, Maluku Utara 147 kasus baru, Sulawesi Selatan 130 kasus baru.

Sementara itu, kasus yang dinyatakan sembuh bertambah 789 total 25.959, kasus meninggal juga bertambah sebanyak 58 orang total 2.934.

Secara presentase angka kesembuhan nasional mencapai 43,2%. Kendati lebih rendah dari angka global sebanyak 54,23%, namun ketika diturunkan di tingkat Provinsi ada 13 provinsi presentase kesembuhan diatas 70% diantaranya Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Sulawesi Barat.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH