Menuju konten utama

Tips Menyusui yang Aman untuk Ibu dan Bayi di Tengah Bencana Banjir

Cara aman memberikan ASI kepada bayi di tengah bencana banjir.

Tips Menyusui yang Aman untuk Ibu dan Bayi di Tengah Bencana Banjir
Sejumlah orang tua mengikuti Kelas Laktasi dan pentingnya Air Susu Ibu (ASI) di Melinda Hospital, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (10/3). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Indonesia masih termasuk salah satu negara yang pencapaian dan pemenuhan pemberian ASI Ekslusif masih tergolong rendah dengan angka capaian sebesar 54 persen dari target 80 persen. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/pras/18

tirto.id - Pada awal tahun 2020 ini, banjir melanda sejumlah wilayah Jabodetabek karena perubahan cuaca ekstrem. Musibah tersebut pun dapat menimpa siapa saja, termasuk ibu menyusui dan bayinya. Berikut tips aman menyusui di tengah musibah banjir.

Banjir yang melanda di sejumlah wilayah Jabodetabek pada awal tahun 2020 memberi dampak besar bagi masyarakat. Tempat penampungan yang padat menjadikan pengungsi harus tinggal berdesak-desakan. Kadangkala, terjadi kekurangan air bersih, sanitasi yang buruk, hingga kurang tersedianya makanan sehat.

Situasi bencana banjir juga menjadikan bayi berisiko tinggi terkena penyakit. Ibu yang terdampak banjir biasanya mengalami stres, tetapi pemberian ASI kepada bayi tetap harus diperhatikan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia tidak merekomendasikan pemberian pengganti ASI kepada bayi dan anak kecil di situasi bencana karena sangat berisiko. Jikapun tetap ingin memberi pengganti ASI, harus disertai dengan perawatan kesehatan tambahan, air bersih, dan tata laksana diare.

Pemberian ASI sebaiknya tetap jadi asupan utama. Konsumsi ASI dapat menjaga bayi dari penyakit diare dan infeksi saluran pernapasan.

Di dalam ASI, terdapat kalori dan nutrisi yang dibutuhkan bayi selama pertumbuhannya. Apalagi jika tidak tersedia air bersih yang cukup di lokasi banjir dan sanitasi yang buruk, maka pemberian ASI harus jadi prioritas utama bagi bayi.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan ibu menyusui untuk memberikan ASI kepada bayi sebagaimana dilansir dari CDC.

  • Cuci tangan bersih sebelum menyusui bayi. Jika tidak tersedia sabun dan air bersih, gunakann sanitasi tangan dengan dengan kandungan setidaknya 60 persen alkohol
  • Pelajari cara memerah ASI menggunakan tangan. Beberapa ibu terbiasa menggunakan pompa ASI elektrik, padahal di keadaan tertentu saat hujan deras, terkadang daya listrik terganggu atau mati total
  • Jika bayi lapar, tetaplah menyusui di situasi bencana, kecuali di keadaan darurat
  • Jika bayi sakit, tingkatkan frekuensi menyusui dan tetap beri makan selama bayi sakit
  • Ketika bayi sembuh, tetap tingkatkan frekuensi menyusui untuk mempercepat proses pemulihan dan kejar tumbuhnya
  • Selama bencana dan selepas bencana, tetaplah bersama bayi. Pemberian ASI akan lebih mudah jika ibu tidak terpisah jauh dengan bayinya

Jangan lupa membersihkan peralatan makan seperti cangkir, sendok, dan lain sebagainya sebaik mungkin. Pastikan peralatan makan dapat digunakan dengan aman

Untuk tempat susu bayi, cuci dengan air dingin terlebih dahulu, kemudian dengan air hangat bersabun. Pembersihan tempat susu bayi harus segera dilakukan sebelum susu mengeras dan lengket di permukaannya

Tempat susu yang tidak dicuci akan jadi tempat berkembang biak kuman sehingga sulit dibersihkan. Setelah dicuci, simpan tempat susu di lokasi kering yang bersih. Tutup rapat atau gunakan penutup kain bersih untuk persiapan penggunaan selanjutnya.

Dilansir dari IDAI, pembersihan botol dan dot bayi harus disterilisasi terlebih dahulu, baik dengan disinfeksi menggunakan cairan kimia atau direbus dengan uap panas. Selepas itu, bersihkan botol menggunakan sikat botol hingga sampai permukaannya. Pastikan semua sudut botol bersih dan tidak ada kotoran tertinggal.

Botol dan dot yang tidak steril dapat meningkatkan risiko diare dan penyakit lainnya, terutama dalam keadaan banjir yang mana kondisi kebersihan dan sanitasi yang biasanya buruk.

Baca juga artikel terkait BANJIR atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Ibnu Azis