Menuju konten utama

Tips Memilih Pendamping saat Proses Persalinan dan Melahirkan

Tips memilih pendamping saat melahirkan, mulai dari suami, ibu, dan saudara perempuan.

Tips Memilih Pendamping saat Proses Persalinan dan Melahirkan
Ilustrasi suami mendampingi istri saat melahirkan. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Salah satu hal yang direkomendasikan oleh dokter saat konsultasi kehamilan adalah memilih pendamping saat proses melahirkan.

Pendamping tersebut diharuskan seseorang yang akan memberikan ketenangan dan kenyamanan saat proses melahirkan berlangsung.

Selain itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan hal ini sebagai upaya peningkatan kualitas, terlebih terkait dukungan emosional.

Penelitian (2017) menunjukkan, pendamping memiliki peran yang besar selama proses melahirkan. Pasalnya, seorang yang tengah melahirkan membutuhkan dukungan selama persalinan.

Adanya pendampingan selama melahirkan menginterpretasikan penghargaan atas seorang perempuan.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan, selama ini alokasi sumber daya, organisasi perawatan, kendala terkait fasilitas, dan kecenderungan budaya diidentifikasi sebagai hambatan dalam menerapkan pendamping persalinan.

Adanya pendamping persalinan menjadi penting untuk diperhatikan oleh siapa pun terlebih perempuan yang akan melahirkan.

Laman Ibu dan Balita membagikan tips memilih siapa saja yang sebaiknya mendampingi para ibu pada proses persalinan berikut di antaranya:

1. Suami

Tidak sedikit suami yang memilih untuk menunggu proses persalinan selesai di luar ruangan.

Namun, tidak ada salahnya juga untuk menawarkan posisi pendamping persalinan pada suami. Hal ini menjadi salah satu hak istimewa yang dimiliki calon ayah.

Selain berperan mengurus kebutuhan ibu selama di rumah sakit, keuntungan lainnya suami saat persalinan adalah terbentuknya ikatan emosional yang lebih erat antara ayah, ibu, dan si kecil.

Selain itu, ada beberapa peran penting yang dapat suami siapkan sebelum proses persalinan, antara lain:

  • Ikut menghitung usia kehamilan, terutama ketika menginjak trimester ketiga, agar ia tahu kapan kira-kira waktu kontraksi akan tiba. Informasi penting seperti ini, dapat membantunya untuk bertindak lebih sigap.
  • Ibu dan suami dapat mengikuti kelas prenatal untuk mengetahui apa aja yang terjadi selama proses pra kehamilan, kehamilan, hingga setelah melahirkan.

2. Ibu

Ibu menjadi sosok yang yang lebih berpengalaman terkait proses persalinan dan mengurus anak. Orang tua perempuan bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk mendampingi Ibu melahirkan.

Kelebihan ini dapat menjadi dukungan emosional luar biasa saat menjalani proses persalinan.

Lebih lanjut, beliau dapat membantu proses perawatan bayi, terutama jika Ibu terkena baby blues. Apabila memilih didampingi ibu, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan:

  • Jika Ibu tinggal terpisah, pastikan beliau mengetahui di mana letak perlengkapan perawatan bayi yang telah disiapkan di rumah. Sehingga, beliau bisa membantu ayah untuk memeriksa kembali kebutuhan ibu yang perlu dibawa ke rumah sakit.
  • Berikan segala informasi tentang hasil konsultasi kehamilan selama ini, agar beliau tidak panik jika terjadi sesuatu dalam ruang persalinan, dan dapat mengantisipasinya dengan baik. Informasi seputar kehamilan yang memadai juga dapat membantu beliau menenangkan Ibu saat proses persalinan.

3. Saudara atau sahabat perempuan

Saudara atau sahabat perempuan juga dapat dipertimbangkan menjadi pendamping saat melahirkan. Sebagai sesama perempuan, empati yang tinggi membuat ibu dan ia kompak sehingga merasa lebih nyaman.

Selain membantu menghubungi kerabat dan mengambilkan barang-barang selama ibu terbaring di ranjang rumah sakit, ada beberapa peran penting lain yang dapat ia lakukan:

  • Selama masa kontraksi, ia dapat membantu mengalihkan rasa sakit dengan cara mengobrol, memberi semangat, atau menceritakan hal lucu.
  • Apabila ibu mengikuti kelas prenatal, berikan informasi seputar kelas tersebut padanya. Ibu dan ia dapat mengingat bersama-sama hasil mengikuti kelas prenatal.
  • Jika perlu, ibu dapat meminta pertolongannya untuk mendokumentasikan momen-momen menjelang persalinan.

Mengapa pendampingan persalinan penting?

Wanita secara konsisten sangat menghargai dan mendapat manfaat dari kehadiran seseorang yang mereka percaya selama proses persalinan. Pendampingan akan memberikan dukungan emosional, psikologis, praktis, dan saran.

Orang yang hadir dalam proses persalinan tersebut dapat memberikan keyakinan dan pujian, dan membantu memperoleh kenyamanan fisik seperti pijatan, menghibur, mandi air hangat, dan sebagainya.

Selain itu, pendamping akan membantu menyampaikan keperluan ibu melahirkan kepada petugas kesehatan.

Ada bukti bahwa dukungan terus menerus selama persalinan meningkatkan hasil persalinan, termasuk meningkatkan proses fisiologis persalinan.

Dilansir dari publikasi WHO, penelitian menunjukkan bahwa dukungan memiliki manfaat yang bermakna secara klinis, termasuk persalinan lebih pendek dengan peningkatan angka spontan kelahiran vagina, penurunan penggunaan obat pereda nyeri saat melahirkan dan operasi Caesar.

Selain itu, dukungan juga meningkatkan kepuasan dengan pengalaman melahirkannya.

Perempuan yang mendapatkan dukungan dengan cara ini telah melaporkan lebih sedikit rasa takut dan kesulitan selama persalinan, yang juga tampak bertindak sebagai penyangga terhadap aspek-aspek medis yang merugikan intervensi.

Infografik SC Pendamping Persalinan

Infografik SC Pendamping Persalinan. tirto.id/Fuad

Berdasarkan hal ini, pendamping pilihan direkomendasikan selama persalinan.

Adanya pendamping persalinan bagi wanita harus didasarkan pada pedoman dari WHO, berikut ulasannya:

Pertama, semua wanita memiliki hak dasar untuk memutuskan secara bebas apakah akan memiliki pendamping persalinan dan siapa yang harus dipilih, dan mereka harus disediakan dengan informasi, pendidikan dan sarana untuk membuat dan menerapkan pilihan ini.

Kedua, hak asasi manusia pada perempuan, anak perempuan dan anak-anak, harus dihormati, dilindungi dan dipenuhi sesuai dengan internasional norma dan standar hak asasi manusia. Hal ini termasuk hak atas standar kesehatan tertinggi yang dapat dicapai.

Ketiga, partisipasi masyarakat. Pendekatan harus digunakan untuk menilai kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan perempuan dan anak perempuan, untuk memastikan kepemilikan komunitas dan keterlibatan dalam pengembangan dan implementasi solusi berkelanjutan.

Keempat, daya tanggap sistem kesehatan yang perlu diatur dan dikelola sehingga mereka memfasilitasi rasa hormat, perlindungan dan pemenuhan seksual dan reproduksi wanita kesehatan dan hak.

Misalnya, harus ada ketentuan untuk privasi dan kerahasiaan, dan menghormati pengambilan keputusan perempuan tentang apakah untuk memiliki pendamping persalinan dan siapa yang dipilih.

Semua terlibat dalam proses pemberian perawatan juga perlu memahami yang sesuai kewajiban dan standar perilaku yang relevan.

Baca juga artikel terkait PERSALINAN atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Dhita Koesno