Menuju konten utama

Tips Memaksimalkan Terapi dan Konseling Online saat Pandemi Corona

Ada sejumlah cara untuk memaksimalkan proses terapi dan konseling yang dilakukan secara online.

Tips Memaksimalkan Terapi dan Konseling Online saat Pandemi Corona
Ilustrasi Video Call. foto/istockphoto

tirto.id - Di tengah pandemi virus corona (COVID-19), banyak kegiatan mengalami perubahan. Masyarakat sangat dianjurkan memanfaatkan fasilitas yang mendukung kegiatan tanpa bertemu langsung dan kontak fisik.

Misalnya, melakukan pembelajaran jarak jauh atau remote learning. Para pekerja pun diminta agar bekerja dari rumah atau work from home (WFH) dengan memakai bantuan internet.

Tidak terkecuali psikolog dan konselor yang selama ini memiliki ruang praktik sendiri. Sesi terapi yang biasanya dilakukan tatap muka kini sebaiknya beralih secara daring, baik itu menggunakan pesan chat, mengirimkan audio, atau komunikasi via kamera web.

Tentu saja terapi online tidak bebas dari kekurangan. dilansir dari Psychology Today, ketiadaan observasi langsung, nihilnya bahasa tubuh, reduksi intonasi suara, dan lain sebagainya menjadikan banyak orang skeptis dengan efektivitas terapi konseling secara daring.

Namun, mengingat physical distancing atau menjaga jarak fisik, sangat penting untuk mencegah penularan virus corona, banyak klien harus membiasakan diri melakukan sesi terapi daring dengan psikolog, terapis atau konselornya.

Apalagi, penelitian yang dipublikasikan di Journal of Affective Disorders pada 2014 menunjukkan bahwa terapi daring tidak berbeda jauh hasilnya dari terapi tatap muka. Hasil riset ini membantah skeptisisme banyak orang yang mempertanyakan efektivitas terapi daring.

Selain itu, sebagaimana dilansir Healthline, Anda juga dapat melakukan beberapa langkah berikut untuk memaksimalkan terapi daring.

1. Sediakan tempat dan ruang yang nyaman untuk terapi

Salah satu keunggulan terapi daring adalah Anda bisa melakukannya kapan pun dan di mana pun selagi masih tersedia internet. Namun, hindari distraksi yang dapat mengganggu konsentrasi Anda.

Jika berada di rumah atau bersama rekan sekamar, Anda sebaiknya meminta mereka mengenakan pelantang telinga atau headphone. Anda juga bisa meminta mereka keluar ruangan selama sesi terapi dilakukan.

2. Bersiap untuk merasa tidak nyaman

Secanggih apa pun teknologi yang digunakan, tentu terapi secara daring berbeda dengan terapi tatap muka. Karenanya, bersiaplah untuk merasa tidak nyaman jika komunikasi tidak berjalan dengan baik.

Beberapa orang akan berpikir bahwa rasa kaku dan ketidaknyaman tersebut merupakan tanda bahwa terapi daring tidak cocok untuknya. Namun, jika Anda dapat beradaptasi dan berkomunikasi terbuka dengan terapis, proses terapi akan berjalan dengan lancar.

3. Fleksibel dengan format terapi Anda

Beberapa terapi daring menggunakan kombinasi pesan, audio, video, hingga kamera web. Lebih baik bersikaplah dengan fleksibel, jangan kaku hanya dengan satu format saja.

4. Manfaatkan fleksibilitas terapi daring yang tersedia

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan melalui terapi daring yang tak mungkin terjadi jika terapi dilakukan secara tatap muka. Misalnya, Anda dapat bersantai selagi berkomunikasi dengan terapis melalui kamera web, sekaligus membawa binatang peliharaan Anda.

Oleh karena terapi online dapat diakses melalui banyak jenis cara, ada sejumlah hal unik yang bisa dilakukan bersamaan dengan proses terapi. Dengan fleksibilitas dan sentuhan kreativitas, Anda dapat menjadikan terapi daring terasa lebih nyaman dan menarik.

Selain itu, Anda juga bisa mengirimkan artikel mengenai keadaan yang Anda alami dan kemudian mendiskusikan hal itu bersama dengan terapis Anda.

5. Biasakan pakai emotikon untuk menggambarkan emosi yang Anda rasakan

Jika sesi terapi dilakukan secara tatap muka, Anda dapat menyampaikan isi pikiran dan perasaan melalui bahasa tubuh serta menyampaikan maksud secara implisit.

Akan tetapi, di terapi daring, ketiadaan bahasa tubuh dapat melahirkan kesalahpahaman. Penting bagi Anda membiasakan diri menyatakan perasaan menggunakan bantuan emotikon yang dapat mengekspresikan emosi yang dirasakan.

6. Jangan sungkan memberikan kritik atau penilaian kepada terapis Anda

Tidak semua terapis terbiasa menggunakan teknologi komunikasi jarak jauh untuk memberikan terapi kepada kliennya. Apalagi, terapi daring tergolong baru dan hanya sedikit terapis yang benar-benar ahli menggunakannya.

Oleh sebab itu, jika Anda merasa tidak nyaman, terbukalah untuk memberikan penilaian kepada terapis. Tanggapan tersebut bisa jadi akan membuat sesi terapi berikutnya kian lancar dan efektif dilakukan.

Baca juga artikel terkait PANDEMI CORONA atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom