Menuju konten utama

Tips Jalin Relasi dengan Pasangan Borderline Personality Disorder

borderline personality disorder adalah gangguan mental yang memengaruhi cara penderinya berpikir dan merasakan tentang diri sendiri dan orang lain.

Tips Jalin Relasi dengan Pasangan Borderline Personality Disorder
Berelasi dengan pasangan yang mengalami borderline personality disorder FOTO/iStock

tirto.id - Memiliki pasangan dengan gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder (BPD) kerap dianggap bukan hal yang mudah untuk dilakukan.

Namun, bukan berarti tidak bisa menjalin hubungan sama sekali. Faktanya, dalam kondisi stabil orang dengan BPD seringkali merupakan individu yang baik hati dan penuh perhatian.

Disaat yang bersamaan, penderita BPD memiliki kecemasan luar biasa terhadap penolakan dan pengabaian. Sehingga jika Anda memiliki pasangan yang mengalami BPD harus siap dengan semua hal tersebut.

Anda sebaiknya juga perlu memperhatikan berbagai hal yang berkaitan dengan BPD agar hubungan dapat terjalin dengan baik, di antaranya.

Bersiap dengan hubungan yang tidak stabil

Melansir laman Mayo Clinic gangguan kepribadian ambang atau BPD adalah gangguan kesehatan mental yang memengaruhi cara penderinya berpikir dan merasakan tentang diri sendiri dan orang lain.

Gangguan ini seringkali menyebabkan masalah pada pengelolaan emosi dan perilaku, dan pola hubungan penderita.

Jika Anda berelasi dengan seorang penderita BPD maka harus siap dengan fluktuasi emosi penderita. Dalam banyak kasus, orang dengan BPD sangat takut ditinggalkan dan diabaikan oleh pasanganya. Orang dengan BPD kerap menafsirkan peristiwa-peristiwa kecil sebagai tanda bahwa pasangan akan meninggalkan mereka. Perasaan ini bisa dalam bentuk nyata atau hanya imajiner.

Ketika penderita BPD masuk dalam kondisi ini, ia merasa marah dan terluka, bahkan bisa menjadi obsesif. Emosi ini dapat menyebabkan orang dengan BPD bereaksi berlebihan dan melakukan upaya panik untuk menghindari ketakutannya. Peralihan emosional ini bisa jadi sulit untuk ditangani. Bahkan perilaku impulsif orang dengan BPD dapat membahayakan dirinya sendiri atau pasangannya juga.

Menciptakan lingkungan yang baik untuk pasangan

Pastikan untuk menciptakan lingkungan yang ramah untuk pasangan dengan BPD. Pastikan pula semua orang terdekat tahu apa yang harus dilakukan dan dihindari saat orang dengan BPD berada dalam situasi krisis.

Contohnya, tidak menghela nafas atau menunjukkan sikap kewalahan saat penderita mengalami masa krisis. Jangan pula terlalu memuji kondisi mentalnya saat penderita sedang dalam kondisi stabil.

Dikutip dari Psycom, semakin orang dengan BPD tidak merasa kondisi mentalnya menjadi perhatian, semakin besar kesempatan mereka untuk mengeksplorasi aspek lain dari diri mereka sendiri.

Lingkungan yang baik adalah lingkungan saat orang dengan BPD bisa memiliki kesempatan untuk berbicara tentang minat dan pemikiran mereka. Meluangkan waktu untuk quality time juga menjadi hal penting, seperti merencanakan makan malam bersama keluarga setiap beberapa kali seminggu.

Selalu siaga untuk situasi serius

Saat kondisi krisis, orang dengan BPD bisa saja melakukan tindakan-tindakan membahayakan dirinya sendiri atau orang lain. Tindakan-tindakan tersebut dilakukan untuk mewakili ketidakmampuannya dalam mengekspresikan emosi secara verbal.

Kondisi krisisnya dapat ditandai dengan adanya bekas menyakiti diri di tubuh, seperti goresan kuku atau benda tajam, tidak memiliki nafsu makan, mencukur atau mewarnai rambut, hingga mengisolasi diri dari orang lain. Situasi terburuk orang dengan BPD melakukan bunuh diri.

Sehingga, mengenali tanda-tanda awal dapat membantu mencegah krisis emosional menjadi lebih serius atau membutuhkan perhatian medis atau psikiatri. Dalam situasi tersebut, mungkin Anda dapat menjadi pelindung bagi orang dengan BPD. Tanyakan tentang emosinya, perhatikan apa yang ia mau. Kenali situasinya apakah membutuhkan bantuan medis atau tidak.

Pastikan untuk selalu menyimpan kontak nomor-nomor penting, seperti nomor rumah sakit terdekat, nomor orang tua, atau nomor psikiater yang dekat dengan penderita. Atau bisa juga hubungi hotline darurat Indonesia, di 112.

Rawat diri sendiri

Sebagai seorang manusia wajar merasa lelah dengan kondisi pasangan yang begitu tidak stabil. Maka, pastikan untuk mendapat dukungan emosional dari orang-orang terdekat, mengingat pasangan dengan BPD mungkin tidak dapat memberikan empati dan kesadaran diri yang diperlukan.

Jika memerlukan orang lain untuk berbicara tentang pengalaman hidup dengan seseorang yang menderita penyakit mental, bergabunglah dengan support group. Konsultasikan kondisi pasangan atau hubungan dengan konselor yang dipercaya. Sisihkan waktu untuk dihabiskan bersama teman dan lakukan hobi.

Dilansir dari National Alliance of Mental Illness (NAMI) dalam kondisi kewalahan, tanamkan dalam diri bahwa setiap situasi krisis yang dihadapi bukan salah siapapun. Sama seperti penyakit fisik seperti kanker dan jantung, penyakit mental memiliki gejala-gejala yang tidak dapat dikontrol oleh penderitanya.

Baca juga artikel terkait HUBUNGAN CINTA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari