Menuju konten utama

Tips dan Cara Memulai Usaha yang Ramah Lingkungan

Saat ini, ada banyak orang yang menggandrungi berwirausaha dengan semangat ramah lingkungan. Berikut tips dan caranya. 

Tips dan Cara Memulai Usaha yang Ramah Lingkungan
Perajin menyelesaikan pembuatan pot tanaman anggrek berbahan baku sabut kelapa di Desa Jeruk, Kediri, Jawa Timur, Senin (16/9/2019). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/pras.

tirto.id - Berwirausaha menjadi salah satu alternatif lahan untuk mencari uang. Terlebih di masa pandemi ini, banyak pekerjaan tidak membuka lowongan pekerjaan. Bahkan, tidak dimungkiri, banyak perusahaan yang memutuskan hubungan kerja atau PHK karyawan-karyawannya. Hal ini menyebabkan berwirausaha menjadi pilihan untuk tetap mendapatkan penghasilan secara rutin.

Di sisi lain, ada banyak juga orang yang menggandrungi berwirausaha dengan semangat ramah lingkungan. Pasalnya, banyak orang menilai kondisi lingkungan saat ini kian memburuk dengan berbagai limbah, mulai dari plastik, pakaian, atau barang bekas lain.

Badan Usaha Milik Desa Pasekbali di Kabupaten Klungkung, Bali, menjadi salah satu usaha pengolahan limbah. Seperti dilansir Antara, BumDes tersebut menerima sekitar dua truk sampah yang terdiri aras sampah organik dan anorganik atau sampah plastik hasil limbah rumah tangga. Ketua BumDes I Made Mustika mengoordinasi 14 orang pekerja yang dibagi tugas dalam dua giliran kerja untuk mengolah sampah.

Belum lama ini, BumDes tersebut memperoleh bantuan berupa dua unit mesin Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang dapat membantu mengelola limbah plastik menjadi barang yang bernilai rupiah. Limbah plastik dapat diubah menjadi pelet yang dapat dimanfaatkan sebagai gasifier atau bahan bakar mesin pembangkit listrik, serta energi alternatif untuk kebutuhan rumah tangga dalam bentuk briket.

Nah, bagi Anda yang tertarik untuk melakukan bisnis yang ramah lingkungan, dapat mengikuti tips berikut dilansir dari DBS Indonesia, sebuah layanan perbankan untuk koperasi, UKM dan aktivitas perbankan konsumen.

1. Memanfaatkan limbah

Bisnis ramah lingkungan dapat berbasis pengolahan limbah yang lekat dengan istilah Reduce, Reuse, dan Recycle. Dengan mengurangi, memanfaatkan ulang, dan mengolah kembali sampah, Anda telah ikut melakukan aksi ramah lingkungan yang nyata.

Berbagai limbah yang terbuat dari plastik, kertas, logam, hingga kain-kain bekas dapat dimanfaatkan menjadi bahan bernilai guna untuk dijual kembali. Semua bergantung pada kreativitas dan motivasi Anda dalam melakukan bisnis yang ramah lingkungan.

Beberapa contoh bisnis yang telah lama hadir adalah jam tangan merek lokal yang terbuat dari bahan dasar limbah kayu, lukisan dari cangkang telur, atau limbah kaca yang dapat diolah kembali menjadi desain interior rumah.

2. Mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan

Energi terbarukan merupakan energi yang bersumber dari alam, dan secara berkelanjutan dapat terus diproduksi tanpa harus menunggu jutaan tahun seperti fosil atau batu bara. Contoh energi terbarukan adalah biofuel, biomassa, panas bumi, air, angin, matahari, dan gelombang laut, demikian dikutip dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung.

Dengan memanfaatkan energi terbarukan ini, Anda telah berkontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan. Pasalnya, munculnya energi terbarukan tersebut merupakan antitesa dari pengembangan dan penggunaan energi berbahan fosil dan nuklir.

3. Membangun tempat usaha yang ramah lingkungan

Memiliki usaha ramah lingkungan, sebaiknya diimbangi dengan kepemilikan tempat usaha yang juga ramah lingkungan. Tempat usaha ramah lingkungan tersebut dapat dilihat dari tidak adanya material kimiawi yang digunakan.

Tak lupa, tanam pohon atau tanaman hias di lingkungan usaha untuk menambahkan oksigen. Anda dapat juga memperbanyak ventilasi udara agar udara bersih dan cahaya matahari mudah masuk.

Di sisi lain, Pegadaian menyarankan Anda untuk melakukan promosi melalui media online untuk usaha ramah lingkungan. Apabila Anda memilih untuk mencetak brosur untuk promosi, Anda justru dapat berkontribusi pada pencemaran lingkungan. Pasalnya, kertas-kertas atau material promosi offline yang Anda gunakan dapat menjadi sampah. Selain itu, ada baiknya mengganti kantong plastik dengan tas belanja.

Baca juga artikel terkait RAMAH LINGKUNGAN atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Alexander Haryanto