Menuju konten utama
Pembelajaran Tatap Muka (PTM)

Tips Aman Sekolah Tatap Muka Saat Pandemi Menurut Dokter Anak

Sebelum mengizinkan anak untuk sekolah tatap muka, orang tua harus memberikan informasi dan pemahaman soal COVID-19 kepada anaknya.

Tips Aman Sekolah Tatap Muka Saat Pandemi Menurut Dokter Anak
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Anyelir 1, Depok, Jawa Barat, Selasa (28/9/2021).. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.

tirto.id - Beberapa wilayah di Indonesia, yang masuk dalam zona Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1 sampai 3 telah mengizinkan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah.

Kegiatan PTM juga telah dilakukan di beberapa daerah seperti Jogja hingga Jakarta mulai awal minggu ini. Namun, sebelum mengizinkan anak untuk mengikuti PTM, ada baiknya orang tua memperhatikan dan mempersiapkan beberapa hal terlebih dahulu.

Dokter Spesialis Anak Natasya Ayu Andamari, mengatakan, beberapa hal yang harus dipersiapkan orang tua sebelum mengizinkan anaknya sekolah tatap muka di antaranya adalah memberikan informasi dan pemahaman soal COVID-19 kepada anaknya.

Tips untuk orang tua sebelum anak PTM menurut dokter spesialis anak

Berikut berapa hal lain yang dapat disiapkan orang tua sebelum melepas anak untuk sekolah tatap muka menurut dokter Natasya.

1. Bekali anak mengenai pemahaman dan pengetahuan tentang COVID-19

“Sebelum anak pergi ke sekolah, orang tua bisa memberi briefing terlebih dulu supaya mereka benar-benar paham. Kalau anak sudah paham mengenai COVID-19 dan harapannya anak sudah bisa menjaga diri, silakan dibawa atau masuk ke sekolah lagi,” kata Natasya seperti dilansir Antara.

Natasya mengatakan orang tua perlu menjelaskan kepada anak mengenai keadaan saat ini serta aturan pembelajaran tatap muka yang harus dipatuhi. Orangtua sebaiknya menanyakan pendapat anak saat akan menentukan pilihan antara mengikuti pembelajaran tatap muka atau tetap mengikuti sekolah daring.

2. Siapkan bekal makanan untuk anak

Orang tua perlu menyiapkan bekal makanan secukupnya sebelum anak pergi ke sekolah mengingat mereka tidak bisa makan dengan bebas dan sembarangan serta pembatasan waktu makan atau istirahat yang diberlakukan di sekolah.

“Harus benar-benar disiapkan dan disesuaikan kira-kira bekal makanan yang cocok untuk anak pada masa pandemi seperti saat ini, mungkin orang tua bisa bikin bekal makanan yang simpel saja,” tutur dokter spesialis anak yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta itu.

3. Siapkan masker tambahan untuk anak

“Mungkin saat mereka bermain dan berlari-lari maskernya suka lepas atau tertinggal dan lupa. Orangtua bisa menyiapkan masker tambahan buat mereka untuk ganti di sekolah,” kata Nastasya.

Sebagian sekolah menerapkan kebijakan PTM dengan durasi waktu 2 sampai 3 jam saja, namun ada sebagian sekolah lagi yang menerapkan waktu PTM lebih lama sehingga masker tidak akan efektif mencegah virus COVID-19 apabila dikenakan secara terus-menerus.

“Apalagi anak-anak lebih banyak aktivitas bermain, jadi lebih cepat kotor. Maka siapkanlah masker untuk mereka ganti di sekolah,” ujarnya.

4. Siapkan kondisi fisik maupun mental anak

“Terakhir, persiapkanlah anak secara fisik maupun mental sehingga nanti mereka bisa mengikuti pelajaran sekolah dengan baik dan semaksimal mungkin meski dalam waktu yang singkat,” tutur Nastasya.

Terkait kesehatan fisik, ia juga menekankan agar orangtua selalu memastikan dan menjaga imunitas anak di masa pandemi dengan memberikan komposisi makanan yang bernutrisi dan jika diperlukan dapat memberikan suplementasi vitamin, seperti vitamin D dan C.

“Jika anak sudah cukup makan buah dan sayur serta komposisi makanannya sudah seimbang, suplemen vitamin C tidak diberikan pun tidak apa-apa, mungkin bisa ditambahkan vitamin D saja,” ujarnya.

Pada saat ini, vaksin COVID-19 baru tersedia untuk kelompok usia lebih dari 12 tahun sementara kelompok usia 6 sampai 11 tahun belum tersedia. Meski demikian, Nastasya mengingatkan orang tua tetap perlu memastikan kelengkapan imunisasi-imunisasi lainnya.

Untuk kesehatan mental, Nastasya mengatakan “happy hormon” yang dimiliki manusia dapat merangsang imunitas tubuh sehingga menjadi penting untuk menjaga kestabilan emosi dan melakukan me time untuk melepas stres, terutama untuk para orangtua yang mengasuh anak setiap saat dan emosi tersebut dapat mempengaruhi kondisi mental anak.

“Maka penting sekali untuk mengecek gelas emosi. Kalau saya mengibaratkan setiap orang punya gelas emosi yang perlu diisi agar dia tetap stabil, jangan sampai dia terlalu penuh atau jangan sampai dia kosong karena itu akan mengakibatkan emosi kita jadi berantakan,” pungkas Natasya.

Selain beberapa tips yang diberikan oleh dokter spesialis anak, Satgas COVID-19 juga mengeluarkan buku Panduan Orang Tua dalam Menghadapi Pembelajaran Tatap Muka (2021).

Berikut poin dan isi panduan untuk orang tua dalam menghadapi PTM menurut buku tersebut.

Panduan orang tua dalam menghadapi PTM menurut Satgas COVID-19

Menurut buku Panduan Orang Tua dalam Menghadapi Pembelajaran Tatap Muka (2021) yang diterbitkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, ada langkah-langkah berupa dukungan psikologis awal yang bisa dilakukan oleh orang tua sebelum anak menjalani pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah, yaitu:

1. Lihat dan amati kondisi anak, kebutuhan dan kemampuan anak mengikuti protokol kesehatan serta memperkirakan kemampuan beradaptasi anak pada kegiatan belajar mengajar yang baru

2. Beri rasa aman kepada anak ketika menyampaikan bahwa anak harus menerapkan protokol kesehatan penuh selama di sekolah. Selain itu, dukungan rasa aman perlu diberikan ketika menghadapi hal-hal yang tidak sesuai harapan.

3. Mendengarkan cerita anak atau berdiskusi, agar anak dapat menyampaikan kekhawatirannya, kecemasannya, keinginannya, dan harapannya

4. Membiasakan anak untuk menerapkan protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun) untuk melindungi bahaya.

Orang tua wajib memberi tahu anak bahwa dengan mematuhi protokol kesehatan dapat melindungi dirinya dan orang lain dari bahaya COVID-19.

Apabila orang tua dan anak mengalami kecemasan yang mengganggu keseharian, keluarga dapat menghubungi ahli yang dapat membantu, seperti dokter untuk kesehatan fisik dan psikolog terkait kesehatan mental atau hubungi 119 ext 8.

5. Mengajarkan berpikir positif dengan menanamkan harapan-harapan nyata bahwa kondisi akan membaik dengan pola kebiasaan baru.

Perlengkapan anak yang perlu disiapkan sebelum mengikuti PTM

Sebelum anak-anak mengikuti Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah, pastikan orang tua menyiapkan perlengkapan pendukung untuk melindungi anak dari penularan COVID-19.

Seperti dikutip dari buku Panduan Orang Tua dalam Menghadapi Pembelajaran Tatap Muka (2021) yang disusun oleh Satgas Penanganan COVID-19, beberapa perlengkapan yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut:

  • Masker untuk dipakai anak dari rumah.
  • Siapkan pula masker cadangan dalam jumlah yang cukup serta pembungkus untuk masker kotor.
  • Hand sanitizer dan tisu basah untuk membersihkan tangan setiap saat, selain bisa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir di sekolah.
  • Bekal makanan dan minuman yang bernutrisi dari rumah.
  • Vitamin dan obat- obat untuk meningkatkan imunitas.
  • Peralatan makan dan minum sendiri.
  • Perlengkapan ibadah pribadi untuk anak.
  • Perlengkapan alat tulis menulis yang diperlukan dan jangan bertukar alat tulis dengan orang lain.

Yang perlu dipastikan sebelum anak berangkat sekolah

  • Pastikan anak sudah makan pagi atau sarapan dengan konsumsi gizi seimbang.
  • Pastikan anak dalam kondisi sehat dan tidak memiliki gejala seperti suhu di atas 37,3 derajat celcius, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas.
  • Pastikan anak memakai masker kain 3 (tiga) lapis atau masker medis sesuai standar.
Jangan lupa selalu terapkan 5M yaitu memakai masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Baca juga artikel terkait SEKOLAH TATAP MUKA atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Iswara N Raditya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Nur Hidayah Perwitasari