Menuju konten utama

Tim Thomas Indonesia Kalah, Rudy Hartono: Pemain Kita Tegang

Rudy Hartono menilai faktor ketegangan yang dialami para pemain tunggal muda Indonesia sebagai faktor utama penyebab kekalahan dari Denmark di final Piala Thomas 2016. Menurut Legenda hidup bulutangkis Indonesia dan dunia ini, para pemain muda seperti Tommy Sugiarto, Ihsan Maulana, dan Anthony Ginting, belum terbiasa menghadapi final di turnamen penting.

Tim Thomas Indonesia Kalah, Rudy Hartono: Pemain Kita Tegang
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Tommy Sugiarto, mengepel lapangan menggunakan handuknya saat melawan pebulutangkis Denmark, Viktor Axelsen, pada pertandingan final Piala Thomas 2016 di Kunshan Sport Center Gymnasium, Cina, Minggu (22/5/2016). Tommy kalah dengan skor 17-21, 18-21. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo.

tirto.id - Legenda hidup bulutangkis nasional dan dunia, Rudy Hartono, menilai faktor ketegangan yang dialami para pemain tunggal muda Indonesia sebagai faktor utama penyebab kekalahan dari Denmark di final Piala Thomas 2016 yang digelar di Cina beberapa waktu lalu. Menurutnya, para pebulutangkis muda seperti Tommy Sugiarto, Ihsan Maulana, dan Anthony Ginting, belum terbiasa menghadapi final di turnamen penting.

“Memang sudah saya prediksi kok. Jangan kaget kalau kalah. Pertama, pemain kita tegang. Terlihat sekali dari cara mereka bermain. Ini berakibat karena tekanan masuk final, sebenarnya biasa beban mental. Belum siap, karena pemain muda, mungkin baru pertama kali masuk final, kaget,” ujar Rudy Hartono, Minggu (22/5/2016) malam.

Rudy menyoroti ketiga pemain tunggal Indonesia yaitu Ihsan Mustofa, Anthony Ginting, dan Tommy Sugiarto yang dinilai kurang percaya diri dalam menghadapi lawan-lawannya dan berakhir pada kekalahan yang merugikan tim. “Maksudnya tidak memberikan perlawanan itu tidak sampai rubber set, pokoknya (semestinya) pertandingan berlangsung ketat,” imbuhnya.

“Dari segi teknik permainan, masih kalah. Ketinggalan terus pemain muda kita. Tommy Sugiarto juga demikian. Ada kesempatan tetapi ada masalah, katakanlah terpeleset, walaupun dia sudah leading, tiga poin berhasil dia ambil. Kalau rubber set bisa berbeda. Untuk Ihsan, beban mentalnya terlihat sekali. Karena kalah tunggal pertama, ikut-ikutan kalah tunggal kedua. Tunggal kedua kalah, ikut-ikutan tunggal ketiga.” papar Rudy.

Namun, juara All England 8 kali ini memaklumi bahwa para pemain muda Indonesia belum terbiasa dibebani kemenangan di final sebuah turnamen penting. “Hampir dialami semua pemain. Dia masih muda, belum senior, artinya belum mengecap pengalaman bertemu lawan-lawan yang top. Mungkin menunggu dua hingga tiga tahun lah, sehingga mereka bisa lebih matang,” pungkasnya. (ANT)

Baca juga artikel terkait PIALA THOMAS UBER 2016

tirto.id - Olahraga
Sumber: Antara
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Iswara N Raditya