Menuju konten utama

Tim Kampanye Jokowi Tak Terganggu Ijtima Ulama II

Tim Kampanye Jokowi mengatakan Ijtima Ulama II harus dihormati karena merupakan manifestasi hak warga negara berkumpul dan berekspresi.

Tim Kampanye Jokowi Tak Terganggu Ijtima Ulama II
Arsul Sani. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengaku tak terganggu dengan rencana digelarnya Ijtima Ulama II, Minggu (16/9/2018).

Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani berkata Ijtima Ulama II harus dihormati karena merupakan manifestasi hak warga negara berkumpul dan berekspresi. Ia menganggap wajar ulama yang berkumpul dan menyampaikan dukungan untuk kandidat tertentu di pemilu.

"Toh kalau kita bicara ulama kan tidak dengan arti tunggal. Bahwa ada sekelompok ulama berkumpul dan memberi dukungan ke paslon tertentu ya boleh saja," ujar Arsul di Posko Pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Jakarta, Jumat (14/9/2018).

Ijtima Ulama II rencananya membawa semangat pergantian presiden di pemilu 2019. Kegiatan itu direncanakan berlangsung satu hari penuh dan mengundang 1000 ulama serta tokoh nasional.

Bakal capres-cawapres Prabowo-Sandiaga juga disebut akan hadir bersama sekjen partai koalisinya di acara ini. Ijtima Ulama II akan membahas sejauh mana peran para ulama memenangkan Prabowo-Sandiaga.

Arsul menjamin dukungan sejumlah ulama untuk Jokowi-Ma'ruf tetap ada meski Ijtima Ulama II digelar. Ia juga memastikan tetap mengalirnya dukungan dari Nahdatul Ulama (NU) ke Jokowi-Ma'ruf di pemilu.

"Kalau misal NU, dari namanya saja sudah kebangkitan para ulama, kan jumlah ulamanya sudah lebih besar. Dukungannya, karena ini pimpinannya alim ulama, pasti jauh lebih mengerucut pada pasangan Jokowi-Ma'ruf," tutur Arsul.

Ijtima Ulama sempat digelar pada 27-29 Juli 2018. Saat itu, hasil Ijtima menyatakan dukungan terhadap Prabowo di pemilu 2019. Ijtima Ulama kala itu juga merekomendasikan Prabowo mengusung bakal cawapres dari kalangan ulama.

Forum itu juga menyatakan mandat kepada Dewan Pembina GNPF Ulama Rizieq Shihab untuk mengambil keputusan atas dinamika yang berkembang dalam proses Pilpres 2019.

Ada dua nama bakal cawapres pendamping Prabowo yang dimunculkan saat itu, yakni Salim Segaf Al-Jufri dan Abdul Somad Batubara. Pada akhirnya, kedua nama itu tidak dipilih Prabowo menjadi pendamping di pemilu 2019.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yantina Debora