Menuju konten utama

Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Minta Maaf Kepada SBY

Direktur Program TKN Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima meminta maaf pada Ketum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono terkait tindakan provokasi yang dilakukan oleh sejumlah relawan Jokowi.

Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Minta Maaf Kepada SBY
Aria Bima. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

tirto.id - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin meminta maaf kepada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Permohonan maaf disampaikan setelah SBY pergi meninggalkan deklarasi kampanye damai pemilu 2019, sebelum rangkaian acara selesai. Direktur Program TKN Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima menyebut tak ada sedikitpun niat timnya mengganggu SBY saat parade berlangsung.

"Kalau itu terjadi dan membuat Pak SBY tidak berkenan, kami mohon maaf. Karena tidak ada sesuatu hal yang kami inginkan dan kami sangat menghormati Pak SBY, yang tidak hanya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tapi juga sebagai presiden keenam," ujar Bima di Posko Pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Jakarta, Minggu (23/9/2018).

SBY pergi sebelum acara deklarasi kampanye damai selesai lantaran banyak pelanggaran ihwal atribut parpol dan pendukung kandidat pilpres saat parade berlangsung. Ia terutama kesal dengan tindakan pendukung atau relawan Jokowi-Ma'ruf.

Wakil Sekjen Demokrat Andi Arief menyebut, SBY marah lantaran merasa diprovokasi oleh relawan Jokowi saat kendaraan yang ditumpanginya melewati massa Projo. Massa Projo berada di luar kawasan Monas namun dekat dengan barisan parade peserta pemilu 2019.

"Projo memprovokasi pilpres damai menjadi pilpres anarkis. Waktu mobil karnaval pak SBY lewat, relawan projo teriak2 bang dukung Jokowi dan merangsek mendekat ke rombongan SBY. Sudah keterlaluan," kata Andi Arief di twitter pribadinya.

Menurut Bima, keberadaan relawan Jokowi di area sekitar acara parade sudah diketahui timnya. Para relawan memang sengaja diarahkan TKN untuk menunggu di luar Monas karena dilarang masuk kawasan deklarasi kampanye damai.

"Itu sudah menjadi wilayah umum, tidak bisa lagi kita melakukan pelarangan buat para timses. Saya yakin betul tak ada atribut dari TKN dalam bentuk bendera dan yel-yel dan sebagainya yang dilarang," ujar Bima.

Politikus PDI Perjuangan itu juga menjelaskan, pendukung Jokowi yang ikut parade baru mengenakan atribut bertuliskan "Jokowi-Amin Indonesia Maju 01" setelah keluar area deklarasi kampanye damai. Selama di dalam area deklarasi, Bima menyebut tak ada pelanggaran yang dilakukan pendukung Jokowi-Ma'ruf.

"Kalau untuk kaos kami semalam mendapat informasi dari KPU sekitar jam setengah 2, itu diperbolehkan karena merupakan atribut peserta kampanye capres-cawapres. Karena temanya kampanye damai, bukan karnaval KPU. Kampanye pengertiannya di situ ada atribut, visi-misi, sesuatu yang ditawarkan untuk menarik para pemilih, tetapi dengan cara damai," ujar Bima.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo