Menuju konten utama

Tiga Pengungsi Gempa Sulbar Positif COVID-19 di Makassar

Tiga pengungsi gemba bumi asal Mamuju, Sulawesi Barat, itu kini menjalani isolasi di Hotel Swiss Bell Makassar atau Duta Wisata COVID-19.

Tiga Pengungsi Gempa Sulbar Positif COVID-19 di Makassar
Warga korban gempa bumi mengungsi di halaman Rumah Sakit Umum Kabupaten Mamuju di Sulawesi Barat, Minggu (17/1/2021). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/wsj.

tirto.id - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan mencatat tiga pengungsi gemba bumi asal Mamuju, Sulawesi Barat, terkonfirmasi positif COVID-19.

Hal itu diketahui setelah para pengungsi diperiksa pada Mobile PCR Pemprov Sulsel di lokasi pengungsian, UPT PPRSA Innang Matutu milik Dinas Sosial Sulsel di Jalan Tamalate Makassar, Rabu (20/1/2021).

"Ada tiga orang, ada bayi berumur 11 bulan, anak-anak 11 tahun, dan seorang ibu 42 tahun," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Sulsel, Jamaluddin yang ditemui Antara di lokasi pengungsian di Makassar.

Pengungsi yang terkonfirmasi positif COVID-19 dirujuk ke Hotel Swiss Bell Makassar atau Duta Wisata COVID-19 untuk isolasi dan perawatan. Ketiga pengungsi tersebut diketahui tidak memiliki riwayat komorbid.

Jamaluddin menyampaikan pemeriksaan PCR sejak Rabu pagi dengan empat kali gelombang, yang masing-masing berjumlah 16 orang sehingga total pemeriksaan 64 orang.

Jumlah terkonfirmasi positif, kata dia, bisa saja bertambah sebab pemeriksaan spesimen baru dilakukan pada tiga gelombang atau 42 orang, sedangkan 16 spesimen lainnya masih menunggu hasil.

Jamaluddin mengatakan mereka yang terkonfirmasi positif ini bisa dikategorikan dalam masa penyembuhan atau pemulihan, sebab memiliki CT value lebih dari 30.

"Jika ukuran CT valuenya di bawah 40 maka telah dinyatakan COVID-19. Anak bayi yang positif itu CT-nya di angka 35, hampir sama dengan ibu berusia 42 tahun itu," kata dia.

Para pengungsi yang telah melalui pemeriksaan PCR tersebut telah tiba di Makassar sejak dua hari lalu (18/1/2021) dibekali surat keterangan tes cepat antigen.

Hanya saja, karena tes cepat antigen dinilai hanya memiliki sensitivitas 92 persen, maka langkah permeriksaan PCR kepada para pengungsi tetap digelar. Rencananya, pemeriksaan PCR juga akan dilaksanakan di Asrama Haji Sudiang, sebagai salah satu tempat pengungsian yang disiapkan Dinas Sosial Kota Makassar.

Baca juga artikel terkait GEMPA SULBAR

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Gilang Ramadhan