Menuju konten utama

Tiga Jenius Jerman Pelopor Studio Musik Elektronik Pertama

Tiga orang Jerman mendemonstrasikan ide musik elektronik yang mereka prakarsai di sebuah studio siaran di Cologne pada 18 Oktober 1951.

Tiga Jenius Jerman Pelopor Studio Musik Elektronik Pertama
Ilustrasi Studio Musik Elektronik. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Hari ini, Rabu (18/10/2017), Google Doodle memperingati 66 tahun berdirinya sebuah studio musik elektronik pertama di Jerman. Westdeutscher Rundfunk (WDR) Electronic Music Studio, demikian sebutannya, menjadi satu-satunya studio yang mempelopori munculnya musik elektronik di era 1950-akhir hingga akhir 1960-an.

Tanggal 18 Oktober 1951 menjadi penanda lahirnya WDR Electronic Music Studio. Pada malam hari di tanggal itu, tiga orang Jerman mengadakan pertemuan untuk membicarakan sebuah program musik elektronik yang akan diputar lewat siaran radio. Saat itulah, ide mendirikan studio musik elektronik dicetuskan.

Tiga pelopor dalam pertemuan itu adalah Werner Meyer-Eppler, Robert Beyer, dan Herbert Eimert.

Robert Beyer adalah teknisi suara yang telah banyak membicarakan soal timbre sejak awal 1920-an. Ia berpikir, waktunya sudah matang untuk membawa ide soal timbre ini untuk membuahkan hasil dalam wujud musik elektronik.

Herbert Eimert dikenal sebagai seorang komponis, ahli pengetahun musik, dan jurnalis. Pada tahun 1920 ia menerbitkan sebuah buku tentang teori musik atonal. Sejak masa mudanya, dia berpegang pada kemajuan musik radikal, bahkan kerap mengadakan konser dengan instrumen yang cenderung “bising.”

Adapun Werner Meyer-Eppler adalah seorang dosen dan ahli fisika di Institut Penelitian Fonetik dan Komunikasi Universitas Bonn. Pada 1949, ia menerbikan sebuah buku penting berjudul Elektrische Klangerzeugung: Elektronische Musik und Synthetische Sprache yang menggarisbawahi perkembangan teknologi musik elektronik.

Di saat yang sama Meyer-Eppler menggagas soal musik elektronik, Herbert Eimert ikut tertarik dengan instrumen musik ini. Kaitan antara dua jenius ini dihubungkan Robert Beyer, yang juga pernah bekerja sama dengan Meyer-Eppler dalam sejumlah perkuliahan soal musik elektronik.

Ketiga orang ini mendemonstrasikan ide musik elektronik yang mereka prakarsai di sebuah studio siaran bernama Nordwestdeutscher Rundfunk (NWDR) di Cologne pada 18 Oktober 1951. Peristiwa itu lantas menandai berdirinya sebuah studio musik elektronik dengan Eimert sebagai direktur pertamanya.

Di Cologne, lewat studio itu Eimert menyelenggarakan sebuah program siaran tengah malam setiap Kamis yang memperdengarkan musik-musik baru. Selain untuk memperkaya referensi, program ini juga digagas untuk menyenangkan warga Jerman pasca-perang dengan musik modern.

Mengutip Thom Holmes dalam bukunya Electronic and Experimental Music, pada 1956 studio siaran NWDR terpecah menjadi Norddeutscher Rundfunk dan Westdeutscher Rundfunk (WDR) . Studio musik elektronik yang dibentuk tiga pelopor Jerman ini pun hingga sekarang masih bertahan dengan nama WDR.

Studio musik ini di satu sisi berjasa dalam perkembangan musik elektronik lokal dan mengisi efek suara yang digunakan untuk penyiara. Di sisi lain, jasa yang jauh lebih besar dari pendirian studio ini berupa alasan nasionalisme. Pada masa pasca-perang, penciptaan wadah musik elektronik di Jerman ini juga dilihat sebagai bentuk kebebasan yang progresif dan kemajuan sebuah teknologi.

“Musik elektronik muncul, dan tetap ada, sebagai bagian dari musik kita bahkan lebih dari sekedar 'teknologi'. Tetapi [musik elektronik] tidak dapat diharapkan untuk mengambil alih atau meniru fungsi musik tradisional. Kami lebih suka melihat kemungkinan musik jenis ini sebagai sebuah potensi dari suara itu sendiri,” papar Eimert.

Sejak berdirinya studio ini, komponis musik elektronik selanjutnya tetap bergantung pada patronase yang digagas ketiga pionir ini sampai synthesizer modular tersedia pada akhir 1960-an.

Baca juga artikel terkait GOOGLE DOODLE atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Musik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari