Menuju konten utama

Tiga Aplikasi Nyeleneh tapi Bermanfaat

Spacious, Gershad, dan Yo merupakan aplikasi atau layanan internet yang sukses menjadi solusi permasalahan masyarakat.

Tiga Aplikasi Nyeleneh tapi Bermanfaat
Ilustrasi aplikasi YO yang digunakan masyarakat Israel untuk memberi peringatan mereka kala roket militan Palestina ditembakkan. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Penggunaan internet semakin pesat. Pada 2016, penetrasi pengguna internet bergerak (mobile internet) menyentuh setengah populasi penduduk dunia. Segala hal, dengan kata lain, berurusan dengan internet.

Layanan internet berbasis situsweb dan aplikasi, kian berkembang. Per Maret 2017, pengguna Android memiliki 2,8 miliar pilihan aplikasi yang bisa digunakan. Bagi pengguna iOS alias iPhone, terdapat 2,2 miliar aplikasi yang bisa dipilih. Ssegala hal kini ada situsweb atau aplikasinya tersendiri.

Hadirnya internet tak hanya mempermudah para penggunanya saja. Beberapa pihak meraup untung karena internet. Sepanjang 2016, Google berhasil mengeruk uang senilai $90 miliar. Di pihak lain, Alibaba mampu mengantongi uang sebesar $21 miliar atas apa yang ditawarkannya di internet.

Jelas, dengan semakin banyaknya situsweb maupun aplikasi, semakin keras pula persaingan antarpenerbit situsweb atau aplikasi itu. Perbedaannya meski kecil, jadi celah yang bisa membikin layanan mereka dilirik masyarakat internet dunia. Tentu, perbedaan yang dihadirkan tidak serta merta bisa diaplikasikan. Harus ada elemen kebutuhan masyarakat yang membikin perbedaan itu layak dilirik oleh warga dunia.

Setidaknya, ada tiga aplikasi atau situsweb yang coba memberikan perbedaan pada masyarakat internet penggunanya. Yang menarik, selain berbeda, aplikasi atau situsweb tersebut pun menjawab tantangan di tengah masyarakat dengan layanan yang mereka berikan. Ketiga aplikasi atau situsweb tersebut ialah Spacious, Gershad, dan Yo.

Spacious atau Spacious.hk merupakan sebuah startup alias perusahaan rintisan dari Hong Kong yang bergerak di bidang pencarian hunian di negeri itu. Namun, hunian yang ditawarkan bukan hunian biasa. Layanan itu menyediakan daftar hunian-hunian, baik apartemen maupun rumah, yang berhantu atau terkait dengan kematian-kematian tidak wajar.

Mengutip situsweb layanan itu, sebuah properti bernama “To Shek Village House”, misalnya, diberi keterangan “asisten peneliti Chinese University bunuh diri akibat tekanan pekerjaan”. Keterangan demikian dibuat untuk mengabari calon penghuni mengapa harga jual atau biaya sewa properti lebih murah bila dibandingkan harga pasaran.

Bukan alasan iseng Spacious melakukan hal tersebut. Umumnya, rumah dengan label "berhantu" memang akan dihindari di Hong Kong. Namun, bagi beberapa orang, label tersebut tidak masalah yang penting bisa mendapatkan harga yang murah. Apalagi di Hong Kong, harga sewa ataupun jual properti sudah sangat mencekik. Layanan Spacious sukses menyelamatkan kaum urban di sana yang tercekik harga properti.

Kaum ekspatriat dan perkotaan yang sudah semakin rasional terhadap segala hal yang berkaitan dengan hantu, merupakan sasaran dari Spacious. Tentu, startup itu tak melulu menawarkan properti berhantu. Properti-properti “umum” lainnya juga dipajang di layanan tersebut.

infografik aplikasi dan layanan nyeleneh

Ada pula Gershad, sebuah layanan lain di internet yang sukses memberikan sesuatu yang berbeda pada masyarakat Iran. Gershad akan memberitahu keberadaan Ershad yang merupakan “Polisi Moral” di Iran. Ershad, sang penegak moral di Iran, merupakan pihak yang ditakuti di negeri itu. Penggunaan busana atau fesyen yang tidak mengikuti ketentuan, akan disemprit oleh Ershad. Guna menjaga moral anak-anak muda Iran, Ershad seringkali melakukan patroli, mirip seperti satpam yang hendak memastikan keadaan lingkungannya baik-baik saja -- atau polisi syariat di Aceh yang berpatroli di kawasan-kawasan wisata atau pada malam hari.

Melalui Gershad, ketakutan atas Ershad coba dihindari. Secara sederhana, Gershad merupakan aplikasi yang mirip seperti Waze. Jika Waze memberikan info terkini soal kemacetan dengan menandai titik-titik mana kecelakaan atau sumber kemacetan, Gershad memberi informasi di mana sang polisi moral, yaitu Ershad, berada. Melalui aplikasi Gershad, keberadaan Ershad akan dihadirkan dalam titik-titik atau simbol di peta. Masyarakat yang menggunakan aplikasi itu, dan berniat menghindar, bisa menjadikan Gershad sebagai rujukan.

Mengutip Reuters, Hadi Ghaemi, direktur eksekutif International Campaign for Human Rights di Iran mengungkapkan, “(Aplikasi ini) merupakan sebuah ide yang inovatif dan saya meyakini aplikasi ini akan mempu mendorong aplikasi kreatif lainnya (lahir) untuk mengatasi kesenjangan antara masyarakat dengan pemerintah di Iran.”

Serupa dengan Ghaemi, Amir-Esmaeli Bozorgzadeh, seorang konsultan aplikasi di Iran mengungkapkan, “(Aplikasi ini) menunjukkan tren dalam tajuk protes digital.”

Merujuk toko aplikasi Google (Google Playstore), hingga hari ini Gershad telah dipasang di lebih dari 10 ribu ponsel pintar. Tentu, pemerintah Iran tidak tinggal diam atas keberadaan Gershad. Diketahui, pemerintah Iran memblokir aplikasi itu. Namun, dengan hanya menggunakan VPN alias Virtual Private Network, siapa pun bisa dengan mudah kembali menggunakan aplikasi tersebut.

Selepas Spacious dan Gershad, ada pula sebuah aplikasi bernama Yo. Yo sebenarnya serupa dengan WhatsApp dan Line. Tetapi, alih-alih menjadi aplikasi perpesanan konvensional, sebagaimana nama aplikasi itu sendiri, Yo hanya dapat digunakan untuk mengirimkan pesan berbunyi “Yo” pada kontak yang terdapat di ponsel. Dengan demikian, Yo lebih bisa dikatakan sebagai aplikasi penyapa daripada aplikasi perpesanan.

Yo, dicari di kamus manapun, awalnya memang tak berarti apa-apa secara kebahasaan. Pesan “Yo” dari aplikasi itu bisa mengandung banyak artian yang hanya bisa diterjemahkan oleh pihak yang berkomunikasi.

Meskipun terdengar konyol, nyatanya Yo terbilang sukses. Jika ditengok di pasar aplikasi Android, hingga hari ini, Yo telah dipasang sebanyak lebih dari 1 juta kali. Sebuah angka yang cukup mencengangkan untuk kesederhanaan yang ditawarkan aplikasi itu.

Yo, kali pertama diperkenalkan pada hari April Mop. Alih-alih menjadi lelucon, aplikasi yang hanya dibuat selama 8 jam tersebut, mengutip Wired, memperoleh pendanaan awal dari investor senilai $1,5 juta. Mengutip Business Insider, pada pertengahan Juni di tahun pertama kemunculannya, Yo sempat menjadi aplikasi nomor 1 di toko aplikasi iPhone. Di awal berdirinya aplikasi itu, Yo dikabarkan memiliki nilai finansial sekitar $5 hingga $10 juta.

Yang menarik, Yo kini sukses beranjak dari sebuah aplikasi “iseng” menjadi aplikasi serius. Kerja samanya dengan Red Alert, Yo lantas digunakan untuk memberi peringatan kepada penduduk Israel atas bahaya roket yang ditembakkan militan Palestina. Alih-alih mengirim pesan “Yo”, penduduk Israel yang memanfaatkannya akan mendapatkan peringatan ditembakannya roket, 15 hingga 90 detik sebelum roket diluncurkan para militan.

Dari titik ini, jelas Yo sukses bertransformasi menjadi aplikasi yang mampu menjawab tantangan suatu masyarakat. Spacious, Gershad, dan Yo, adalah contoh-contoh bagaimana teknologi dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan manusia yang membutuhkan jawaban konkret.

Baca juga artikel terkait START-UP atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin