Menuju konten utama

Tiga ABK Asal Indonesia Disandera di Perairan Sabah

Iqbal menjelaskan, informasi penyanderaan tersebut datang salah seorang dari tiga ABK asal Indonesia yang menghubungi keluarganya dan menyampaikan dirinya dan dua ABK lainnya telah disandera.

Tiga ABK Asal Indonesia Disandera di Perairan Sabah
Anggota Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dan Greenpeace melakukan aksi di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Jumat (9/12). Dalam aksi menjelang peringatan hari HAM dunia pada 10 Desember tersebut mereka meminta pemerintah memperbaiki kebijakan penempatan dan perlindungan buruh migran anak buah kapal (ABK) Indonesia yang bekerja di kapal ikan asing di luar negeri. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Tiga anak buah kapal (ABK) asal Indonesia, yang sebelumnya dikabarkan menghilang di Perairan Taganak, Sabah di Malaysia, dilaporkan telah diculik dan disandera di Pulau Sulu, Filipina Selatan.

"Sampai saat ini otoritas Malaysia masih melakukan penyelidikan dan belum menyimpulkan. Namun, sumber-sumber kita di lapangan di Filipina sudah mengkonfirmasi bahwa tiga WNI tersebut telah dibawa ke Pulau Sulu di Filipina Selatan," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal di Jakarta, Senin (23/1/2017).

Iqbal menjelaskan, informasi tersebut datang salah seorang dari tiga ABK asal Indonesia yang menghubungi keluarganya dan menyampaikan dirinya dan dua ABK lainnya telah disandera.

"Sudah ada komunikasi antara salah satu WNI dengan salah seorang keluarganya di Sabah. Dalam komunikasi tersebut salah satu WNI mengatakan bahwa mereka disandera di wilayah Filipina," ujarnya dikutip dari Antara.

Iqbal juga mengatakan bahwa tiga kapal lain yang diduga menyaksikan penculikan itu sampai kemarin (Minggu, 22/1) belum juga mendarat sehingga awak dari ketiga kapal itu belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut.

Sebelumnya dilaporkan, Perwakilan RI di Malaysia memperoleh informasi pada 19 Januari 2017 sekitar pukul 18.00 dari otoritas Malaysia mengenai sebuah kapal nelayan dengan nomor registrasi BN 883/4/F ditemukan bergerak tanpa awak. Kapal tersebut ditemukan pada pukul 13.09 waktu setempat di Perairan Taganak, Sabah.

Pemilik kapal telah mencoba melakukan komunikasi dengan ABK kapal tersebut, namun tidak berhasil. Selain itu, pemilik kapal juga mengonfirmasi bahwa tiga ABK kapal tersebut adalah WNI yang bekerja secara legal.

Sampai saat ini, pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kota Kinabalu dan di Tawau masih terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan otoritas di Malaysia.

Baca juga artikel terkait PENYANDERAAN WNI atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Hard news
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto