Menuju konten utama

Tidur Seranjang Bersama Jamur

Anda seranjang dengan sesuatu yang tak terlihat dan bisa membahayakan.

Tidur Seranjang Bersama Jamur
Ilustrasi jamur di tempat tidur. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Tidur melindungi ingatan kita dari lupa sekaligus memudahkan kita mengaksesnya, menurut penelitian terbaru dari University of Exeter and the Basque Centre for Cognition, Brain and Language.

Temuan yang dipublikaskan dalam jurnal Cortex ini menunjukkan bahwa setelah tidur kita lebih cenderung untuk mengingat fakta-fakta yang kita tidak bisa ingat saat masih terjaga. Hasil studi memperlihatkan, dibandingkan selalu terjaga di siang hari, tidur membantu partisipan mengingat informasi dan mencegah kehilangan informasi itu.

Selama ini, kita diperingatkan bahwa kurang tidur bisa sebabkan meningkatnya risiko penyakit seperti depresi dan darah tinggi. Riset dari Kangbuk Samsung Medical Center misalnya, melakukan survei pada 202.629 pekerja berusia 20-40 tahunan yang datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan pada 2014. Hasil studi menunjukkan di antara mereka yang tidur empat jam atau kurang per hari, prevalensi depresi adalah 9,1 persen, atau empat kali lipat dibandingkan orang-orang yang tidur tujuh jam (2 persen).

Tapi bagaimana dengan mereka yang tidur teratur dan tidak gemar begadang? Apakah mereka aman dari ancaman penyakit?

Dari riset yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Manchester ditemukan bahwa tidur tak cukup memperhatikan ihwal mengistirahatkan badan, tetapi kita juga harus peduli kebersihan tempat kita tidur. Tidur sembarangan terutama di tempat yang tidak bersih bisa menyebabkan penyakit dan gangguan kesehatan. Kondisi tempat tidur kita seperti kasur, bantal, atau bahkan kain pelapis kasur menjadi beberapa indikator yang kemudian diteliti kebersihannya.

Peneliti di Universitas Manchester yang dibiayai oleh Fungal Research Trust menemukan tingkat kontaminasi jamur di tempat tidur sangat tinggi. Temuan itu menunjukkan sebuah bantal bisa memiliki jutaan spora jamur. Angka ini diperoleh dari penelitian dengan sampel uji bantal bulu dan sintetis yang berumur 1,5 sampai 20 tahun. Rata-rata sebuah bantal bisa mengandung 16 spesies jamur.

Michael Taylor, dosen jurusan lingkungan dari Flinders University, menyebut bahwa beberapa jamur yang ada di bantal dan kasur kita aman dan tidak menyebabkan penyakit. Di kantor atau di rumah, kita kerap kali berinteraksi dengan jamur tanpa kita sadari. Tetapi ada jamur berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit pernapasan serius seperti Aspergillus fumigatus. Terus menerus menghirup spora jamur ini pada rentang waktu yang lama dapat berbahaya, apalagi jika kita memiliki alergi terhadap jamur ini.

Alergi ini bisa dimanifestasikan dalam banyak bentuk, tubuh kita bisa merasakan gatal, kemudian muncul ruam, jika bakteri atau jamur ini terhirup maka bisa menyebabkan penyakit pernafasan. Jika kita tidur di bantal yang lama tidak diganti kainnya atau tidak dijemur, kita bisa mengalami iritasi di kulit muka dan mata. Masalahnya, banyak dari kita yang merasa kebersihan bantal dan kasur akan selesai dengan dijemur atau mengganti seprai.

Tubuh kita, jelas Taylor, sebenarnya dikerumuni oleh mikroorganisme. Beberapa di antaranya adalah bakteri komensal, yaitu makhluk hidup kecil bersel satu yang hidup bersama organisme lain, yang tidak selalu bersifat merugikan, bahkan mungkin bisa menguntungkan. Bakteri komensal dapat ditemukan di beberapa bagian tubuh manusia seperti bagian tenggorokan, kulit, organ reproduksi, mulut, dan usus.

Relasi manusia dengan jamur dan mikroorganisme merupakan relasi yang telah ada sejak awal mula peradaban. Di zaman mesir kuno, para pembuat roti dan minuman keras telah menyadari bahwa ada satu makhluk hidup tak kasat mata yang bisa membuat roti mengembang dan minuman keras mengandung alkohol. Ini mengapa saat kita tidur, sebagian dari bakteri dan jamur yang ada dalam tubuh kita berpindah tempat, di kasur dan juga bantal. Tapi sejauh mana kita perlu waspada terhadap jamur-jamur ini?

Ada gejala yang bisa kita kenali dari jenis-jenis jamur dalam ruang yang berbahaya. Organisme yang berbahaya ini bisa menguasai rumah kita tanpa disadari dan dapat menyebabkan sakit. Jika rumah Anda jarang terpapar cahaya matahari, jendela yang kerap tertutup, sirkulasi udara yang tak lancar, kemungkinan besar rumah anda akan dihuni oleh cendawan. Rumah yang lembab merupakan ekosistem yang sempurna bagi jamur. Hujan yang deras, banjir, dan materi seperti kayu, karpet, dan segala yang menyerap banyak air berpotensi menjadi tempat yang sempurna bagi jamur.

Infografik tidur bareng jamur

Ashley Woodcock, MD, profesor kesehatan yang fokus pada anatomi pernapasan manusia dari Universitas Manchester, menyebut bahwa secara tak sadar kita menghasilkan 100 liter keringat yang diserap kasur dan bantal. “Kamu memiliki kebun binatang kecil di sana,” katanya. “Diperkirakan serpihan kulit manusia di tempat tidur digunakan sebagai sumber makanan oleh jamur, dan jamur tersebut dimakan oleh tungau. Dan jamur itu juga bisa menempel di kotoran tungau."

Kata Woodcock, ada kaitan antara alergi yang kita miliki saat kecil dengan tempat tidur kita. Ia menyebut riset pada 1936 yang menjelaskan bahwa bantal merupakan ekosistem sempurna bagi pertumbuhan jamur, sayangnya ia menyebut belum ada riset lanjutan yang membahas hal ini.

“Ini mungkin tidak berbahaya bagi banyak orang,” katanya. “Tapi satu dari lima orang memiliki masalah pernapasan, dan jamur ini merupakan ancaman serius bagi orang dengan asma juga pasien dengan masalah kekebalan tubuh."

Temuan lain: selain jamur dan bakteri yang berasal dari keringat, sputum, dan sel kulit, ada pula sumber mikroba lain yang membuat kita terancam. Misalnya sisa ekskresi vagina dan dubur, bulu binatang, serbuk sari, tanah, serat, juga debu yang akan memaparkan zat yang bisa memicu sesak napas dan bersin, karena mikroba berada dekat dengan mulut dan hidung sehingga terhirup. Ini mengapa seprai yang ada di kasur kita harus dicuci seminggu sekali untuk menghindari kotoran yang menumpuk.

Baca juga artikel terkait ALERGI atau tulisan lainnya dari Arman Dhani

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Arman Dhani
Penulis: Arman Dhani
Editor: Maulida Sri Handayani