Menuju konten utama
Periksa Fakta

Tidak Benar Mediasi Jokowi Berhasil Akhiri Invasi Rusia ke Ukraina

Tersebar video yang mengklaim Jokowi berhasil membuat Rusia menghentikan serangan ke Ukraina, benarkah?

Tidak Benar Mediasi Jokowi Berhasil Akhiri Invasi Rusia ke Ukraina
Header Periksa Fakta IFCN. tirto.id/Quita

tirto.id - Di tengah berlangsungnya konflik Rusia dan Ukraina, banyak unggahan media sosial mengenai isu tersebut yang mesti ditelisik lagi kebenarannya. Salah satunya adalah unggahan video dari laman Facebook Gogreen pada 30 Juni lalu (tautan).

Akun ini mengunggah video berdurasi sekitar 10 menit dengan deskripsi “Tepat Malam Ini‼️usaha Jokowi Berhasil, Putin Akhirnya Siap Akhiri Perang Ke Ukraina.!!”. Dalam video tersebut ditunjukkan beberapa kegiatan kenegaraan Presiden Jokowi.

Ada potongan video Presiden bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy serta potongan video Presiden Jokowi bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin. Lalu terdapat pula footage Putin berpidato dalam Bahasa Rusia, serta pidato Zelenskyy, meski potongan video Zelenskyy tertutup narasi moderator video.

Periksa Fakta Mediasi Jokowi

Periksa Fakta Tidak Benar Mediasi Jokowi Berhasil Akhiri Invasi Rusia ke Ukraina. (Screenshot/Facebook/Gogreen)

Hingga 13 Juli, video dari laman Facebook Gogreen telah mendapat 54 ribu reaksi, 2 ribu komentar, dan telah disaksikan hingga 1,4 juta kali.

Namun bagaimana fakta dari video yang dibagikan ini? Benarkah Rusia dan Ukraina telah berdamai karena bantuan Presiden Jokowi?

Penelusuran Fakta

Untuk mengecek video ini, Tirto menyaksikan keseluruhan isi video. Sebetulnya narasi video hanya sampai menit 7.10, kemudian setelahnya narator hanya mengulangi narasi yang kurang lebih mirip, yakni mengenai perang Rusia dan Ukraina dan Presiden Jokowi yang akan mengunjungi kedua negara tersebut.

Kami juga mengecek beberapa potongan video yang menampilkan masing-masing kepala negara, yakni Presiden Jokowi, Presiden Putin, dan Presiden Zelenskyy. Untuk memudahkan pencarian, kami menggunakan alat telusur gambar, YanDex. Kami melakukan pause pada beberapa gambar yang menampilkan kepala negara, mengambil potongan layar, dan menelusuri potongan layar tersebut lewat YanDex.

Gambar pertama yang ditelusuri adalah gambar Presiden Jokowi yang berpidato, disamping beliau ada Wapres Ma’ruf Amin. Hasil penelusuran membawa kami pada informasi pada laman Setkab.go.id yang menyebut bahwa Presiden Jokowi akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jerman, kemudian dilanjutkan dengan menemui Presiden Rusia dan Presiden Ukraina. Berita tersebut dipublikasikan pada 26 Juni 2022.

Presiden mengungkapkan dalam KTT G7 Indonesia akan mengangkat isu perdamaian di Ukraina serta upaya untuk mengatasi krisis pangan dan energi global.

“Kita akan mendorong, mengajak negara-negara G7 untuk bersama-sama mengupayakan perdamaian di Ukraina dan juga secepat-cepatnya mencari solusi dalam menghadapi krisis pangan, krisis energi yang sedang melanda dunia. Memang upaya ini tidak mudah, tapi kita, Indonesia, akan terus berupaya,” ujar Presiden dikutip dari laman Setkab (26/6/2022).

Selanjutnya dijelaskan pula bahwa Presiden Jokowi akan melakukan kunjungan ke Ukraina dan bertemu Presiden Volodymyr Zelenskyy. Menurut Jokowi, misinya adalah mengajak Presiden Ukraina untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian, untuk membangun perdamaian, karena perang memang harus dihentikan. Hal lain yang juga disebut Jokowi adalah rantai pasok pangan yang harus diaktifkan kembali.

Laman Setkab juga menjelaskan tujuan kunjungan Presiden ke Rusia. Misinya sama, yakni mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan sesegera mungkin untuk melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang.

Adapun Jokowi memang bertemu dengan Presiden Zelenskyy pada Rabu, 29 Juni, dan dengan Presiden Putin pada Kamis, 30 Juni.

Kemudian, footage yang diselipkan di video, yang menunjukkan pertemuan Jokowi dan Zelenskyy, cocok dengan video yang salah satunya diunggah oleh jaringan berita Voice of America (VOA) terkait pertemuan kedua kepala negara tersebut pada 30 Juni di akun YouTube resmi mereka. Deskripsi video menyebut bahwa Presiden Zelenskyy menyambut Presiden Jokowi di ibukota Ukraina, Kyiv. Video dari VOA berdurasi 30 detik. Namun, dalam video ini, tidak disebut sama sekali bahwa perang akan berhenti.

Selanjutnya kami juga menelusuri potongan pidato dari Vladimir Putin. Penelusuran membawa kami ke video dari akun YouTube South China Morning Post (SCMP) pada 24 Februari 2022. Video SCMP tersebut berjudul “Putin memerintahkan 'demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina', menuntut pasukan Ukraina menyerah”.

Video berdurasi 1 menit 7 detik itu menampilkan Putin berpidato dalam Bahasa Rusia, dengan dilengkapi subtitle berbahasa Inggris. Video serupa juga terdapat di laman Facebook Reuters. Kami meyakini video dari SCMP dan Reuters sama dengan yang dibagikan oleh Facebook Gogreen karena setelan yang dikenakan Putin, latar ruang kerja, dan juga tata letak telepon dan juga bendera sangat mirip.

Menurut deskripsi video SCMP, pada dini hari 24 Februari 2022, Presiden Putin mengizinkan operasi militer khusus di wilayah Donbas, Ukraina. Dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah Rusia, Putin mengatakan Rusia tidak punya pilihan selain membela diri dan menghimbau pasukan militer Ukraina untuk menyerah.

Bagian dimana Putin meminta Ukraina untuk menyerah memang disebutkan oleh video yang tersebar di laman Facebook Gogreen, namun narasi ini bukan yang terbaru. Tidak pula disebut bahwa Rusia bersedia untuk menghentikan serangan ke Ukraina.

Selanjutnya kami juga mengecek video terkait Presiden Zelenskyy. Hasil penelusuran dengan mencocokkan warna baju Presiden tersebut, terutama baju yang tertekuk pada lengan kanan, dan tata letak podium tempatnya berpidato membawa kami pada kesimpulan bahwa video tersebut setidaknya diunggah pada 25 Februari 2022.

Dari salah satu unggahan Twitter @HannaLiubakova, seorang jurnalis asal Belarus, diketahui bahwa pada 25 Februari, Zelenskyy mengumumkan 137 warga Ukraina meninggal akibat invasi Rusia dan 316 orang luka-luka dan bahwa ia adalah target utama Rusia.

Senada, pada hari yang sama, Al Jazeera juga melaporkan pernyataan Zelenskyy bahwa ia adalah target nomor satu Rusia, target kedua adalah keluarganya sendiri.

Kami juga menemukan berita Kompas yang dikutip oleh video Gogreen. Berita Kompas tersebut dipublikasikan pada 28 Juni 2022 dengan judul “Rusia Nyatakan Siap Akhiri Serangan, Beri Syarat ke Ukraina”. Kompas menulis, Rusia akan menghentikan serangannya segera setelah Ukraina menyerah, mendesak Kyiv untuk memerintahkan pasukannya meletakkan senjata mereka.

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa agresi dapat berakhir hampir seketika apabila Presiden Ukraina memerintahkan para pejuang untuk meletakkan senjata mereka. Video Gogreen juga mengulang berita Kompas bahwa petinggi Rusia tidak mengenal tenggat waktu mengenai lamanya operasi militer di Ukraina.

Berita Kompas sendiri tidak memuat pernyataan mengenai kunjungan Presiden Jokowi ataupun berhasilnya Presiden Jokowi meyakinkan kedua belah pihak untuk berdamai.

Adapun konflik Rusia dan Ukraina saat ini masih terus berlanjut, bukannya berhenti seperti yang diklaim oleh video tersebut. Berdasarkan laporan CNN per 13 Juli 2022, Ukraina baru saja melakukan serangan terhadap gudang persenjataan Rusia di Kherson, bagian selatan Ukraina, pada hari Rabu (13/7/2022). Sebelumnya, pada hari Sabtu (9/7/2022) minggu lalu, Rusia baru saja meluncurkan roket ke apartemen di Chasiv Yar yang menewaskan 47 orang, menurut CNN pula.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa serangan Rusia ke Ukraina masih berlangsung. Rusia memang akan menghentikan serangan apabila Ukraina bertekuk lutut. Narasi ini tidak berhubungan secara langsung dengan kunjungan Presiden Jokowi ke kedua negara. Presiden Jokowi memang mengupayakan agar kedua negara membuka jalur diskusi, namun video Gogreen mengklaim bahwa usaha Presiden tersebut berhasil membuat Rusia mengakhiri serangan.

Narasi yang disambung oleh video Gogreen ini bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Irma Garnesia

tirto.id - Politik
Penulis: Irma Garnesia
Editor: Farida Susanty