Menuju konten utama

Tewasnya Suporter Timnas: PSSI Harap Tak Kena Sanksi FIFA

“Saya berharap cuma denda ya, tidak ada sanksi yang lain. Makanya kita akan tunjukkan video kalau pertandingan ini tertib."

Tewasnya Suporter Timnas: PSSI Harap Tak Kena Sanksi FIFA
Pesepakbola Fiji Epeli Saukuru berusaha merebut bola dari pesepakbola Indonesia Andik Vermansyah pada pertandingan persahabatan di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (2/9). ANTARA FOTO/Risky Andrianto

tirto.id - Pasca musibah kembang api yang menewaskan satu suporter timnas Sabtu lalu, PSSI dihadapkan dengan pekerjaan rumah dalam mengelola sebuah pertandingan yang aman bagi penonton. Namun, PSSI juga harus siap mendapatkan peluang sanksi atau denda dari FIFA untuk kejadian yang membuat pedih keluarga korban dan tercorengnya citra sepakbola nasional.

Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria mengecam aksi pelemparan kembang api dalam laga Tim Nasional (timnas) Indonesia melawan Timnas Fiji di Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu Malam (2/9). Ratu berjanji akan mengusut tuntas dan mencari pelempar petasan yang mengakibatkan kematian seorang suporter bernama Catur Juliantono.

“Kita akan lawan ini. Kita tidak akan pernah memaafkan orang-orang yang ingin mencoreng citra sepakbola Indonesia ke depannya,” ujar Ratu usai melayat di kediaman Catur di Jalan Kampung Sumur RT 04/RW 10, Klender, Jakarta Timur, Minggu (3/8) siang.

Berdasarkan olah tempat kejadian perkara, Ratu menyatakan petasan diselundupkan oleh suporter ke dalam stadion pertandingan. “Area (pertandingan) telah diamankan sejak 2 minggu sebelumnya, bukan hanya hari itu. Ini artinya PSSI harus kerja lebih keras lagi. Karena kami telah menelusuri dari A-Z, checklist mana yang hilang di kami,” katanya.

Selain mengaku geram, Ratu juga tidak menampik adanya kekhawatiran terhadap kemungkinan diberikannya sanksi oleh FIFA terkait insiden ini. Kendati demikian, Ratu mengaku telah memberikan laporannya kepada FIFA sejak semalam tapi belum memperoleh respons.

“Saya berharap cuma denda ya, tidak ada sanksi yang lain. Makanya kita akan tunjukkan video kalau pertandingan ini tertib,” ungkap Ratu.

Ratu menyatakan pihaknya telah menawarkan sejumlah bentuk kompensasi kepada keluarga korban. Namun, saat disinggung mengenai hal itu, Ratu tidak bersedia membeberkan poin-poin apa saja yang menjadi kesepakatan dengan pihak keluarga korban.

“Berapa pun, apapun santunannya tidak akan cukup menutup kepedihan. Jadi saya rasa juga, ini tidak akan terbayar oleh apapun,” kata Ratu.

“Apa bentuk tanggung jawabnya, itu bukan suatu kata yang tepat karena tidak ada yang bisa menggantikan ini. Kita hajar ini orang-orang yang merusak kinerja,” tutur Ratu lagi.

Baca juga:

Ironi Tewasnya Suporter Timnas dari Pengakuan Keluarga

Indonesia vs Fiji: Satu Penonton Tewas Gara-gara Kembang Api

Masih dalam kesempatan yang sama, mertua Catur yang bernama Nurhasan mengaku ikhlas dengan kepergian menantunya. Nurhasan membenarkan pihak PSSI dan Kapolres Metro Bekasi, Hero Henrianto Bachtiar, telah menemuinya untuk berbelasungkawa.

Ia mengaku tidak berharap banyak dengan kompensasi yang ditawarkan. Menurut Nurhasan, kematian menantunya cukup menjadi pelajaran agar PSSI dan kepolisian bisa membenahi prosedur keamanan dalam sebuah pertandingan sepakbola.

“Bahkan ada yang menawarkan pengacara, saya nggak mau. Saya sudah ridho, biar perjalanannya ke surga nggak ada hambatan, jadi diikhlaskan saja. Masalah jaminan, asuransi, dan apapun itu, saya kembalikan saja pada yang di atas,” jelas Nurhasan.

Baca juga artikel terkait KERUSUHAN SUPORTER atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Jay Akbar