Menuju konten utama

Tesla Menggoda Konsumen dengan "Mobil Murah" Model 3

Tesla Model 3 merupakan varian mobil elektrik termurah dari Tesla. Tesla akan memroduksi jenis tersebut secara besar-besaran.

Tesla Menggoda Konsumen dengan
Mobil elekrik 'Tesla Model 3'. FOTO/tesla.com

tirto.id - "Segala yang kami lakukan di Tesla haruslah cantik." Kalimat itu disampaikan Franz von Holzhauses, kepala desainer Tesla. Pernyataan itu bukan sesumbar belaka. Pada Jumat malam, 28 Juli 2017, di Fremont, California, Amerika Serikat, Tesla menyerahkan 30 unit mobil Tesla Model 3 kepada 30 pelanggannya yang beruntung. Terlihat Tesla Model 3 memang terlihat sangat cantik.

Tesla Model 3 merupakan varian baru mobil elektrik dari Tesla. Namun, model terbaru ini sebenarnya bukan mobil paling canggih buatan Tesla. Sampai saat ini, Tesla Model S merupakan mobil elektrik yang menyandang flagship dari pabrikan mobil elektrik milik Elon Musk itu.

Secara spesifikasi, Model 3 memiliki panjang 184,8 inci dan lebar 76,1 inci. Ukuran tersebut, jauh lebih mungil dibandingkan Model S. Model 3 merupakan mobil berjenis sedan. Dengan kapasitas 5 orang, tak salah jika Model 3 bisa disebut pula sebagai mobil keluarga.

Untuk urusan kemampuan, meskipun merupakan varian termurah, nampaknya Model 3 tak bisa diremehkan. Merujuk klaim Tesla di laman resmi mereka, Model 3 memiliki akselerasi dari 0 mph ke 60 mph hanya dalam waktu antara 5,1 hingga 5,6 detik. Model 3, juga diklaim memiliki daya jelajah sejauh 220 mil hingga 310 mil sekali pengisian bahan bakar. Daya jelajah antara 220 mil hingga 310 mil, tergantung pada varian Model 3 yang dipilih pelanggan. Tentu, kemampuan berdaya jelajah 310 mil dalam sekali pengisian baterai, mesti ditebus dengan uang yang lebih dalam. Jika varian Model 3 yang memiliki daya jelajah 220 mil dapat ditebus seharga $35 ribu, maka Model 3 dengan daya jelajah 310 mil harus ditebus pelanggannya seharga $44 ribu.

Salah satu fitur paling menarik dalam Model 3, mengutip pemberitaan Wired, adalah ketiadaan kunci konvensional di mobil tersebut. Guna membuka-tutup mobil itu, kunci digantikan dengan kartu, mirip seperti apa yang diterapkan di kamar-kamar hotel. Dengan memanfaatkan ponsel pintar, pintu Model 3 dapat terbuka secara otomatis kala penggunanya berjalan mendekati mobil itu. Ini dikarenakan Model 3 memanfaatkan koneksi bluetooth rendah energi yang bisa mensinkronisasi ketika didekati ponsel pintar yang telah lebih dahulu dikonfigurasikan.

Ruang kabin Tesla Model 3 elegan dan minimalis. Terdapat layar sentuh berukuran 15 inci yang merupakan control panel yang mengendalikan mobil itu.

Namun, baik merogok kocek $35 ribu maupun $44 ribu, pembeli hanya akan diberikan varian standar mobil itu. Untuk mengaktifkan regam fitur lainnya, pengguna harus merogoh kocek lebih dalam. Jika ingin mengaktifkan mode Autopilot, pengguna harus merogok uang tambahan senilai $5 ribu. Untuk mendapatkan paket fitur premium seperti atap dari kaca dan keunggulan furnitur lainnya, pengguna harus rela merogok $5 ribu lagi. Ketika Tesla kelak merilis fitur self-driving, pengguna harus merogok kembali koceknya senilai $3 ribu.

Meskipun terlihat menjebak dari segi harga, Tesla Model 3 lebih menguntungkan jika dihitung secara cermat. Paling tidak, hal ini bisa dirasakan atas biaya bahan bakar yang musti ditanggung. Dalam hitung-hitungan Tesla, Model 3 maupun varian lain mobil elektrik dari Tesla, mengkonsumsi bahan bakar yang jauh lebih irit dari mobil umum lain yang memanfaatkan bahan bakar minyak. Dalam perhitungan mereka, untuk melaju sejauh 500 mil, mobil-mobil Tesla hanya memerlukan biaya bahan bakar listrik sebesar $30 atau rata-rata pengguna hanya dibebankan biaya listik untuk bahan bakar mobil Tesla sebesar $0,20 per kwh. Hal tersebut tentu jauh lebih murah bila dibandingkan biaya yang harus ditanggung mobil bermesin non-elektrik di mana biaya bensin yang harus ditanggung atas jarak serupa adalah sebesar $65.

Sayangnya, beragam keunggulan Tesla masih terhadang oleh minimnya stasiun pengisian bahan bakar listrik yang hingga kini jumlahnya masih sangat terbatas. Merujuk klaim Tesla sendiri, hingga hari ini baru tersedia 909 unit stasiun pengisian dengan 6.118 mesin pengisian. Dari jumlah itu, belum ada satupun yang berlokasi di Indonesia meskipun Tesla mengklaim stasiun pengisiannya telah tersebar di Asia, Amerika Utara, Eropa, dan Timur Tengah.

infografik tesla model 3

Mimpi Menjadi Penguasa

Tesla Model 3 merupakan varian yagn cukup lama dinanti. Ini karena Model 3 merupakan varian paling murah dari lini mobil elektrik dari Tesla. Varian paling standar Model 3, dijual seharga $35 ribu. Di Amerika Serikat, harga yang dipatok tersebut merupakan harga rata-rata sebuah mobil yang dibeli oleh konsumen. Jika dirupiahkan, dengan rentang harga yang sama, Tesla Model 3 akan langsung bersaing dengan Fortuner dari Toyota. Tentu, di kalangan masyarakat Indonesia, Fortuner masih terasa mewah. Varian Tesla seharga Avanza atau bahkan Ayla, mungkin hanyalah angan-angan semata.

Sebelum Tesla merilis Model 3, semua varian mobil elektrik Tesla, dari sisi harga, memang merupakan mobil premium. Varian standar Model S, dijual seharga $69,5 ribu. Sementara varian paling standar Model X dijual seharga $82,5 ribu. Di Indonesia, mengutip Kompas, pada gelaran Indonesia International Motor Show 2017, oleh sebuah importir, Tesla Model S varian P100D, dipatok seharga Rp4,4 miliar.

Dengan demikian jelas, Model 3 bisa dikatakan sebagai pelepas dahaga bagi masyarakat yang mengidamkan memiliki produk mobil elektrik dari Tesla.

Secara lebih mendalam, bagi Tesla sendiri, Model 3 merupakan upaya mereka meluaskan jangkauan. Dengan menciptakan mobil yang memiliki rentang harga rata-rata, Tesla bisa mendongkrak jumlah mobilnya yang berlalu-lalang di jalanan. Diketahui, di Amerika Serikat saja, mobil elektrik hanya menyumbang 1 persen atas keseluruhan penjualan mobil yang mencapai angka 17,55 juta. Menurut rencana, mengutip Quartz, tahun depan Tesla akan memproduksi setengah juta mobil elektrik. Dari jumlah itu, 400 ribu di antaranya merupakan Model 3. Dari rencana tersebut terlihat, Tesla sedang berupaya menjadi "Toyota" baru di bidang mobil elektrik.

Namun, menggeser posisi Toyota sebagai pembuat mobil sejuta umat jelaslah bukan pekerjaan mudah. Dari sisi produksi, Tesla sendiri mengakui kesulitan merakit mobil elektriknya. Model 3 memiliki lebih dari 10 ribu part yang disuplai oleh beragam pemasok di seluruh dunia.

Satu-satunya keunggulan Tesla memperbesar jumlah kendaraan buatannya di jalanan menggantikan mobil-mobil lain ialah merek mereka sendiri. Mengutip data yang dipaparkan Quartz, Tesla adalah merek otomotif elektrik yang paling sering dilirik media. Pada tahun ini, 27,5 persen artikel tentang mobil elektrik, menyebut nama Tesla di dalamnya. Jauh lebih unggul dibandingkan Chevy (16,6 persen), Nissan (14,7 persen), BMW (12,2 persen), dan VW (11,8 persen).

Tak heran memang media lebih sering melirik Tesla. Dari soal penjualan mobil elektrik, Tesla memang paling unggul. Pada 2016 di Amerika Serikat, Tesla menjual Model S sebanyak 29.421 unit. Selanjutnya, Tesla menjual Model X sebanyak 17.129 unit. Gabungan Model S dan Model X itu, sukses mengangkangi Nissan Leaf (14.006 unit), BMW i3 (7.625 unit), Fiat 500e (5.330 unit), dan VW e-Golf (3.973 unit).

Keunggulan Tesla di ranah mobil elektrik tentu tidak akan diabaikan oleh produsen otomotif lainnya. Apalagi perubahan radikal yang akan membuat produsen minyak dunia tidak nyaman. Mengubah mindset orang untuk berpindah dari mobil berbahan minyak ke listrik tentu bukan urusan yang mudah. Ini artinya, jalan Tesla untuk menjadi raja otomotif dunia masih akan panjang.

Baca juga artikel terkait TESLA atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Otomotif
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti