Menuju konten utama

Teror Paket Bom Pipa Kali Ini Dikirim ke Rumah Obama & Hillary

Teror paket diduga bom pipa kembali berlanjut, kali ini ditujukan di kediaman mantan presiden AS Barack Obama dan politikus Hillary Clinton.

Teror Paket Bom Pipa Kali Ini Dikirim ke Rumah Obama & Hillary
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama memberi sambutan dalam Kongres Diaspora Indonesia ke-4 di Jakarta, Sabtu (1/7). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean.

tirto.id - Sebuah paket yang diduga berisi bom pipa dikirimkan ke rumah mantan Presiden AS, Barack Obama dan politikus Hillary Clinton yang kini telah diamankan oleh pasukan khusus pengamanan kepresidenan AS, Secret Service.

Dilansir dari AP, paket mencurigakan ini awalnya ditujukan kepada Hillary Clinton dikirim ke Westchester dan ditemukan pasukan Secret Service pada Selasa (23/10/2018). Sedangkan paket yang ditujukan ke Obama di Washington juga telah diamankan pada Rabu (24/10/2018).

Paket mencurigakan, yang diidentifikasi berpotensi sebagai bahan peledak yang ditujukan kepada mantan presiden AS Barack Obama telah diamankan oleh pasukan pengaman. Tak hanya Obama, paket serupa juga dialamatkan kepada mantan kandidat presiden Hillary Clinton.

Selain itu, paket serupa juga ditujukan ke anggota kongres dari Partai Demokrat Maxine Waters dari California dan mantan jaksa agung Eric Holder yang berhasil ditemukan sebelum mencapai target.

"Paket-paket tersebut diidentifikasi selama prosedur penyaringan surat rutin dan berpotensi sebagai bahan peledak dan telah ditangani sesuai yang seharusnya," kata pernyataan Secret Service.

Dua paket tersangka lainnya, ditujukan kepada kongres Demokrat Maxine Waters of California dan mantan jaksa agung Eric Holder, ditemukan sebelum mencapai target mereka.

Teror paket misterius ini juga terjadi di kantor berita AS, CNN di New York. CNN harus mengevakuasi studionya di Time Warner Center setelah apa yang disebut polisi sebagai "alat peledak hidup" ditemukan di ruang suratnya. Paket itu ditujukan kepada John Brennan, mantan direktur CIA, yang telah berulang kali bentrok dengan Trump.

"Orang-orang yang dilindungi tidak sampai menerima atau tidak berada dalam risiko menerima paket tersebut," tambah pernyataan itu.

Dilansir dari ABC News, tim penyelidik tengah bekerja untuk memastikan apakah dua paket yang ditujukan kepada Clinton dan Obama berkaitan dengan temuan bom pipa di kotak surat miliarder George Soros beberapa waktu lalu.

Dari penyelidikan awal disinyalir ketiganya memiliki kemiripan dar jenis bahan peledaknya, tetapi saat ini amsih dalam proses penyelidikan pihak berwenang.

Sasaran dari bom itu adalah beberapa tokoh yang paling sering dikritik oleh Presiden Donald Trump, yang masih menyerang Clinton pada demonstrasi sementara para pendukung meneriakkan "mengunci dia" - dua tahun setelah Trump mengalahkannya. Selain itu, Trump menuduh Soros membayar para pengunjuk rasa dan menghajarnya dengan “berita palsu” di jaringan berita kabel CNN.

Trump mengomentari hal itu dengan nada lembut di sebuah rally di Wisconsin pada Rabu malam.

"Mari kita bersama," katanya. "Ngomong-ngomong, apakah kamu melihat betapa senangnya aku berperilaku malam ini? Apakah kamu pernah melihat ini?"

Serangan-serangan teror bom pipa itu mengambil alih berita lain saat musim politik yang sudah tegang dan berpotensi sebagai referendum pada dua tahun pertama masa kepresidenan Trump yang sering mengelaurkan kebijakan kontroversial.

Menanggapi serangan teror yang ditujukan pada notabene pengkritik keras Trump, Gedung Putih mengutuk serangan teror ini.

"Tindakan atau ancaman kekerasan politik tidak memiliki tempat di Amerika Serikat," kata Trump. "Perilaku mengerikan ini tidak menyenangkan."

Baca juga artikel terkait TEROR BOM atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri