Menuju konten utama

Terjerat kasus e-KTP, Mereka Tetap Sebut Setnov 'Orang Baik'

Setya Novanto tak cuma politikus yang lihai berbisnis, tapi juga pandai memikat para loyalis di Nusa Tenggara Timur.

Terjerat kasus e-KTP, Mereka Tetap Sebut Setnov 'Orang Baik'
Ilustrasi: Setnov. Tirto/Sabit

tirto.id - Siapa orang yang berjasa memenangkan Setya Novanto di Nusa Tenggara Timur?

Seandainya pertanyaan itu disampaikan pada Novanto, ia mungkin sudah menyimpan jawabannya. Bakal ada sejumlah nama yang disebut Novanto sebagai orang-orang yang berjasa sekaligus loyal padanya.

Dalam satu pertemuan dengan petani di NTT, November 2017, Novanto pernah menyebut satu orang yang berjasa membuatnya menjadi anggota DPR RI. Nama itu adalah Oktori Gaspers, 53 tahun, seorang petani di Noelbaki, Kabupaten Kupang.

“Saya naik jadi Ketua DPR karena masyarakat Kabupaten Kupang. Saya bisa berdiri di sini karena Pak Oktori Gasperz. Beliau [melakukan] kampanye untuk saya siang dan malam,” kata Setnov.

Pada akhir Februari lalu, saya menemui Gasperz di rumahnya. Seorang yang ramah, Gasperz menyambut saya dengan senyum lalu mengajak saya berkeliling sawahnya dan ternak babi di belakang rumah sembari bercerita tentang Novanto.

“Sudah lama saya tidak ketemu Pak Novanto, terakhir bulan November, sebelum musibah kecelakaan,” kata Gasperz.

"Kecelakaan" yang dimaksud Gasperz adalah saat mobil yang ditumpangi Novanto menabrak tiang lampu di daerah Permata Hijau, Jakarta Selatan, pada 16 November 2017. Ia menjadi perhatian besar di media umum maupun media sosial karena Novanto menghilang usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus mega suap e-KTP.

Gasperz juga tahu soal kasus itu. Namun, ia meragukan Novanto terlibat.

“Pak Novanto itu baik, memberi banyak perhatian pada petani. Bukan cuma di sini saja, di tempat lain juga,” ujarnya.

Pertama kali Gasperz bertemu Setnov sekitar 18 tahun lalu. Ia diajak Novanto bergabung dalam tim suksesnya di NTT. Ia mendapat tugas menggalang suara dari kelompok tani dan nelayan di Kabupaten Kupang.

Gasperz melakukan kampanye keliling ke Kabupaten Kupang, dari satu desa ke desa lain, untuk mengenalkan Novanto kepada petani, dan membagikan kaos dan brosur soal "visi-misi" politikus sang patron.

Sebagaimana daerah lain di kawasan timur Indonesia, Kabupaten Kupang termasuk salah satu basis kuat Partai Golkar, partai pengusung Novanto. “Dulu masih [berusia] 30-an. Saya jadi ujung tombak di lapangan. Saya juga yang melakukan sosialisasi dan konsolidasi. Orang-orang bilang, 'Pak Oktori jagonya',” ujarnya.

Usahanya tak sia-sia: Novanto dan Golkar menang di sana. Setnov telah mewakili dapil NTT selama 20 tahun di Senayan.

“Pak Nov tidak banyak janji. Pokoknya kalau kepalanya sudah goyang-goyang, sudah itu. Nanti, tahu-tahu, bantuan datang begitu saja. Tidak seperti calon lain yang hanya janji-janji,” ujar Gasperz.

Pembawaan Novanto ini yang membuatnya loyal. Meski demikian, Gasperz jarang mengumbar kedekatannya dengan Setnov ke depan publik.

'Saya Tetap Teman Pak Nov'

Loyalitas itu juga yang diusung Leopold Nocholaas Nisnoni, salah satu kawan baik Novanto di NTT. Leo, demikian sapaan akrabnya, adalah salah satu keturunan raja Timor dari kerajaan Kupang. Usianya sudah 73 tahun, tetapi ia masih semangat saat membicarakan Setya Novanto, betapapun napasnya tersengal-sengal.

“Apa kabar, Pak Nov? Saya sudah lama sekali tidak berjumpa,” tanya Leo saat saya berkunjung ke rumahnya di Bakunase, akhir Februari lalu.

Meski bukan bagian dari tim sukses Novanto, Leo punya andil membesarkan nama sang politikus itu di NTT. Ia memakai pengaruhnya sebagai pemimpin adat.

Saat sedang reses, Novanto biasanya bertandang ke rumah Leo. Obrolannya seputar masalah-masalah yang dihadapi warga NTT, ujar Leo.

Mereka bertemu pertama kali pada 2006 dalam satu acara Partai Golkar. Mereka lantas berteman dan jadi karib. Novanto kerap memberi sejumlah uang kepada Leo. Misalnya, dalam pertemuan kerajaan-kerajaan di Nusantara, Novanto membiayai perjalanan Leo ke sejumlah tempat.

“Saya tidak pernah minta, tapi Pak Nov sering kasih lewat Pak Ansor. Engak banyak, paling dua juta rupiah saja,” katanya.

"Pak Ansor" yang dimaksud Leo adalah Muhammad Ansor, anggota DPRD Provinsi NTT dari Partai Golkar sekaligus tangan kanan Novanto di NTT, yang menjadi direktur Novantor Center di Kupang.

Leo berkata "prihatin" atas kejadian yang menimpa Novanto saat ini. Keprihatinan itu bukan karena Novanto terbelit kasus e-KTP, tapi sikap orang-orang dekat Novanto yang memilih bungkam, terutama di NTT.

“Saya sampaikan, mesti Pak Nov itu terkena kasus, saya tetap teman sama dia. Jangan orang tinggal setelah susah dan hanya ikut dalam senang. Kalau karena kasus, orang jadi tidak kenal Pak Nov, oh saya tidak bisa," kata Leo.

"Saya tetap berkawan baik. Tulis itu,” tambahnya.

Salah satu jasa Novanto yang selalu diingatnya adalah upaya mempromosikan kain tenun ikat khas NTT, kenang Leo.

Setnov memang membuat outlet dan pusat kain tenun ikat di Desa Manusak, Kupang. Bisnis ini dikelola oleh istrinya, dengan membangun lokasi agrobisnis, caranya mengepul sejumlah kain dari pelbagai kebudayaan di NTT untuk dipasarkan. Pusat bisnis seluas 5 hektare ini sudah tutup.

“Dia itu orang luar, peduli dengan warisan budaya orang NTT. Sudah banyak yang dia buat untuk NTT. Itu yang tidak boleh orang lupa,” ujar Leo.

Infografik HL Indepth Papa Setnov Jilid Dua

Mengenalkan Setnov lewat Rak Bensin Eceran

Sepanjang jalan Kota Kupang sampai Atambua, perbatasan Indonesia dengan Timor Leste, Setya Novanto membagikan banyak rak bensin eceran untuk usaha rakyat. Yohanes Selan, seorang kader Partai Golkar, adalah salah satu eksekutor untuk kampanye Setnov semacam itu.

Saat Novanto membuat program pembagian rak bensin eceran, Selan adalah salah satu orang yang terlibat membagikan rak bensin itu di Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kerja-kerja macam itu membantu Novanto menggaet suara warga NTT.

Selan berkata ia melakukannya secara sukarela. Ia berkata ia bukan orang yang berada, tetapi ia senang jika ada politikus yang benar-benar peduli dengan warga.

Hidup keluarga Selan hanya ditopang dengan kios minyak tanah kecil di depan rumah mungilnya. Sebagaimana gambaran umum rumah-rumah di pedalaman Kupang, rumah keluarga Selan beratap seng, dan separuh dindingnya dilapisi semen dan separuhnya lagi dari tripleks.

“Sekarang saya sedang tidak kerja, dulu sempat ada kerjaan,” kata Selan kepada saya, awal Maret lalu.

Selan sudah ikut membantu sejak Setya Novanto menjadi caleg di NTT. Ia pernah menjadi bagian tim pemenangan Novanto dengan mencari saksi di setiap TPS. Ia juga menemui warga dan kelompok usaha kecil menengah di Kota Soe.

Ia bilang ia "terkejut" dan "prihatin" bahwa Novanto yang dikenalnya sebagai "orang baik" adalah orang yang sama yang terjerat kasus korupsi.

“Saya percaya Pak Nov itu orang baik. Mungkin beliau sedang diberi cobaan dan terjatuh. Kalau ada kesempatan, saya tentu tidak akan segan untuk ikut memenangkannya di sini lagi. Sudah tugas saya juga sebagai kader Golkar,” ujar Selan.

Baca juga artikel terkait KORUPSI E-KTP atau tulisan lainnya dari Mawa Kresna

tirto.id - Politik
Reporter: Mawa Kresna
Penulis: Mawa Kresna
Editor: Fahri Salam