Menuju konten utama

Proses Pembentukan Bumi Menurut Teori Big Bang hingga Nebula

Menurut para ilmuwan, proses pembentukan Bumi menurut teori Big Bang adalah akibat ledakan dahsyat di alam semesta. Berikut penjelasan teori-teori lainnya.

Proses Pembentukan Bumi Menurut Teori Big Bang hingga Nebula
Ilustrasi Astronomi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Terdapat banyak teori tentang proses pembentukan bumi. Proses pembentukan bumi menurut teori Big Bang adalah bagian dari pembentukan alam semesta karena terjadi ledakan dahsyat. Selain Big Bang, masih terdapat teori-teori lainnya, yaitu Planetesimal, Pasang Surut, Awan Debu hingga Nebula.

Bumi sebagai tempat hidup manusia berada di tata surya yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan delapan planet, meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi matahari.

Adapun delapan delapan planet tersebut ialah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Semula Pluto juga dikategorikan sebagai planet yang mengelilingi matahari kita. Namun, Pluto tidak lagi dikategorikan sebagai planet sejak 2006

Dalam studi Geografi, bumi dideskripsikan sebagai salah satu dari banyaknya planet yang ada dalam tata surya, tepatnya berada di Galaksi Bima Sakti.

Lokasi tata surya kita berada di tepi galaksi Bima Sakti dengan usia diperkirakan sudah mencapai 4,6 miliar tahun. Adapun Bima Sakti yang memiliki miliaran bintang serupa matahari, hanya salah satu dari sejumlah galaksi yang sudah dikenali, selain Magelan, Andromeda dan lainnya.

Dalam Modul 3 Geografi: Planet Bumi Sebagai Ruang Kehidupan (2017:1-2), Ema Wahyuni dan kawan-kawan menerangkan, bumi menyerupai bola besar yang hampir dua pertiganya terdiri dari air dan sisanya daratan.

Komposisi keduanya memungkinkan kehidupan bisa berlangsung di bumi. Selain itu, ada juga unsur seperti atmosfer bumi, jarak tepat dengan matahari, dan berbagai sumber daya yang menambah kemungkinan makhluk bisa bertahan hidup.

Menurut Kustopo dalam buku Modul 3 Geografi: Bumi Tempat Kita Hidup (2018:4), pembentukan bumi ternyata tidak terlepas dari proses munculnya tata surya atau jagat raya. Dengan kata lain, bumi tidak bisa dilepas dari susunan tata surya beserta aspek-aspek di sekitarnya, seperti planet lain, galaksi lain, dan matahari.

Teori-teori Proses Pembentukan Bumi

Beberapa ahli menjabarkan tentang proses pembentukan bumi pertama kali dengan pendapat atau teorinya masing-masing. Lantas, apa saja teori tersebut dan pengertiannya?

1. Teori Big Bang (Ledakan Besar)

Pada 1956, Fred Hoyle menerangkan bahwa seluruh benda yang kini ada di tata surya terbentuk dari peristiwa tabrakan dua bintang kembar yang akhirnya meledak. Teori ini juga sering disebut “teori bintang kembar”.

Ledakan tersebut menyebabkan seluruh unsur bintang pecah menjadi debu-debu angkasa. Satu unsur terkuat saat itu adalah matahari dengan gaya gravitasinya. Debu yang berserakan mulai bersatu menjadi planet dan asteroid. Salah satu planet yang terbentuk adalah bumi.

2. Teori Planetisimal

Pendapat ini dikemukakan oleh Forest Ray Moulton dan Thomas Crowder Chamberlin. Mereka menyatakan tata surya ada karena benda padat berukuran kecil (planetisial) yang secara konsisten mengelilingi inti bersuhu tinggu.

Planet kecil tersebut akhirnya ada yang menyatu dan menjadi planet-planet yang ukurannya lebih besar, salah satunya bumi. Sedangkan, inti dengan suhu tinggi tadi menjadi matahari.

3. Teori Pasang Surut

Hipotesa ini diungkapkan dua orang astronom, yakni James Hoowod dan Harold Jeffreys. Matahari disebutkan sebagai satu-satunya unsur yang ada dalam tata surya. Seluruh planet yang kini ada, salah satunya bumi, tercipta karena adanya serpihan matahari yang lepas.

Gravitasi bintang lain dan matahari (juga bintang) saling tarik menarik hingga menghempaskan serpihan. Bentuk awalnya menyerupai susunan cerutu panjang yang secara konsisten mengelilingi matahari hingga akhirnya mendingin dan menjadi planet.

4. Teori Awan Debu

Alam semesta dahulu terdiri dari kumpulan awan besar yang unsurnya terbentuk dari debu dan gas. Carl Friedrich von Weizsacker dan Gerard Peter Kuiper sebagai pelopor teori ini mengungkapkan, ada ketidakteraturan gaya tarik menarik di awan tersebut.

Gaya tersebut lama-kelamaan kosisten bergerak cepat dan teratur hingga membentuk matahari sebagai inti piringan. Di bagian luar inti, terdapat beberapa planet yang juga terbentuk dari proses pergerakan awan besar.

5. Teori Nebula

Filsuf Jerman, Imanuel Kant, mengungkapkan proses pembentukan tata surya diawali dari nebula (gas bersuhu tinggi dan berputar secara lambat). Pergerakan tersebut menyebabkan munculnya inti energy yang disebut sebagai inti massa di tempat berbeda.

Inti paling besar terdapat di tengah tata surya menjadi matahari dan inti-inti kecil di sekitarnya mulai membentuk jadi planet. Bumi adalah salah satu yang tercipta dari inti kecil tersebut dengan komposisi sesuai. Sedangkan, matahari bersuhu paling tinggi dibanding inti lainnya.

6. Teori Kondensasi

Teori ini dikemukakan astronom Belanda, G.P Kuiper pada tahun 1950. Teori ini menyampaikan bahwa tata surya terbentuk karena adanya bola kabut raksasa yang berputar hingga menjadi cakram raksasa.

Baca juga artikel terkait TATA SURYA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Penyelaras: Ibnu Azis