Menuju konten utama

Tentara Korban Penikaman Dibunuh Usai Hadiri Salat Jenazah

Bintara Pembina Desa Sersan Dua Musaini (55) yang ditikam di Kelurahan Tagaraja, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, pada Jumat lalu (7/7/2017), sesungguhnya dibunuh usai dirinya menghadiri salat jenazah.

Tentara Korban Penikaman Dibunuh Usai Hadiri Salat Jenazah
Ilustrasi pemakaman prajurit. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi.

tirto.id - Bintara Pembina Desa Sersan Dua Musaini (55) tewas ditikam di Kelurahan Tagaraja, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, pada Jumat lalu (7/7/2017). Mengenai kejadian yang mengenaskan ini, Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Mayor Jendral TNI Cucu Soemantri, menyatakan sebenarnya korban dibunuh usai menghadiri salat jenazah warga setempat.

"Korban meninggal dunia mengenaskan, usai melaksanakan tugas membantu masyarakat. Kejadiannya usai salat Jumat lalu salat Jenazah dan mengantarkannya ke pemakaman," kata Soemantri, yang langsung datang ke Pekanbaru, Sabtu (8/7/2017) kepada Antara.

Soemantri mengatakan ada cekcok antar warga saat mereka sedang dalam perjalanan ke pemakaman. Namun di perjalanan ada sekelompok anak muda, serupa geng motor berkecepatan tinggi, datang dan motornya diangkat-angkat.

Menurut Soematri, Musaini menganggap hal ini mengganggu prosesi pemakaman. Lalu pada jarak 50 meter, pengendara motor itu juga menabrak salah satu rumah ustad.

"Ini lalu ditegur rekan bintara pembina desa kami itu, Kopral Kepala Candra. Ini lagi kedukaan kok mau menyerempet. Dia (pelaku penikaman) melawan, lalu Sersan Dua Musaini didekati dan bilang jangan melawan, Candra ini tentara juga. Kebetulan saat itu sedang pakai baju koko. Orang kedukaan malah mengganggu," katanya.

Pelaku yang juga terjatuh dari motor ini merasa tidak terima ditegur. Dikatakan Soemantri, bisa saja orang itu mabuk.

Selanjutnya, usai prosesi pemakaman, terjadilah penusukan terhadap Musaini yang diketahui dilakukan Tamsir (22). Setelah itu, warga berdatangan memberikan pertolongan dengan membawa Musaini ke rumah sakit terdekar. Sementara Chandra menghalangi warga agar tidak menghakimi pelaku.

Musaini dibawa selekas mungkin ke rumah sakit terdekat, namun nyawanya tidak tertolong lagi.

"Sekali lagi kami prihatin anggota melaksanakan tugas masyarakat yang sedang kedukaan, dari salat jenazah sampai ke pemamakaman. Sia-sia saja semuanya karena ulah geng motor itu," ujar Soemantri.

Soemantri telah meminta jajaran menertibkan geng motor pasca kejadian itu. Desa di mana Musaini bertugas ada di Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir. Desa ini jauh posisinya dari ibukota kabupaten, empat jam berlayar.

"Saya minta jajaran untuk menertibkan geng motor karena meresahkan masyarakat. Ini keterlaluan, aparat jadi korban, sudah berani nusuk tentara, apalagi masyarakat umum," katanya.

Dia mengatakan instruksi sudah diberikan dengan langsung tindak di tempat. Meski begitu, penertiban akan dilakukan secara profesional dan sudah ada standar operasional prosedur dari TNI.

"Ini penertiban untuk mencegah tindak kekerasan geng motor meluas. Dikhawatirkan mayarakat jadi korban. Karena banyak juga merasa karena tak ada ditegur, masyarakat takut, dan aparat terbatas di desa. Kita perkuat kekuatan untuk memberantas kebrutalan geng motor ini," kata dia.

Baca juga artikel terkait TENTARA NASIONAL INDONESIA atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Hukum
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan