Menuju konten utama

Tentang Iqbaal Ramadhan, Tirto, & Bumi Manusia yang Tayang Hari Ini

Iqbaal Ramadhan, Tirto Adhi Soerjo, dan film Bumi Manusia yang tayang hari ini.

Tentang Iqbaal Ramadhan, Tirto, & Bumi Manusia yang Tayang Hari Ini
Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. foto/https://falcon.co.id

tirto.id - Film Bumi Manusia tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai Kamis (15/8/2019) hari ini. Bumi Manusia diangkat dari novel berjudul sama karya sastrawan legendaris, Pramoedya Ananta Toer. Pram menulis Bumi Manusia di Pulau Buru (1969-1979) saat ia diasingkan rezim Orde Baru.

Novel ini menceritakan perjalanan hidup Minke, pemuda pribumi Jawa yang menjalani masa muda di Hindia Belanda. Di dalamnya terdapat kisah cinta Minke dengan Annelies, putri Indo buah pasangan Herman Mellema (orang Belanda) dan Sanikem alias Nyai Ontosoroh (orang Jawa).

Bumi Manusia juga mengisahkan pergulatan Minke sebagai jurnalis dan mendirikan surat kabar Sarekat Prijaji. Bumi Manusia dilengkapi dengan buku-buku selanjutnya, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca yang kemudian disebut Tetralogi Buru.

Daniel F. Schultz and Maryanne Felter mengatakan dalam "Education, History, and Nationalism in Pramoedya Toer's Buru Quartet" (2002), Tetralogi Buru bukan sekadar bildungsroman.

Tetralogi Buru, menurut Schultz dan Felter, berusaha membawa pembacanya sadar mengenai sejarah Hindia Belanda dan kemunculan secara perlahan suatu nasion bernama Indonesia dengan menelusuri perkembangan, baik itu pendidikan formal dan informal, yang dijalani Minke.

Pendidikan formal mengajarkan Minke dua hal. Di satu sisi, Minke menerima gagasan Barat mengenai revolusi dan hak asasi manusia. Di sisi lain, dia belajar sepanjang waktu, tidak peduli betapa terdidiknya dia dalam sistem Barat, dia akan tetap seorang pribumi dan terus-menerus menjadi masyarakat kelas kedua.

Sebelum dituliskan dengan sembunyi-sembunyi, Bumi Manusia lebih dulu diceritakan Pram secara lisan kepada kawan-kawan sepenahanan di Pulau Buru. Proses kreatif sudah dimulai sejak fase penceritaan lisan itu, salah satunya dengan menyimak respons, pendapat atau komentar mereka yang mendengarkannya.

Setelah menulis, Pram tak lupa mengisahkan naskah-naskahnya kepada kawan-kawan sesama tapol. Pram juga menuliskannya dalam beberapa salinan. Satu salinan diberikan ke gereja Katolik di Buru untuk kemudian diselundupkan ke Amerika Serikat atau Australia, sementara sisanya diberikan kepada sesama tapol.

Minke merupakan julukan, nama sebenarnya adalah Tirto Adhi Soerjo. Pram mengabadikan perjalanan hidup Tirto melalui Tetralogi Pulau Buru ini. Tetralogi tersebut sempat dilarang semasa rezim Orde Baru.

Selain itu, Pram juga menulis hasil riset tentang Tirto Adhi Soerjo dalam buku non-fiksi berjudul Sang Pemula. Gelar Bapak Pers nasional pun disematkan Pram kepada Tirto—label yang juga dikukuhkan pemerintah RI pada 1973.

“Tuan T.A.S. adalah induk jurnalis bumiputera di ini tanah Jawa. Tajam sekali beliau punya pena. Banyak pembesar yang kena kritiknya jadi muntah darah dan sebagian besar memperbaiki kelakuannya yang kurang senonoh,” tulis Mas Marcodikromo dalam artikel bertajuk “Mangkat” yang dimuat surat kabar Djawi Hisworo edisi 13 Desember 1918.

Tuan T.A.S. yang dimaksud tidak lain adalah Tirto Adhi Soerjo, perintis pers bumiputera yang oleh Marco sudah dianggap sebagai mentor atau guru jurnalistiknya.

Marco—yang kemudian menonjol sebagai salah seorang aktivis pergerakan sekaligus jurnalis pribumi paling pemberani di dekade kedua abad ke-20—pernah menimba ilmu kepada Tirto saat berkarier di surat kabar Medan Prijaji pada 1907.

Tirto Adhi Soerjo adalah pelopor pers modern yang digerakkan kaum bumiputra. Sebagai pengakuan atas peran besarnya, pemerintah RI menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional pada 2006.

Minke dalam Film Bumi Manusia

Minke atau Tirto Adhie Soerjo dalam film Bumi Manusia diperankan oleh aktor Iqbaal Ramadhan. Tak lama setelah aktor dan aktris pemeran tokoh-tokoh dalam Bumi Manusia diumumkan, kontroversi timbul.

Iqbaal, yang sebelumnya memerankan tokoh Dilan dalam film Dilan 1990 (2017), dinilai tidak cocok menghidupkan karakter Minke. Petisi menolak Iqbal memerankan Minke pun muncul.

"Kami tidak ada rasa membenci atau tidak suka kepada sosok Iqbaal. Kami menolak Iqbaal memerankan Minke karena kami tidak melihat aura sosok Minke ada padanya. Iqbaal sudah menjadi sosok yang begitu pas untuk menjadi Dilan, dan identitas itu sungguh melekat tak bisa dipisahkan," sebut petisi tersebut.

Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan lahir di Surabaya pada 28 Desember 1999. Anak pasangan Herry Hernawan dan Rike Dhamayanti ini mengawali karier sebagai Trapani dalam drama musikal Laskar Pelangi.

Pada tahun 2011, aktor dan penyanyi ini mendapat peran sebagai Rusdi Badruddin di film 5 Elang.

Perjalanan karier Iqbaal sempat beralih ke bidang musik saat Coboy Junior yang diproduseri oleh Patrick Effendy dibentuk pada 23 Juli 2011. Iqbaal bersama dengan Bastian, Aldy, dan Kiki sontak menjadi idola remaja Indonesia dengan saat itu, dengan beberapa single seperti “Eeaa”, “Kamu”, dan “Mengapa Oh Mengapa”.

Coboy Junior melakukan tur keliling Indonesia dengan tajuk “CJR Generation 2013: Indonesian Tour” di 30 kota di seluruh Indonesia yang berlangsung dari bulan April 2013 hingga Desember 2013.

Selain single dan konser, pada 5 Juni 2013, Iqbaal juga berakting dalam film Coboy Junior The Movie. film ini berhasil tembus 683.604 penonton selama penayangannya.

Karier Iqbaal sebagai aktor justru bersinar setelah Coboy Junior bubar pada 2 Desember 2017 setelah terlebih dahulu ditinggal Bastian 3 tahun sebelumnya.

Bakat keaktorannya semakin kelihatan dalam akting Iqbaal di film Dilan 1990. Peran Dilan oleh Pidi Baiq digambarkan secara menarik dalam buku triloginya sebagai anak geng motor yang berandal namun romantis.

Film ini berhasil mengumpulkan 6.315.664 penonton pada masa penayangan film Dilan 1990. Rekor ini mengalahkan film Laskar Pelangi dengan 4.719.453 penonton dan bercokol di posisi kedua di bawah film remake ikon legenda komedi yaitu Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 dengan 6.858.616 penonton.

Selain sibuk dengan dunia akting, Iqbaal juga sedang membangun kembali karier bermusik bersama grup Svmmerdose. Svmmerdose mengusung genre R&B eksperimental yang beranggotakan total tiga personel. Iqbaal yang berposisi sebagai bassist ini mengaku sedang ingin fokus bermusik bersama Svmmerdose.

Terkait perannya sebagai Minke, Iqbaal menceritakan, Pramoedya Ananta Toer jadi salah satu dari 15 penulis yang masuk dalam daftar pilihan ujian di sekolahnya.

Nama besar Pramoedya Ananta Toer juga terdengar hingga ke Eropa. Novel Bumi Manusia juga pernah dijadikan materi kuliah sastra di Universitas Queen Mary London.

“Saat itu saya memilih Bumi Manusia sebagai salah satu buku untuk ujian, waktu itu saya tidak tahu Pram dan Bumi Manusia,” ujar Iqbaal, sebagaimana diwartakan Antara.

Sampai kemudian, Hanung Bramantyo menawarkan peran Minke pada Iqbaal yang ketika itu sedang terlibat dalam produksi film Dilan 1990. Kesempatan emas itu tidak disia-siakan oleh Iqbaal.

Sebagai Minke, Iqbaal dituntut untuk menambah bobot tubuh, menumbuhkan kumis serta fasih berbicara dalam bahasa Belanda yang kala itu lazim dipakai dalam keseharian.

“Banyak PR yang harus gue kerjakan, di Bumi Manusia harus bisa bahasa Belanda dan bahasa Jawa. Gue kan Sunda, jadi mungkin itu akan jadi sedikit tantangan,” ujar Iqbaal.

Baca juga artikel terkait BUMI MANUSIA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Film
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH