Menuju konten utama

Tembok Mini Kelilingi Miniatur AS di Wonderland Jerman

Tembok mini terlihat terpasang mengelilinigi miniatur negara Amerika Serikat (AS) di objek wisata Wonderland Jerman, bertuliskan "Biarkan dunia menjadi hebat lagi", merujuk pada slogan kampanye Trump, "Buat Amerika hebat lagi".

Tembok Mini Kelilingi Miniatur AS di Wonderland Jerman
Pagar dan tembok memisahkan wilayah padat penduduk di Tijuana, Meksiko, dan kota San Diego, Amerika Serikat. FOTO/SFC Gordon Hyde.

tirto.id - Tembok mini terlihat terpasang mengelilinigi miniatur negara Amerika Serikat (AS) di objek wisata Wonderland Jerman. Sejak Jumat (3/2/2017), pengunjung bisa mengintip di atas miniatur dinding beton yang di atasnya ditutup dengan kawat untuk melihat tempat kecil yang ikonik di AS seperti Las Vegas dan gunung Rushmore, demikian laporan kantor berita Xinhua.

Semboyan "Biarkan dunia menjadi hebat lagi" tertulis di dinding itu, merujuk pada slogan kampanye Trump, "Buat Amerika hebat lagi". Miniatur Wonderland Jerman sengaja menampilkannya sebagai aksi anti-kebijakan Presiden Donald Trump berencana membangun dinding di perbatasan negaranya dengan Meksiko.

"Saya tidak ingin memberitahu siapa pun apa yang harus dipikirkan. Semua orang harus melihat dinding itu, dan kemudian memutuskan terlepas dari apakah mereka merupakan kelompok kiri, kanan, atau tengah," kata Gerrit Braun, salah satu pendiri Miniatur Wonderland.

"Yang penting adalah orang-orang berpikir tentang hal itu," tambahnya.

Ryan Ott, seorang turis dari AS, pun berkata, "Saya pikir ini lelucon bagus dan dibutuhkan dunia, saya pikir, untuk membantu mengatasi yang terjadi di negara kami."

Tampilan di Miniatur Wonderland (Miniature Wunderland) , yang menurut Trip Advisor adalah tujuan utama wisata di kota Hamburg, terkenal di kalangan wisatawan, termasuk beberapa dari AS, yang biasanya tertarik pada miniatur kereta api.

100.000 Visa Dicabut

Sementara itu, pengacara pemerintah AS mengatakan kepada surat kabar Washington Post bahwa sudah lebih dari 100.000 visa dicabut sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif menyangkut kebijakan imigrasi pekan lalu.

Berdasarkan atas perintah ditandatangani Trump itu, pengungsi dan warga dari tujuh negara Timur Tengah dan Afrika Utara untuk sementara dilarang masuk ke AS.

Namun, Departemen Luar Negeri AS mengatakan jumlah visa yang dicabut berdasarkan perintah Trump itu tidak mencapai 60.000. Pengacara itu mengungkapkan data tersebut dalam sidang penuntutan hukum yang diajukan oleh dua pria bersaudara warga Yaman.

Gedung Putih mengecilkan dampak yang ditimbulkan oleh perintah eksekutif Trump terhadap masyarakat. Kekacauan dan unjuk rasa bermunculan di bandar-bandar udara di berbagai wilayah AS Jumat lalu.

Melalui perintah yang ditandatangani Trump pada 27 Januari itu, pengungsi dari seluruh dunia untuk selama 120 hari dilarang memasuki wilayah Amerika Serikat. Para warga dari tujuh negara, yang disebut "negara-negara yang dikhawatirkan merupakan sumber terorisme", selama 90 hari dilarang masuk ke AS.

Ketujuh negara yang dimasukkan dalam larangan memasuki AS adalah Iran, Irak, Libya, Suriah, Somalia, Sudan dan Yaman. Jumlah penduduk di ketujuh negara itu mencapai 130 juta orang. Kebijakan ini memancing puluhan ribu orang berunjuk rasa di depan Gedung Putih, di lebih dari 30 bandara AS dan di pusat kota-kota besar, termasuk Boston, Philadelphia, Atlanta, Los Angeles, Seattle dan Chicago.

Qatar Airways Kembali Angkut Penumpang ke AS

Sementara itu maskapai penerbangan Qatar Airways dikabarkan akan mengizinkan penumpang korban aturan Trump untuk melanjutkan penerbangan ke Negeri Paman Sam sesudah hakim federal mencabut pelarangan itu, kata juru bicara perusahaan itu, Sabtu (4/2/2017).

Pabean dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) telah mengabari bahwa Qatar Airways dapat mengangkut wisatawan dari tujuh negara berpenduduk sebagian besar Muslim dan semua pengungsi, yang dilarang di bawah keputusan Trump pada pekan lalu, demikian pengumuman dari maskapai penerbangan dari negara Islam itu.

Perempuan juru bicara Qatar Airways juga memastikan bahwa perusahaan penerbangan itu akan mulai menerima semua penumpang dengan dokumen sah perjalanan.

Sebelumnya, pelarangan pemerintahan Trump membuat industri penerbangan terperanjat. Beberapa beberapa perusahaan terpaksa menjadwal kembali penugasan awak pesawat untuk mematuhi aturan tersebut. Perintah penangguhan sementara dari hakim federal AS kemudian berbalik menjadi tantangan besar atas tindakan Trump tersebut, meskipun pemerintahannya dapat naik banding agar kebijakan itu berlaku lagi.

CBP memberi tahu Qatar Airways bahwa dapat kembali mengangkut pelancong Muslim ke AS, kata pejabat perusahaan penerbangan itu kepada Reuters. Peristiwa tersebut terjadi sesudah Keputusan Presiden Trump dibatalkan di seluruh AS pada Jumat oleh hakim federal di Seattle.

Dalam pertemuan pada sekitar pukul 21.00 EST (09.00 WIB), CBP memberitahu perusahaan penerbangan untuk menerapkan kegiatan seperti sebelum ada keputusan Presiden Trump, demikian dilaporkan ulang oleh Antara.

Baca juga artikel terkait KEBIJAKAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Politik
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan