Menuju konten utama

Tema Hari Jantung Sedunia 29 September: Lawan Penyakit Saat Pandemi

Sejarah dan tema Hari Jantung Sedunia yang diperingati setiap tanggal 29 September.

Tema Hari Jantung Sedunia 29 September: Lawan Penyakit Saat Pandemi
Ilustrasi Jantung Sehat. foto/istockphoto

tirto.id - Hari Jantung Dunia (World Heart Day/WHD) diperingati setiap tahunnya pada 29 September dengan tujuan untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap pernyakit kardiovasular serta bagaimana pencegahan dan dampaknya secara global.

Mengutip dari Britannica, World Heart Federation (WHF) bersama dengan WHO pertama kali mengumumkan Hari Jantung Dunia (WHD) pada tahun 1999. Ide tersebut datang dari mantan presiden WHF periode 1997-1999 Antoni Bayes de Luna. Peringatan pertama jatuh pada September 2000.

Sejak perayaan pertama organisasi non-pemerintah WHF selalu menjadi sponsor utama acara tahunan itu dengan mengumpulkan dan menyebarkan informasi serta mengumumkan tema perayaan. Lebih dari 90 negara ikut merayakan acara Hari Jantung Dunia setiap tahunnya.

Pada awal tahun 2000-an, angka kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular memang sudah sangat tinggi yaitu sekira 17 juta orang, mayoritas kematian disebabkan oleh penyakit jantung koroner dan struk.

World Heart Federation dalam resminya menyebutkan, sejak Mei 2012 setiap negara pendukung berkomitmen untuk mengurangi mortalitas global dari penyakit tidak menular sebanyak 25 persen pada tahun 2025.

Hampir setengah korban dari penyakit menular disebabkan oleh CVD. Dalam hal ini, World Heart Federation melalui Hari Jantung Sedunia ikut berkomitmen untuk berjuang mengurangi penyakit CCVD secara global.

WHF berkerjasama dengan beberapa partner utamanya di bidang kesehatan yaitu AstraZeneca, Boehringer Ingelheim, Lilly Alliance, dan Pfizer untuk bergerak bersama mengurangi angka korban akibat CVD dengan menekankan setiap individu, keluarga, komunitas dan pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini.

WHO menyebutkan, penyakit-penyakit kardiovaskular masih menjadi penyakit dengan jumlah kematian terbanyak per tahun. Sampai saat ini, 17.9 juta orang meninggal dunia disebabkan karena penyakit kardiovaskular setiap tahunnya, jumlah tersebut ialah 31% dari angka kematian global. Sebanyak 75% korban penyakit kardiovaskular dialami oleh warga dari negara berkembang.

Data Penyakit Jantung di Indonesia

Mengutip laman Kemenkes, pada 2019, sebanyak 26,4 persen kematian di seluruh Indonesia disebabkan oleh penyakit kardivaskular atau CVD. Penyakit ini bisa muncul disebabkan oleh beberapa faktor penentu yaitu:

  • Kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 25 persen disebabkan oleh polusi udara. Penduduk kota memiliki resiko yang lebih besar akan hal ini.
  • Makanan tinggi lemak dan padat energi serta kurangnya pilihan makanan sehat. Oleh karena itu diet sehat dinilai sangat penting untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskular.
  • Merokok satu batang per hari disinyalir dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 48 persen. Risiko penyakit kardiovaskular juga dapat dialami perokok pasif. Oleh karena itu WHO menyarankan untuk melindungi masyarakat dari asap rokok.
  • Kurangnya olahraga dan bergerak di ruang terbuka yang aman juga dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular. Sebaliknya aktivitas olahraga rutin dapat mengurangi resiko meninggal akibat penyakit kardiovaskular sebesar 29 persen.
  • Latar belakang genetik dan geografis juga berpengaruh terhadap peningkatan resiko CVD (Cardiovascular Disease).
Hari Jantung Sedunia 2020 bertemakan “#UseHeart to beat cardiovascular disease”. Tema itu dipilih WHF karena pasien CVD menghadapi ancaman ganda selama pandemi COVID-19. Yaitu selain beresiko terjangkit virus, mereka juga dihadapkan pada kekhawatiran atas perawatan jantungnya.

Baca juga artikel terkait HARI JANTUNG SEDUNIA atau tulisan lainnya dari Mochammad Ade Pamungkas

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Mochammad Ade Pamungkas
Penulis: Mochammad Ade Pamungkas
Editor: Dipna Videlia Putsanra