Menuju konten utama

Tema Bunuh Diri dalam Musik Hip-Hop

Banyak rapper dan musisi hip-hop membicarakan tentang depresi dan bunuh diri dalam lagu-lagunya.

Tema Bunuh Diri dalam Musik Hip-Hop
Rapper Amerika, Sir Robert Bryson Hall II, dengan nama panggung "Logic". FOTO/Getty Images

tirto.id - Pada malam penganugerahan MTV Video Music Award 2017, Logic, seorang rapper asal Amerika Serikat, berpidato pendek tentang kesehatan mental. Bersama dua orang rekan sesama musisi, Alessia Cara dan Khalid, Logic menyanyikan lagu “1-800-273-8255”, yang sedang diperbincangkan di Amerika saat ini.

Di panggung MTV saat itu, Logic bernyanyi bersama para penyintas depresi yang telah mencoba bunuh diri. Beberapa penyintas menangis di atas panggung dan seluruh pengunjung merasakan energi dari lagunya yang bercerita tentang keinginan untuk hidup melawan depresi.

Tidak hanya bernyanyi tentang bunuh diri, depresi, dan perjuangan untuk tetap hidup, Logic juga mengajak para musisi yang hadir, para tamu undangan, dan penonton untuk berjuang melawan stigma penyakit mental. Ia juga bicara tentang penindasan, kekerasan terhadap kelompok minoritas, serta bagaimana ketidakadilan di Amerika serikat telah merugikan banyak kelompok rentan.

“Aku di sini untuk memperjuangkan keadilanmu karena aku percaya kita terlahir sama, tetapi kita tidak diperlakukan sama saat ini dan itu mengapa kita mesti melawan,” katanya.

Baca juga: Candu Medsos Mengacaukan Kesehatan Mental

Dalam sebuah wawancara, Logic mengatakan lagu “1-800-273-8255” merupakan nomor layanan bunuh diri. Ia menyadari sebagai seniman, penyanyi, dan orang yang dikenal luas publik, ia punya kemampuan untuk mengajak penggemarnya untuk bicara terbuka tentang kesehatan mental. Di Amerika Serikat, kematian akibat bunuh diri menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi. Namun, masih banyak orang menganggap tema ini tabu untuk dibicarakan.

Untuk itu, jaringan radio Entercom meluncurkan kampanye kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri yang diberi nama “I'm Listening”, kampanye ini akan menghadirkan iklan layanan masyarakat, promo on air, dan bincang-bincang langsung di stasiun Radio Entercom. Kampanye ini akan menghadirkan banyak musisi yang secara terbuka mengaku memiliki gangguan kesehatan mental seperti Phantogram, Khalid, dan Logic.

Baca juga: Sederet Rahasia pada Album Baru JAY-Z

Kini, memang banyak rapper dan musikus hip-hop yang bicara tema ini. Styles P, rapper Amerika, dalam wawancara radio menyebut banyak orang keturunan Afrika Amerika melawan stigma tentang kesehatan mental. Mereka harus kuat dalam menghadapi hidup, karena mereka yang lemah akan diinjak.

Hal inilah yang membuatnya sangat berat bicara tentang kematian putrinya. Banyak orang dalam komunitas hip-hop dianggap harus tangguh dan keliatan kuat. Saat mereka menangis dan menunjukkan sisi rapuh mereka akan dianggap lemah.

“Sangat sulit sebagai pria kulit hitam karena kami datang dari keluarga yang tak peduli dengan masalah keluarga, kami sibuk mencari uang, di mana keluarga jadi nomor dua dan uang menjadi nomor satu,” katanya.

Joe Budden dari grup hip-hop Slaughterhouse dalam wawancara bersama Complex menyebut bahwa sangat sulit menghadapi depresi sendiri. Sembari menangis, Joe bicara sebagai orang yang setiap hari melawan depresi, melawan keinginan bunuh diri. Ia mengatakan ingin hip-hop membicarakan kesehatan mental lebih banyak.

“Kita sangat kuat sebagai budaya, kita bisa menggerakkan sesuatu. Sudah terlalu banyak yang meninggal karena masalah kesehatan mental ini,” katanya.

Baca juga: Kendrick Lamar Menjaga Tradisi Hip-Hop Amerika

Infografik Hip-HOp

Permasalahan kesehatan mental di Amerika seringkali memiliki bias ras. Riet dari Departemen kesehatan dan pelayanan kemanusiaan Amerika Serikat menunjukkan orang kulit putih mendapatkan bantuan layanan antidepresan lebih banyak daripada orang kulit hitam.

Lembaga kontrol wabah Amerika (CDC) menyebutkan bahwa meski perempuan kulit hitam lebih mungkin memeriksakan kesehatan mentalnya daripada perempuan kulit putih, hanya sebagian saja yang mencari pertolongan karena akses dan layanan yang terbatas.

Kematian demi kematian di komunitas hip-hop yang berkaitan dengan kesehatan mental memang alarm yang berbahaya. Sejarah panjang kematian dan usaha bunuh diri yang ada kerap diabadikan melalui lagu dan lirik. Meski demikian, komunitas hip-hop Amerika dan dunia kerap tak bisa mengatasinya.

Kematian lewat bunuh diri juga dilakukan sebagai usaha untuk mengakhiri penderitaan. Pada 2015, rapper asal Kanada Jamie Prefontaine, atau yang dikenal dengan Brooklyn, diduga melakukan bunuh diri pada 2015 saat berusia 30 tahun.

Musisi hip-hop lain, Capital STEEZ, juga bunuh diri pada 23 Desember 2012. Sebelum bunuh diri, ia mengabarkan beberapa temannya bahwa ia sangat sayang kepada mereka. Dalam perjalanan menunju puncak gedung Cinematic Music Group di Manhattan’s Flatiron District, ia lantas membuka twitter dan menuliskan cuitan "The end." sebelum akhirnya melompat.

Sebelumnya, Capital STEEZ telah memberikan petunjuk tentang keinginan bunuh diri dalam lagu “Free The Robots” yang menayangkan fragmen nomor bantuan pencegahan bunuh diri.

Baca juga: Kenapa Banyak Musisi Bunuh Diri?

Pada 1991, Bushwick Bill anggota dari grup The Geto Boys meminta kekasihnya untuk membantu melakukan bunuh diri. Meski gagal mati, Bill akhirnya mengalami keracunan yang sangat parah. Dalam kesaksian seusai diselamatkan, ia melihat dirinya sendiri di cermin dan tertawa karena gagal bunuh diri. Bukan rahasia jika dalam komunitas kulit hitam yang maskulin, seseorang dihormati berdasarkan pamor dan kekuasaannya. Bill menyebut bahwa menjadi terkenal dan banyak orang bisa membuat seseorang gila bila tak mampu mengendalikannya.

Houston, penyanyi asal Amerika yang pernah melakukan kolaborasi bersama Chingy dan Nate Dogg pada 2004 dalam lagu “I Like That,” mencongkel matanya pada 2005. Dari keterangan yang diperoleh, Houston menyebut ia merasa bahwa ada iblis di kepalanya dan satu-satunya cara mengalahkan iblis itu adalah dengan mencongkel keluar matanya.

Houston lantas diberikan kesempatan untuk melakukan rehabilitasi karena diduga memiliki gangguan skizofrenia yang membuatnya berhalusinasi. Data dari The National Institute of Mental Health (NIMH) menyebut bahwa saat ini ada 7,9 juta orang yang menderita gangguan skizofrenia dan bipolar disorder.

Bagaimana rapper menerjemahkan depresi dan segala dorongan bunuh diri dalam karya estetik? Notorious B.I.G, salah seorang legenda hip-hop dunia, menulis lagu berjudul “Suicidal Thoughts” dalam album Ready to Die. Lagu ini dianggap sebagai teriakan B.I.G bahwa kesehatan mental adalah masalah serius.

Sementara itu, musuh besarnya 2pac juga menulis lagu “Thugz Mansion” yang menyebut bahwa Ia telah mencoba berulang kali memikirkan bunuh diri, namun saat ia memegang pistol dan mencoba menembak dirinya sendiri 2pac teringat ibunya lantas mengakhiri keinginan itu.

Baca juga: Negara-Negara yang Mengizinkan Bunuh Diri

Generasi rapper setelah 2pac juga masih banyak bicara tentang kematian seperti Eminem dalam lagu "The Way I am" bicara bahwa banyak orang tak tahu kehidupan pribadinya dan segala popularitas yang ia miliki membuatnya merasa terbebani dan ingin mati saja.

Atau Kendrick Lamar dalam lagu "U" menyebut bahwa kematian orang terdekat kadang bisa membuat kita merasa ingin mati juga, ia mencoba berbagi tentang beban karena kehilangan karena ditinggal meninggal bisa membuat depresi.

Banyak rapper menganggap bahwa musik hip-hop dan proses menulis lirik adalah jalan untuk tetap waras. Rapper Kevin Gates misalnya, mengaku menulis lirik, memproduksi lagu, serta menyanyikan lagu-lagu agar ia bisa tetap waras.

“Menulis lirik adalah terapi bagiku. Aku memiliki depresi akut dan (menulis) cuma satu-satunya caraku melepaskannya, melalui musik.

Kid Cudi menulis lagu “The Prayer” dalam mixtape yang ia susun pada 2008, bercerita tentang rasa sunyi, sendiri, dan pikiran yang terus bertikai. Secara terbuka Kid Cudy menyebut bahwa kesepian adalah hal yang mengerikan jika kita tidak bisa mengalahkannya, depresi akan memakan seseorang hidup-hidup. Usahanya untuk banyak bicara depresi secara terbuka dalam hip-hop diapresiasi karena dianggap membuka tema tabu dan tak malu merasa lemah di hadapan depresi.

Musisi Travis Scot dan komedian Pete Davidson adalah dua orang yang mengaku bahwa hidup mereka diselamatkan oleh lagu-lagu Kid Cudi yang bicara tentang bunuh diri, depresi dan terbuka pada diri sendiri.

========================

Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdikusi dengan pihak terkait, seperti psikolog atau psikiater maupun klinik kesehatan jiwa. Salah satu yang bisa dihubungi adalah Into the Light yang dapat memberikan rujukan ke profesional terdekat (bukan psikoterapi/ layanan psikofarmaka) di intothelight.email@gmail.com.

Baca juga artikel terkait BUNUH DIRI atau tulisan lainnya dari Arman Dhani

tirto.id - Musik
Reporter: Arman Dhani
Penulis: Arman Dhani
Editor: Maulida Sri Handayani