Menuju konten utama

Teks Khutbah Jumat tentang Isra Miraj & Turunnya Perintah Shalat

Teks khutbah Jumat terbaru, tentang peristiwa Isra Miraj dan turunnya perintah sholat 5 waktu. Berikut selengkapnya.

Teks Khutbah Jumat tentang Isra Miraj & Turunnya Perintah Shalat
Ilustrasi isra miraj

tirto.id - Khutbah Jumat terbaru akan membahas tentang peristiwa Isra Miraj dan turunnya perintah shalat lima waktu di peristiwa tersebut

Teks Khutbah Jumat 17 Februari 2023 ini akan memuat kisah Isra dan Mikraj Nabi Muhammad Saw beserta hikmahnya.

Dalam rangka menyambut Isra Miraj yang jatuh pada tanggal 18 Februari 2023, berikut contoh teks khutbah Jumat selengkapnya.

Teks Khutbah Jumat: Isra Miraj & Turunnya Perintah Shalat 5 Waktu

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji bagi Allah Swt. Selawat dan salam semoga senantiasa terlimpah Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat. Amm ba’du...

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Alhamdulillah, pada hari ini, Jumat, 17 Februari 2023, kita dapat berkumpul dalam majelis salat dan khotbah Jumat yang insyaallah dirahmati Allah Swt.

Dalam kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khotbah dengan tema “Isra Miraj & Turunnya Perintah Salat”.

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Umat Islam Indonesia pada Sabtu, 18 Februari 2023 (27 Rajab 1444 H) besok akan memperingati Isra dan Miraj Nabi Muhammad Saw.

Sebagaimana kita ketahui, salah satu perintah penting yang diberikan Allah Swt. dalam peristiwa Miraj adalah kewajiban mendirikan sholat 5 waktu bagi umat Islam.

Peristiwa Isra dan Mikraj terbagi menjadi 2 kejadian. Pertama, Isra yakni perjalanan selama 1 malam menempuh jarak sekitar 1.239 km yang dilakukan Rasulullah Saw. dari Masjidilharam (Makkah) menuju Masjidilaqsa (Baiqtulmaqdis).

Pada kurun 621 M, perjalanan dari Makkah menuju Baitulmaqdis umumnya ditempuh sekitar 1 bulan dengan menaiki unta. Namun, Rasulullah Saw. dalam peristiwa Isra melakukan perjalanan tersebut cukup dengan waktu 1 malam menggunakan burak. Peristiwa Isra Nabi Muhammad Saw. diceritakan Allah Swt. melalui firmannya Surah Al-Isra ayat 1 sebagai berikut:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ - ١

Arab Latinnya:

Sub-ḥānallażī asrā bi’abdihī lailam minal-masjidil-ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣallażī bāraknā ḥaulahụ linuriyahụ min āyātinā, innahụ huwas-samī’ul-baṣīr

Artinya:

Maha Suci [Allah] yang telah memperjalankan hamba-Nya [Nabi Muhammad] pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat,”(QS. Al-Isra [17]: 1).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Kedua, Mikraj adalah peristiwa naiknya Rasulullah Saw. dari Baitulmaqdis melewati langit ke-7 menuju Sidratul Muntaha. Website NU Online Nganjuk menuliskan bahwa Sidratul Muntaha (Sidrah al-Muntaha) adalah tempat yang berada di langit serta bersifat gaib, tidak mungkin dijangkau panca indera dan akal pikiran manusia.

Meskipun di luar batas kemampuan manusia, peristiwa Mikraj dijelaskan kebenarannya melalui firman Allah Swt. dalam Surah An-Najm ayat 17 sebagai berikut:

مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى ١٧

Arab Latinnya:

Mā zāgal-baṣaru wa mā ṭagā.

Artinya:

Penglihatannya [Muhammad] tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak [pula] melampauinya,”(QS. An Najm [53]: 17).

Allah Swt. dalam Mikraj menunjukan kemuliaan Nabi Muhammad Saw. sebagai hamba yang benar-benar bertakwa serta memiliki derajat nan tinggi di sisiNya. Salah satu perintah yang diberikan Allah Swt. dalam Peristiwa Mikraj adalah kewajiban mendirikan salat 5 waktu bagi umat Islam.

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Salat 5 waktu adalah salah satu amalan yang utama sekaligus rukun Islam kedua. Setiap umat Islam wajib menjalankan dan tidak boleh meninggalkannya salat 5 waktu. Ibadah salat 5 waktu mampu menjaga seseorang dari perbuatan maksiat, sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Al-Ankabut ayat 45 sebagai berikut:

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ ٤٥

Arab Latinnya:

Utlu mā ụḥiya ilaika minal-kitābi wa aqimiṣ-ṣalāh, innaṣ-ṣalāta tan-hā 'anil-faḥsyā`i wal-mungkar, walażikrullāhi akbar, wallāhu ya'lamu mā taṣna'ụn.

Artinya:

Bacalah [Nabi Muhammad] Kitab [Al-Qur’an] yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari [perbuatan] keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah [salat] itu lebih besar [keutamaannya daripada ibadah yang lain]. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,”(QS. Al-Ankabut [29]: 45).

Tidak hanya itu, salat merupakan amalan yang akan dihisab Allah Swt. pertama kali kelak. Oleh sebab itu, apabila salat 5 waktu seseorang baik, ikut baik pula amalan lainnya. Hal ini sebagaimana bunyi hadis riwayat Thabrani, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda sebagai berikut:

Amalan seorang hamba yang paling pertama dihisab di hari Kiamat adalah salat, jika salatnya baik maka baik pula seluruh amalannya, dan jika salatnya rusak maka rusak pula seluruh amalannya,” (H.R. Thabrani).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Demikianlah khotbah Jumat pekan ini, semoga apa yang khatib sampaikan memberikan kebermanfaatan bagi diri sendiri maupun jemaah. Di samping itu, semoga kita semua diberikan kekuatan, kesabaran, dan kemudahan dalam beribadah kepada Allah Swt. Aamiin allahumma aamiin.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani