Menuju konten utama

Teknologi Digital Membuka Peluang UMKM & Perempuan di Kota Kecil

Internet dan digitalisasi bisa membantu bisnis berkembang lebih besar, dan menyasar pembeli dari segmen yang lebih luas.

Teknologi Digital Membuka Peluang UMKM & Perempuan di Kota Kecil
Mitra UMKM. FOTO/Grab Indonesia

tirto.id - Tak mudah bagi Abimanyu Prakarsa (33) untuk bisa menata hidup saat harus pindah ke Tarakan, Kalimantan Utara. Di kota baru itu, Abimanyu kesulitan mencari pekerjaan. Padahal dia baru saja menikah dan harus menghidupi keluarganya.

“Karena saya baru pindah, jadi tidak punya kenalan, apalagi jaringan, untuk mencari pekerjaan yang stabil. Jadi selama berbulan-bulan, saya coba lihat apa yang bisa dilakukan untuk menciptakan peluang,” tutur Abimanyu.

Ketika mencari kerja itu, Abimanyu menyadari satu hal: banyak bisnis kuliner online yang berkembang pesat. Ia terinspirasi untuk membuat bisnis serupa. Maka dia mulai cari resep, dan setelah pas, Abimanyu memulai usaha kuliner kecil-kecilan bernama Nasi Kota-KU. Untuk memasarkan dagangannya, Abimanyu memakai media sosial.

Tarakan sendiri sejak beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan pesat dari sisi infrastruktur, yang mengarah pada penciptaan lebih banyak peluang bisnis. Abimanyu merupakan satu dari ribuan pemilik UMKM baru yang banyak bermunculan di Tarakan.

Data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kaltara, menunjukkan bahwa pada tahun 2019, lahir 8.976 UMKM baru sehingga saat ini ada sekitar 13.427 UMKM yang terbagi dalam berbagai sektor. Di tengah kesulitan mencari pekerjaan, masyarakat Tarakan telah memanfaatkan kesempatan ini untuk meluncurkan bisnis kecil baru, terutama karena peluang untuk berkembang berkat digitalisasi dinilai sangat meyakinkan.

UMKM di Tarakan juga sangat didukung oleh Rumah BUMN, sebuah organisasi yang bertujuan untuk mempercepat transformasi digital UMKM di kota tersebut. Saat pandemi melanda dan penjualan konvensional tersendat, maka penjualan online makin dibutuhkan. Di sanalah peran Rumah BUMN dalam meningkatkan literasi digital jadi penting.

Sebagai bagian dari misinya untuk membantu UMKM go digital, Rumah BUMN tidak bisa sendiri, dan karenanya menjadikan Grab sebagai mitra. Mereka memanfaatkan platform Grab untuk memberikan pelatihan dan edukasi tentang cara memanfaatkan fitur dalam platform digital ini guna membantu mengembangkan bisnis UMKM.

“Kami menyadari bahwa potensi pertumbuhan yang dimiliki oleh UMKM Tarakan dapat sangat ditingkatkan melalui pemanfaatan teknologi,” ujar Yayan Nuryana, Manager Enterprise, Government, Business, Rumah BUMN Telkom Tarakan.

Sayangnya, ujar Yayan, penetrasi internet dan literasi digital saat ini masih perlu ditingkatkan karena baru 12% UMKM di Kalimantan Utara yang telah memanfaatkan platform digital. Dengan minimnya akses teknologi yang relevan untuk memajukan bisnis mereka, Rumah BUMN memiliki tujuan untuk memperkenalkan dan mengekspos UMKM ini pada berbagai inovasi digital seperti Grab.

“Dan kami harap kolaborasi ini bisa mendorong potensi mereka untuk terus tumbuh, membantu meningkatkan bisnis dan melayani masyarakat di Tarakan dan wilayah Kalimantan Utara dengan lebih baik,” tambah Yayan.

Mengambil Peluang Bisnis dengan Meningkatkan Keterampilan dan Memanfaatkan Platform Digital

Setelah dapat mengelola bisnis Nasi Kota-ku secara online dengan baik, Abimanyu menyadari adanya peluang yang besar untuk terus mengembangkan bisnisnya. Pada awal 2021, Abimanyu mengikuti kelas pelatihan yang diadakan oleh Rumah BUMN dan Grab guna belajar bagaimana membawa lebih banyak peluang ke bisnis Nasi Kota-ku.

Merchant GrabFood

Merchant GrabFood. FOTO/Grab Indonesia

Ia juga mendaftarkan restorannya sebagai mitra merchant GrabFood, dan dengan cepat melihat perkembangan Nasi Kota-KU seiring dengan bertambahnya pengetahuan tentang bagaimana cara menjalankan bisnis kuliner. Bergabung dengan GrabFood memberikan bisnisnya visibilitas online yang kuat sehingga ia memutuskan untuk membuka toko offline.

“Ketika saya membuka toko offline, penjualan di online juga berpengaruh positif karena konsumen di GrabFood juga dapat melihat foto-foto toko offline saya. Kombinasi ini dapat memajukan bisnis Nasi Kota-KU yang sekarang menjadi bisnis omni-channel. Sekarang hampir 40% dari penjualan berasal dari GrabFood dan saya sangat senang dapat mempekerjakan 4 staf lagi untuk meningkatkan pelayanan bisnis. Saya juga selalu membeli bahan dari Pasar tradisional, dan bisa membantu pedagang pasar bertahan lewat bisnis digital saya ini,” tutur Abimanyu.

Kisah sukses lain di Tarakan datang dari Welly (50), salah satu pemilik Warung Teras Tarakan, rumah makan masyhur yang sudah berdiri di Tarakan sejak 2013. Kurang dari 10 tahun, Welly mampu menyulap kedai makanan kecil di teras rumahnya, menjadi rumah makan populer yang selalu jadi langganan pejabat. Presiden Joko Widodo pun sudah sempat dua kali makan di sana.

Pada awalnya, Welly dan keluarga hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut saja. Namun akhirnya dia sadar, strategi dari mulut ke mulut harus diimbangi dengan digitalisasi. Welly sadar, kompetisi restoran di Tarakan makin ketat. Maka dari itu, Welly langsung mendaftarkan Warung Teras ke Grabfood.

“Setelah menggunakan GrabFood, saya sangat merasakan kemudahan dan manfaat dari platform digital dalam mengembangkan bisnis saya. Selain itu, saya tidak perlu pusing lagi untuk mencari SDM baru untuk kurir pengantaran makanan. Saya sangat terbantu sekali dengan sistem pengantaran Grab yang mudah dan dilengkapi dengan teknologi dan titik peta yang akurat,” ujar Welly.

Berkat kemajuan UMKM di Tarakan yang berhasil memanfaatkan peluang dari kehadiran platform digital, meningkat pula kontribusi ekonomi Tarakan untuk Kalimantan Utara. Pada tahun 2020 kenaikannya sebesar 38,08%, dengan sektor UMKM sebagai penggerak utamanya.

Banyak pemilik usaha UMKM di Tarakan merasa bahwa mereka dapat mempertahankan kesuksesan bisnis secara jangka panjang dengan menggunakan teknologi digital secara efektif.

Rosliana atau kerap dipanggil Liena (35) telah menjalankan bisnis fesyennya, Boutique Smile, di kota ini selama 12 tahun. Seiring dengan tren media sosial yang muncul, Liena menetapkan ambisi baru untuk mengembangkan bisnis Boutique Smile-nya dengan mengubah strategi dari offline ke online. Saat lebih banyak masyarakat mengenalnya, Boutique Smile mengalami lonjakan permintaan untuk desain pakaian ala Jepang dan Korea yang sedang naik daun. Namun, Liena merasa ia membutuhkan dukungan tambahan untuk mengelola peluang baru ini, khususnya dalam hal pengiriman.

“Saya tidak terbiasa untuk menangani logistik dan saya awalnya kesulitan untuk menemukan layanan pengantaran yang sesuai untuk mengantarkan produk saya ke konsumen. Saya akhirnya memutuskan untuk mencoba mempelajari cara memanfaatkan layanan GrabExpress dan sekarang saya dapat menjangkau konsumen saya lebih cepat dan lebih mudah, terutama dengan fitur Same Day,” jelas Liena.

Mitra UMKM

Mitra UMKM. FOTO/Grab Indonesia

Platform digital telah membantu Liena untuk terus bereksperimen pada hal-hal baru dan berinovasi di lini bisnisnya. Kemudahan beroperasi secara online juga telah memungkinkannya untuk berekspansi ke sektor kuliner dengan Smile Food, bisnis dessert dan makanan segar buatannya yang menawarkan pilihan kuliner yang sebelumnya belum ada di Tarakan.

“Karena saya selalu bepergian ke banyak kota dan negara, saya pun banyak mendapatkan pengetahuan tentang kuliner-kuliner disana. Sekarang saya pun ingin mencoba untuk memperkenalkan tren kuliner seperti Asinan Jakarta, Mango Sticky Rice dan Salad Buah di Tarakan. GrabExpress masih menjadi layanan pesan-antar utama saya karena saya mempercayai keandalannya untuk memastikan makanan tiba dalam keadaan segar dan kondisi yang baik, tetapi selama dua bulan terakhir ini saya juga bergabung menjadi mitra merchant GrabFood untuk menjangkau segmen konsumen yang lebih luas lagi,” kata Liena.

Sinergi Kolaboratif dengan Tujuan Bersama untuk Mengembangkan Ekosistem UMKM Tarakan

Seperti perkembangan banyak kota lainnya, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara juga melambat pada triwulan I-2020 akibat kondisi pandemi. Namun, pemerintah daerah Tarakan tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa UMKM dapat terus beroperasi dan membantu menghidupi kesehariannya dan juga bagi masyarakat.

Guna membuktikan dinamika UMKM yang muncul di Tarakan, dukungan pemerintah untuk terciptanya lingkungan bisnis yang kondusif bagi pengembangan UMKM telah membuat Tarakan memenangkan Penghargaan Natamukti pada akhir tahun 2020, penghargaan khusus untuk mengapresiasi upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan ekosistem UMKM, di mana Tarakan juga memperoleh gelar sebagai Kota 1000 Kafe.

Pencapaian Tarakan dalam penghargaan sebelumnya telah menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara pemerintah dan swasta. Menurut Walikota Tarakan, dr. Khairul M.Kes, kerja sama antara sektor publik dan swasta sangat dibutuhkan dalam mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Tarakan,

“Kerjasama antara Rumah BUMN dan platform digital seperti Grab terbukti membantu dalam mendistribusikan akses digital yang lebih luas di jaringan UMKM dan memungkinkan mereka untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya di tengah masa pandemi yang penuh tantangan ini,” tutur Khairul.

Halim Wijaya, Director of East Indonesia, Grab Indonesia juga menekankan bahwa pertumbuhan optimis yang terlihat di Tarakan merupakan hasil dari kerjasama kolaboratif antara sektor publik dan swasta.

“Kami memiliki tujuan yang sama dengan pemerintah daerah, yaitu untuk memperkuat kapasitas ekonomi Tarakan dan kami juga mengamati bagaimana Pemerintah berdedikasi untuk menciptakan kesempatan pengembangan UMKM. Sebagai aplikasi super terkemuka, Grab fokus dalam mendistribusikan akses transformasi digital yang merata di seluruh Indonesia dan berharap dapat terus menyediakan akses teknologi yang inklusif, khususnya untuk percepatan ekonomi UMKM guna membangun kapasitas kompetitif mereka. Ini termasuk di daerah-daerah pelosok seperti Nunukan dan Pulau Sapi,” tukas Halim. []

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis