Menuju konten utama

Teknologi Bisa Jadi Penghambat Minat Baca Anak

Teknologi bisa menjadi penghambat anak untuk membaca. Meskipun demikian, aktor Lukman Sardi berusaha memanfaatkan kelebihan teknologi dalam rangka menarik anak mencari pengetahuan.

Teknologi Bisa Jadi Penghambat Minat Baca Anak
(ilustrasi) Suasana dan aktivitas pengunjung di dalam perpustakaan daerah Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (19/5). Menurut Data BPS, minat baca masyarakat usia di atas 15 th menunjukkan 55 persen lebih tertarik membaca koran, 29 persen membaca majalah, 16 persen membaca buku cerita, 44 persen membaca buku pelajaran sekolah. Antara foto/Destyan Sujarwoko

tirto.id - Teknologi bisa menjadi penghambat anak untuk membaca. Meskipun demikian, selalu ada cara untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat menumbuh kembangkan minta baca anak. Aktor Lukman Sardi berusaha memanfaatkan kelebihan teknologi dalam rangka menarik anak mencari pengetahuan.

"Kalau anak sekarang enggak bisa melalui "ini baca buku!" karena mereka sudah tumbuh dengan teknologi yang ada. Tapi sebenarnya kita bisa manfaatkan dari YouTube," kata Lukman ditemui usai kampanye PerpuSeru #PengetahuanItuKekuatan di Jakarta, Senin, (7/11/2016) seperti dilaporkan kantor berita Antara.

"Aku mengarahkan mereka untuk melihat dari YouTube karena buat aku dari situ mereka ada minat untuk mencari pengetahuan dan akhirnya membaca," sambung dia.

Selain menarik minat baca anak lewat YouTube, pemeran utama pria dalam film "7/24" itu juga menyiapkan buku bacaan bergambar untuk membudayakan membaca kepada anak-anaknya yang berumur enam, empat, dan tiga tahun.

"Kalau yang belum bisa baca paling enggak mereka sudah tahu, sudah mengenal sama buku, jadi kita harus kreatif agar anak mau belajar buku lewat teknologi yang ada, tapi di sisi lain aku juga ingin membudayakan membaca buku," kata Lukman.

"Mau nanti teknologinya seperti apa, buku harus tetap ada, enggak boleh hilang karena teknologi yang ada," lanjut dia.

Lebih lanjut, sutradara film "Di Balik 98" tersebut mengaku gemar membaca buku dari kebiasaan ayahnya, pemusik biola legendaris Indonesia Idris Sardi.

"Papa suka baca koran tiap pagi, lama-lama tiap hari apa yang dibaca papa akhirnya aku baca," ujar Lukman.

"Dia bukan yang secara langsung bilang kamu harus baca, tapi melalui apa yang dia lakukan, jadi tiap hari dia baca koran secara otomatis aku baca koran," tambah dia.

Baca juga artikel terkait BUKU atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh