Menuju konten utama

Teknisi Asing di Cabor Balap Sepeda PON Habiskan Rp300 Juta

Panitia penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 cabang olahraga (cabor) balap sepeda melibatkan orang asing sebagai teknisi dalam rangka meminimalisir kesalahan pencatatan waktu yang menghabiskan biaya kurang lebih Rp300 juta.

Teknisi Asing di Cabor Balap Sepeda PON Habiskan Rp300 Juta
Sejumlah pembalap sepeda putri berfoto bersama sebelum final nomor Individual Road Race dan Team Road Race PON XIX di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, Jabar, Kamis (22/9). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Panitia penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 cabang olahraga (cabor) balap sepeda melibatkan orang asing sebagai teknisi khusus dalam rangka meminimalisir kesalahan pencatatan waktu dan sekaligus untuk menjaga netralitas dengan biaya kurang lebih Rp300 juta.

"Kami tidak main-main untuk mempersiapkan kejuaraan ini. Demi menekan kesalahan, kami mendatangkan teknisi khusus untuk pencatatan waktu dari Hongkong. Ini kami lakukan untuk kebaikan kita semua," kata Ketua Panpel Balap Sepeda, Ato Hermanto di Ciamis, Sabtu, (24/9/2016) seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Alasannya, pihak panitia ingin mengutamakan persatuan sehingga semuanya harus sportif. Panitia mengaku bisa menyediakan teknisi murah, namun hal itu rawan. Sehingga demi sportifitas, panitia memilih pihak netral yang didatangkan dari luar negeri.

"Kita ingin semuanya ngahiji. Kita harus mengutamakan persatuan. Inikan olahraga, semuanya harus sportif. Sebenarnya kami bisa menyediakan teknisi yang murah. Tapi rawan, demi sportifitas kami memilih menggunakan pihak netral," katanya.

Sejak Mountain Bike (MTB), pencatatan waktu menggunakan sistem digital dengan memasang transponder di masing-masing sepeda. Dengan demikian, pencatatan waktu lebih akurat dibandingkan dengan stopwatch seperti di sepeda roda yang akhirnya menjadi pemicu polemik bagi peserta.

Transponder juga dipasangkan di sepada pada nomor downhill road race, track hingga BMX. Dengan demikian, cabang olahraga balap sepeda diprediksi menjadi bakal minim polemik terutama dalam pencatatan waktu.

"Track akan lebih bahaya jika tidak menggunakan transponder. Selisih waktu antar pebalap bakal tipis. Kalau menggunakan stopwatch akan subyektif dan bakal memunculkan ketidakpuasan peserta yang akan berujung pada protes," ujarnya.

Baca juga artikel terkait PON XIX2016 atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Olahraga
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh