Menuju konten utama

Tata Cara Sholat Tarawih, Witir, Tahajud Malam Bulan Puasa Ramadhan

Tata cara mengerjakan shalat tarawih, sholat tahajud, dan salat witir pada malam bulan Ramadhan.

Tata Cara Sholat Tarawih, Witir, Tahajud Malam Bulan Puasa Ramadhan
Ilustrasi Salat. foto/istockphto

tirto.id - Salat tarawih, tahajud, dan witir adalah sama-sama dikerjakan pada malam hari. Khusus salat tarawih, ini dikerjakan pada bulan Ramadan setiap tahun. Jika seseorang hendak mengerjakan ketiga salat tersebut, bagaimana caranya? Apakah Salat tarawih dahulu, lalu witir, dan ditutup tahajud? Ataukah salat witir mesti selalu ada di urutan paling belakang?

Terkait salat tahajud, Allah berfirman dalam Surah al-Isra:79 sebagai berikut.

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَاماً مَحْمُوداً

Artinya, "Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji," (QS. Al-Isra: 79).

Sementara itu, mengenai salat witir, Rasulullah saw. mengatakan, "Jadikan salatmu yang paling akhir pada waktu malam berupa salat witir," (HR Bukhari dan Muslim)

Salat tarawih yang dikerjakan pada bulan Ramadan punya keutamaan tersendiri. Diriwayatkan dari jalur Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw. bersabda, "Barangsiapa ibadah (Tarawih) pada bulan Ramadan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau,” (H.R. Bukhari).

Urutan Salat Tarawih, Tahajud, & Witir dalam Semalam

Pada umumnya di Indonesia, mengerjakan salat tarawih secara berjemaah di masjid atau musala langsung diikuti dengan salat witir. Bagaimana dengan seseorang yang ingin mengerjakan salat tahajud? Apakah ia masih boleh mendirikan salat tersebut? Apakah salat tahajud itu mesti ditutup dengan witir pula?

Diriwayatkan dari jalur Jabir, Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang khawatir tidak bisa bangun pada akhir malam, hendaklah ia melakukan witir pada awal malam. Dan siapa yang berharap mampu bangun di akhir malam, hendaklah ia witir pada akhir malam, karena salat pada akhir malam disaksikan (oleh para malaikat) dan hal itu lebih utama" (H.R. Muslim)

Seseorang yang sudah mengerjakan witir, lantas terjaga dan mengerjakan salat tahajud, tidak perlu menutup salat tahajud tadi dengan witir lagi. Sebaliknya, seseorang dapat pula mengerjakan salat tarawih, tidak menutupnya dengan witir, lalu terjaga pada akhir malam untuk mengerjakan salat tahajud dan witir.

Diriwayatkan dari Abu Qatadah, Nabi saw. bertanya kepada Abu Bakar," Kapankah kamu melaksanakan witir?" Abu Bakar lantas menjawab, "aya melakukan witir pada permulaan malam".

Nabi juga bertanya kepada Umar, "Kapankah kamu melaksanakan witir?". Terkait hal ini, Umar menjawab" Saya mengerjakan witir pada akhir malam".

Nabi saw. berkata kepada Abu Bakar, "Orang ini telah melakukan dengan keteguhan hati", sedangkan untuk Umar beliau mengatakan, "Orang ini telah melakukan dengan kemantapan (keyakinan)."

Tata Cara Salat Tarawih

Shalat tarawih di Indonesia pada umumnya dilakukan 11 rakaat atau 23 rakaat, termasuk 3 rakaat witir di dalamnya. Masing-masing memiliki dalil sendiri.

Mengutip laman Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, umat Islam yang melaksanakan salat tarawih 11 rakaat dapat menggunakan salah satu dari tiga formasi berikut:

  • Formasi rakaat 4-4-3
  • Formasi rakaat 2-2-2-2-3
  • Formasi rakaat 2-2-2-2-2-1

Dari ketiga formasi tersebut, imam dan jamaah dapat melakukannya dengan 2 rakaat sekali salam, atau 4 rakaat sekali salam. Pada salat terakhir dari masing-masing formasi, adalah salat witir dengan jumlat rakaat ganjil (3 atau 1 rakaat) dalam kasus di atas.

Sementara itu, jika melakukannya 23 rakaat, maka umumnya dikerjakan dengan 2 rakaat demi 2 rakaat, dengan salat witir 3 rakaat yang dipisah menjadi 2 kali salam (2 rakaat diikuti 1 rakaat). Formasi rakaatnya adalah 2-2-2-2-2-2-2-2-2-2-2-1

Tata cara salat tarawih formasi 4 rakaat sekali salam sebagai berikut.

  • Melafalkan niat atau berniat dalam hati untuk salat Tarawih 4 rakaat.
  • Mengucap takbir saat takbiratul ihram.
  • Membaca surah Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca salah satu surah dalam Al-Qur'an.
  • Rukuk.
  • Iktidal.
  • Sujud pertama.
  • Duduk di antara dua sujud.
  • Sujud kedua.
  • Duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
  • Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua (sesuai dengan urutan gerakan di rakaat pertama).
  • Mengerjakan rakaat ketiga sesuai urutan gerakan di rakaat kedua.
  • Mengerjakan rakaat keempat sesuai urutan gerakan di rakaat kedua, dan ketiga.
  • Setelah bangkit dari sujud kedua di rakaat keempat, duduk tasyahud, lalu salam.
  • Selanjutnya, ulangi salat 4 rakaat sekali salam, sehingga tarawih genap 8 rakaat .

Tata cara shalat tarawih formasi 2 rakaat sekali salam sebagai berikut:

  • Melafalkan niat atau membaca niat dalam hati untuk salat Tarawih 2 rakaat
  • Mengucap takbir ketika takbiratul ihram.
  • Membaca surat Al-Fatihah
  • Dilanjutkan membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an.
  • Rukuk.
  • Iktidal.
  • Sujud pertama.
  • Duduk di antara dua sujud.
  • Sujud kedua.
  • Duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
  • Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan seperti di rakaat pertama.
  • Setelah bangkit dari sujud kedua di rakaat kedua, duduk tasyahud, lalu salam.
  • Selanjutnya, ulangi mengerjakan shalat dua rakaat sekali salam sampai terpenuhi 8 rakaat atau 20 rakaat yang diinginkan.

Tata Cara Shalat Tahajud

Jumlah rakaat tahajud tidak ditetapkan secara pasti. Seseorang dapat melaksanakan dalam jumlah total rakaat seperti 2, 4, 6, 8, 12, dan seterusnya sesuai keinginan. Pelaksanaannya didirikan setelah tidur malam dan diutamakan pada sepertiga malam terakhir.

Menurut Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, salat sunah ini sebenarnya memiliki waktu panjang mulai dari waktu isya sampai jelang subuh. Malam panjang itu dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

    • Sepertiga pertama, yakni dari sekitar pukul 19.00 sampai 22.00 dan ini adalah saat utama.
    • Sepertiga kedua, yakni sekitar pukul 22 sampai 01.00 dini hari dan ini paling utama.
    • Sepertiga ketiga, yakni sekitar pukul 01.00 sampai jelang subuh dan ini adalah saat paling dari paling utama karena Allah turun ke langit dunia untuk mengabulkan permintaan hingga pengampunan.

Saat bulan Ramadan, salat tahajud boleh didirikan malam hari sekali pun telah melakukan salat tarawih pada awal malam. Bila salat witir telah dikerjakan pada waktu salat tarawih, maka tidak perlu mengulangi witir sebagai penutup salat tahajud.

Tata cara salat tahajud sebagai sama seperti salat tarawih di atas, termasuk formasi pelaksanaannya. Perbedaan hanya pada niatnya (mengerjakan salat tahajud) yang bisa dilafalkan atau diniatkan saja di dalam hati.

Tata Cara Salat Witir

Salat witir dikerjakan sebagai penutup salat sunah pada malam hari. Salat ini pada hari biasa melengkapi salat tahajud. Namun saat Ramadan tiba, salat witir sering dilaksanakan di awal waktu untuk menutup salat tarawih dan tidak perlu melakukannya lagi bila masih salat tahajud pada akhir malam.

Tata cara salat witir 3 rakaat sekali salam:

  • Mengucapkan bacaan niat atau berniat dalam hati untuk salat witir 3 rakaat
  • Mengucapkan takbir ketika takbiratul ihram.
  • Membaca Surat Al-Fatihah
  • Setelah itu, membaca salah satu surat dalam Al-Quran
  • Rukuk
  • Itidal
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Berdiri kembali pada rakaat kedua
  • Baca surat Surat Al-Fatihah
  • Kemudian, membaca salah satu surat dalam Al-Quran
  • Rukuk
  • Itidal
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Berdiri kembali pada rakaat ketiga
  • Baca surat Surat Al-Fatihah
  • Kemudian membaca salah satu surat dalam Al-Quran
  • Rukuk
  • Itidal
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Duduk tasyahud.
  • Salam.
Untuk salat witir satu rakaat, tinggal melakukan salat satu rakaat lalu salam.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2021 atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Fitra Firdaus