Menuju konten utama

Tata Cara Shalat Tarawih dan Witir Sendiri Beserta Bacaan Niat

Berikut tata cara shalat tarawih dan witir sendiri, dilengkapi dengan bacaan niat tarawih dan niat witir, serta teks doa.

Tata Cara Shalat Tarawih dan Witir Sendiri Beserta Bacaan Niat
Ilustrasi Shalat Malam. foto/IStockphoto. foto/IStockphoto

tirto.id - Tata cara sholat tarawih sendiri di rumah sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang dikerjakan secara berjamaah. Hanya saja, bacaan niat sholat tarawih sendiri tidak sama dengan tarawih berjamaah.

Sholat tarawih berjamaah dilaksanakan dengan bacaan niat sebagai makmum atau imam. Sementara itu, sholat tarawih sendirian dikerjakan dengan niat sebagai musholli munfarid (orang yang sholat sendiri).

Sholat tarawih sendiri berapa rakaat? Sama seperti ketika dilaksanakan berjamaah, sholat tarawih sendiri biasanya dikerjakan dengan beberapa pilihan rakaat. Di Indonesia, banyak umat Islam mengerjakan sholat tarawih dengan 23 rakaat (20 rakaat tarawih dan 3 witir) atau 11 rakaat (8 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir).

Apakah Boleh Sholat Tarawih Sendiri?

Sholat tarawih sendiri di rumah boleh dilakukan oleh umat Islam selama Ramadhan. Tidak ada perbedaan pendapat para ulama tentang boleh tidaknya sholat tarawih sendiri.

Hukum sholat tarawih sendirian dan berjamaah sama-sama sunnah. Salah satu dasarnya, hadits yang diriwayatkan dari istri Rasululllah SAW, Aisyah Ra yang artinya berikut ini:

"Diriwayatkan dari Aisyah Ummul Mukminin Ra, bahwasanya Rasulullah SAW pada suatu malam sholat di masjid. Lalu sholatlah bersama salatnya (berjamaah) sejumlah orang. Kemudian orang satu kabilah (dalam jumlah besar) juga ikut salat, sehingga jumlah jamaah semakin banyak. Pada malam ketiga atau keempat, para jamaah telah berkumpul, tetapi Rasulullah SAW tidak keluar ke masjid menemui mereka. Ketika pagi tiba, Rasulullah berkata: 'Aku sungguh telah melihat apa yang kalian lakukan (tarawih berjamaah). Tidak ada yang menghalangiku untuk keluar menemui kalian, kecuali sesungguhnya aku takut, (kalian menganggap) salat itu diwajibkan atas kalian.' Kata Aisyah: Hal itu terjadi di bulan Ramadhan." [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

Hadits itu menunjukkan Rasulullah SAW pernah melaksanakan sholat sunnah pada malam bulan Ramadhan, yang kemudian disebut tarawih, secara berjamaah maupun sendirian di rumah. Dari hadits di atas juga diketahui bahwa maksud Nabi Muhammad SAW bertindak demikian adalah supaya umatnya tidak menganggap sholat tarawih sebagai kewajiban.

Kebiasaan umat Islam melaksanakan sholat tarawih berjamaah di masjid selama sebulan penuh ketika Ramadhan baru muncul setelah ada seruan dari Khalifah Umar ibn Khattab. Mengingat tak ada sahabat yang membantah seruan Khalifah Umar, mayoritas ulama dari Mazhab Syafii, Hanafi, dan Hanbali berpendapat tarawih jamaah di masjid lebih utama.

Niat Sholat Tarawih Sendiri

Niat sholat tarawih sendiri mesti disesuaikan dengan status musholli (orang yang sholat) selaku munfarid (sendirian). Bacaan niat sholat tarawih sendiri juga perlu selaras dengan formasi rakaatnya.

Sholat tarawih sendiri bisa dikerjakan 23 rakaat (20 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir), 11 rakaat (8 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir), atau bahkan 36 rakaat yang ditutup dengan sholat witir 3 rakaat jika mengikuti mazhab Imam Malik.

Di Indonesia, rakaat tarawih dan witir yang paling umum digunakan adalah 23 rakaat dan 11 rakaat. Berikut bacaan niat sholat tarawih sendiri untuk 23 rakaat dan 11 rakaat:

1. Bacaan Niat Sholat Tarawih Sendiri 23 Rakaat (Beserta Witir)

Jika dikerjakan dengan 23 rakaat, formasi rakaat tarawih menjadi 2-2-2-2-2-2-2-2-2-2-2-1. Artinya, mengerjakan sholat 2 rakaat tarawih sekali salam sebanyak 10 kali. Kemudian menutupnya dengan 3 rakaat witir 2 kali salam (2 rakaat witir lantas dilanjutkan 1 rakaat lagi). Bacaan niat sholat tarawih dan witir sendiri 23 rakaat adalah sebagai berikut:

a. Bacaan niat sholat tarawih sendiri 2 rakaat

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: "Ushalli sunnatat tarawihi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta‘ala."

Artinya: “Aku berniat salat sunah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah Ta'ala.”

b. Bacaan niat sholat witir sendiri 2 rakaat (2 dari 3 rakaat)

أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab latin: "Ushallii sunnatan minal witri rak'ataini lillaahhi ta'ala."

Artinya: "Aku berniat salat sunah Witir 2 rakaat karena Allah Ta'ala."

c. Bacaan niat sholat witir sendiri 1 rakaat (1 dari 3 rakaat)

أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab-latin: "Ushalli sunnatan minal witri rak’atan lillahi ta’ala."

Artinya: "Aku niat shalat sunnah witir satu rakaat karena Allah Ta’ala."

2. Bacaan Niat Sholat Tarawih Sendiri 11 Rakaat (Beserta Witir)

Apabila dikerjakan dengan 11 rakaat, formasi rakaat tarawih umumnya 4-4-3. Ini berarti mengerjakan 4 rakaat tarawih sekali salam sebanyak 2 kali. Lantas, menutupnya dengan melaksanakan 3 rakaat witir sekali salam.

Selain dengan format 4-4-3, tarawih 11 rakaat juga bisa dilakukan memakai formasi 2-2-2-2-3. Dalam formasi ini, tarawih 2 rakaat dilaksanakan sebanyak 4 kali dan dilanjutkan 3 rakaat witir. Berikut bacaan niat sholat tarawih dan witir sendiri 11 rakaat:

a. Bacaan niat sholat tarawih sendiri 4 Rakaat

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ َارْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Arab-latin: "Ushalli sunnatat tarawiihi arba'ata rakaatin mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta'ala."

Artinya: "Saya berniat salat sunah Tarawih empat rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah Ta'ala."

b. Bacaan niali sholat witir sendiri 3 Rakaat

اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Arab-latin: "Ushalli sunnatal witri tsalatsa raka‘atin mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta‘ala."

Arti: "Aku menyengaja sembahyang sunnah shalat witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."

Tata Cara Shalat Tarawih Sendiri

Sholat tarawih sendiri bisa dikerjakan di rumah atau tempat lain yang layak untuk ibadah salat, termasuk di masjid. Tata cara sholat tarawih sendiri pun tidak berbeda jauh dengan tarawih berjamaah.

Formasi rakaat tarawih serta witir yang dikerjakan sendiri juga tidak berbeda dengan saat tarawih berjamaah, seperti sudah dijelaskan di atas. Hanya bacaan niatnya yang berbeda, mengingat musholli tidak berdiri sebagai makmum ataupun imam.

Perlu juga diketahui, bahwa sholat tarawih tidak harus langsung disambung dengan witir. Umat Islam bisa mengerjakan sholat tarawih sendiri maupun berjamaah, dan kemudian melanjutkannya dengan sholat sunnah pada malam hari lainnya, termasuk tahajud. Baru kemudian di sepertiga malam, rangkaian sholat malam itu ditutup dengan salat witir.

Panduan cara sholat tarawih sendiri di rumah yang disertai witir berikut ini dipilah menjadi dua, yakni untuk versi 11 rakaat dan 23 rakaat. Tata cara sholat tarawih dan witir sendiri selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Tata Cara Sholat Tarawih dan Witir Sendiri 11 rakaat

Di Indonesia, sholat tarawih dan witir 11 rakaat umumnya dikerjakan oleh warga pengikut Muhammadiyah dengan formasi 4-4-3. Meski Majelis Tarjih Muhammadiyah membolehkan formasi 2-2-2-2-3, mayoritas warga Muhammadiyah mengerjakan tarawih dan witir pada bulan Ramadhan dengan format 4-4-3.

Formasi 4-4-3 artinya, 4 rakaat shalat tarawih + 4 rakaat shalat tarawih + 3 rakaat shalat witir hingga menjadi total 11 rakaat. Dalam pengerjaan 11 rakaat itu, ada 3 salam. Tata cara sholat tarawih 4 rakaat dan witir 3 rakaat sendiri sebagai berikut:

a. Tata Cara Sholat Tarawih Sendiri 4 rakaat

Beda dari sholat fardhu, pengerjaan salat tarawih maupun witir ini tidak disertai tasyahud awal meskipun dilaksanakan dengan 4 rakaat dan 3 rakaat. Di bawah ini, detail tata cara shalat tarawih sendiri 4 rakaat beserta bacaannya lengkap:

Pertama: membaca niat salat tarawih 4 rakaat sebagai berikut,

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ َارْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tarawiihi arba'ata rakaatin mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta'ala.

Kedua: mengucap takbir saat takbiratul ihram (mengucap 'Allahu Akbar' sembari kedua telapak tangan diangkat hingga ibu jari sejajar dengan telinga).

Ketiga: setelah takbiratul ihram dan memulai sholat, membaca doa Iftitah (sunnah), dan lantas membaca surah Al-Fatihah sebagai berikut,

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn.

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ

Ar-raḥmānir-raḥīm.

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ

Māliki yaumid-dīn.

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn,

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ

Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm.

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ

Ṣirāṭal-lażīna an‘amta ‘alaihim, gairil-magḍūbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn.

(Ditutup dengan membaca 'Amin')

Keempat: membaca salah satu surah dalam Al-Qur'an. Contohnya adalah Surah Al-'Ashr sebagai berikut,

وَالْعَصْرِۙ - ١
wal ‘ashr
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ - ٢
innal insaana lafii khusr
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ - ٣
illal ladziina aamanuu wa’amilus shoolihaati watawaashoubil haqqi watawaashoubis shobr.

Kelima: mengucap takbir, lalu rukuk dengan membaca doa berikut,

سُبْحَانَكَ اللّهم رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللّهم اغْفِرْلِيْ

Subhaanakallaahumma rabbanaa wabihamdika Allaahummagh firlii.

Atau baca, "Subḥāna rabbiyal-‘aẓīm, subḥāna rabbiyal-‘aẓīm, subḥāna rabbiyal-‘aẓīm."

Keenam: bangun dari rukuk, berdiri untuk Iktidal, sambil membaca kalimat "sami’allaahu liman hamidah," dilanjut doa, "Rabbanaa wa lakal hamdu," ATAU "Rabbana lakal-ḥamdu,” ATAU "Rabbanā wa lakal-ḥamdu mil’us-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā wa mil’u mā syi’ta min syai’in ba‘du."

Ketujuh: mengucap takbir, lalu sujud pertama dengan membaca doa berikut,

سُبْحَانَكَ اللهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللهُمَّ اغْفِرْلِيْ

Subhaanakallah humma rabbanaa wabihamdika Alahummaghfirlii.

Kedelapan: mengucap takbir, lalu duduk di antara dua sujud dengan baca doa berikut,

اَللّهُمَ اغْفِرْلِيْ وارْحَمنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ

Allaahummaghfirlii warhamnii wajburnii wahdinii warzuqnii

Kesembilan: mengucap takbir, lalu sujud kedua dengan membaca doa sebagai berikut,

سُبْحَانَكَ اللهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللهُمَّ اغْفِرْلِيْ

Subhaanakallah humma rabbanaa wa bihamdikallahummaghfirlii

Kesepuluh: duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua. Ini diikuti bangkit, lalu melaksanakan semua gerakan dan doa di rakaat kedua sesuai dengan urutan gerakan di rakaat pertama, kecuali niat dan doa iftitah (dari baca Al-Fatihah hingga sujud kedua).

Kesebelas: mengerjakan rakaat ketiga [urutan gerakan dan doa sama seperti di rakaat pertama, kecuali niat dan doa iftitah]

Kedua belas: mengerjakan rakaat keempat [urutan gerakan dan doa sama seperti di rakaat pertama, kecuali niat dan doa iftitah].

Ketigabelas: setelah bangkit dari sujud kedua di rakaat keempat, duduk tasyahud akhir, dengan membaca doa takhiyat sebagai berikut,

اَلتَّحِيَّاتُ لِلّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّباَتُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهاَ النَّبِيُّوَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْناَ وَعَلَى عِباَدِاللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshoolihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah waasyhadu anna muhammadan ‘abduhu warosuuluh.

Bacaan itu dilanjutkan dengan shalawat sebagai berikut,

للَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa baarokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohim innaka hamidun majiid.

Lalu, membaca doa, "Allahumma inni audzubika min adzaabi jahannama wa min adzaabil qobri wa min fitnatil mahya wal mamaati wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal."

Keempatbelas: sholat tarawih 4 rakaat diakhiri dengan salam (mengucap "Assalaamu alaikum wa rahmatullah" sambil menengokkan kepala ke kanan dan lantas ke kiri).

b. Tata Cara Shalat Witir Sendiri 3 Rakaat

Berikut adalah tata cara shalat witir sendiri 3 rakaat:

  1. Membaca niat salat witir 3 rakaat.
  2. Mengucap takbir saat takbiratul ihram, sambil membaca niat dalam hati.
  3. Membaca surah Al-Fatihah.
  4. Dilanjutkan membaca salah satu surah dalam Al-Qur'an.
  5. Rukuk.
  6. Iktidal.
  7. Sujud pertama.
  8. Duduk di antara dua sujud.
  9. Sujud kedua.
  10. Duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
  11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua sesuai dengan urutan gerakan di rakaat pertama, kecuali niat (mulai dari baca Al-Fatihah hingga sujud kedua).
  12. Mengerjakan rakaat ketiga.
  13. Setelah bangkit dari sujud kedua di rakaat ketiga, duduk tasyahud akhir
  14. Kemudian sholat diakhiri dengan salam.

2. Tata Cara Sholat Tarawih dan Witir Sendiri 23 Rakaat

Sebagaimana dijelaskan di atas, sholat tarawih 23 rakaat yang di Indonesia umumnya dilaksanakan warga Nahdlatul Ulama (NU) dikerjakan dengan 2 rakaat sebanyak 10 kali dan ditutup dengan 3 rakaat witir. Berikut ini tata cara salat tarawih dan witir sendiri 23 rakaat:

a. Cara sholat tarawih 20 rakaat sendiri (2 rakaat sebanyak 10 kali):

  • Mengucapkan niat sholat tarawih dua rakaat sendiri (Ushalli sunnatat tarawihi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta‘ala).
  • Melakukan takbiratul ihram bersamaan dengan mengucap takbir (Allahu Akbar), dan pada saat yang sama membaca niat di dalam hati.
  • Membaca doa iftitah (sunnah).
  • Membaca Surat Al-Fatihah.
  • Membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an (bisa surat pendek atau panjang).
  • Membaca takbir (Allahu Akbar), lalu Rukuk (saat rukuk, membaca 'Subhana rabbiyal 'adhimi wa bihamdihi').
  • Berdiri dari rukuk untuk melakukan Iktidal, sembari mengucap "Sami'allahu liman hamidah," dan dilanjutkan membaca, "Rabbanaaa lakal hamdu mil-ussamaawaati wa mil-ul-ardhi, wa mil-u maa syik-ta min syai-im ba’du."
  • Mengucap takbir, dan melakukan Sujud Pertama, sambil baca "Subhana rabbiyal a’laa wa bi hamdih."
  • Mengucap takbir, lalu Duduk di Antara Dua Sujud, sambil baca doa, "Rabighfirlii, Warhamnii, Wajburnii, Warfa’ni, Warzuqnii, Wahdini, Wa’aafinii, Wa’fuannii."
  • Mengucap takbir, lakukan Sujud Kedua, sambil baca doa "Subhana rabbiyal a’laa wa bi hamdih."
  • Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit berdiri lagi untuk mengerjakan rakaat kedua.
  • Bangkit dari duduk sejenak, mengucak takbir, sambil berdiri untuk mengerjakan rakaat kedua.
  • Di rakaat kedua, melakukan hal yang sama seperti rakaat pertama, kecuali niat dan doa iftitah (mulai dari baca Al-Fatihah hingga sujud kedua)
  • Setelah sujud kedua di Rakaat Kedua, melakukan Duduk Tasyahud Akhir sebelum salam.
  • Sebelum mengucap salam, membaca doa tahiyat, "Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. Assalaamu'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh. Assalaamu'alaina wa'alaa ibaadillaahishaalihiin. Asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammad Rasuulullaah. Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad, wa alaa aali sayyidina muhammad. Kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa Ibraahim wa'alaa aali sayyidinaa ibraahim. Wabaarik 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa aali sayyidina muhammad. Kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa ibraahiim wa 'alaa aali sayyidina Ibraahiim. Fil'aalamiina innaka hamiidum majiid."
  • Setelah itu, rakaat kedua ditutup dengan mengucap salam "Assalaamu alaikum wa rahmatullah" sambil menengokkan kepala ke kanan dan lantas ke kiri.

Kemudian, kembali melaksanakan sholat tarawih 2 rakaat dengan satu salam hingga 10 kali. Dengan melakukan sholat 2 rakaat sebanyak 10 kali, tarawih jadi genap 20 rakaat.

b. Cara sholat witir 3 rakaat sendiri:

Berikutnya, mengerjakan salat witir 3 rakaat dengan formasi 2 rakaat, yang dilanjutkan 1 rakaat (3 rakaat witir dengan 2 salam). Sholat witir ini juga bisa dilaksanakan langsung 3 rakaat (3 rakaat witir dengan 1 salam).

(1) Tata cara sholat witir 3 rakaat sendiri dengan 2 salam:
  • Mengucapkan bacaan niat salat witir sendiri untuk 2 rakaat
  • Mengucapkan takbir ketika takbiratul ihram sambil membaca niat di dalam hati
  • Membaca Surat Al-Fatihah
  • Setelah itu membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an
  • Rukuk
  • Itidal
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Berdiri kembali pada rakaat kedua
  • Baca surat Surat Al-Fatihah dan membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an
  • Rukuk
  • Itidal
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Duduk tasyahud akhir rakaat kedua
  • Salam pada akhir rakaat kedua
  • Kemudian, kembali lagi salat 1 rakaat (dengan membaca niat salat witir satu rakaat, serta melakukan urutan yang sama seperti di rakaat pertama, diakhiri tasyahud akhir dan salam).
2. Tata cara sholat witir 3 rakaat sendiri dengan 1 salam:
  • Mengucapkan bacaan niat salat witir sendiri untuk 3 rakaat
  • Mengucapkan takbir ketika takbiratul ihram sambil membaca niat di dalam hati
  • Baca Surat Al-Fatihah dan setelah itu membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an
  • Rukuk
  • Itidal
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Berdiri kembali untuk rakaat kedua [melakukan urutan langkah yang sama seperti di rakaat pertama, mulai dari baca Surat Al-Fatihah hingga sujud kedua]
  • Berdiri kembali pada rakaat ketiga [melakukan urutan langkah yang sama seperti di rakaat sebelumnya, mulai dari baca Surat Al-Fatihah hingga sujud kedua]
  • Di akhir rakaat ketiga, duduk tasyahud akhir
  • Rakaat ketiga ditutup dengan salam.

Doa Setelah Sholat Tarawih

Bacaan doa sholat tarawih sendiri tidak berbeda dengan salat tarawih berjamaah. Selepas mengerjakan sholat tarawih dan witir, ada anjuran untuk membaca dzikir berikut:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ. أَسْتَغْفِرُ اللهَ. أَسْأَلُك رِضَاك وَالْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِك مِنْ سَخَطِك وَالنَّارِ

Arab-latin: Asyhadu an lā ilāha illallāh. Astaghfirullāh. Allahumma inni as’aluka ridhāka wal jannah, wa a‘ūdzu bika min sakhathika wan nār. (3x)

Artinya: “Aku bersaksi, tiada tuhan selain Allah. Aku memohon ampunan Allah. Tuhanku, aku memohon ridha dan surga-Mu. Aku juga berlindung kepada (rahmat)-Mu dari murka dan neraka-Mu.”

Kemudian, dilanjutkan dengan membaca tasbih:

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

Arab-latin: "Subhanal malikil quddus" (3x)

Artinya: “Maha suci Allah yang Maha Merajai dan yang Maha Bersih.”

Dilanjutkan lagi, dengan baca:

رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

Arab-latin: "Rabbil malaikati war-ruh" (1x)

Artinya: “Yang menguasai para malaikat dan ruuh.”

Di kalangan warga Nahdlatul Ulama (NU), juga terdapat kebiasaan membaca doa kamilin setelah sholat tarawih. Bacaan doa kamilin tarawih adalah sebagai berikut:

اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Bacaan arab-latin doa kamilin tarawih:

Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i Muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa 'alâ sariirl karâmati qâ'idîn. Wa bi hûrun 'in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ Muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Arti doa kamilin: “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadha-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Addi M Idhom