Menuju konten utama

Tata Cara dan Lafal Doa Qunut Subuh Beserta Terjemahan

Membaca doa qunut subuh adalah amalan ketika menegakkan salat subuh. Berikut ini tata cara dan lafal doa qunut subuh beserta terjemahannya.

Tata Cara dan Lafal Doa Qunut Subuh Beserta Terjemahan
Ilusrasi Ibadah di Rumah. foto/istockphoto

tirto.id - Doa qunut dilafalkan ketika masih dalam posisi berdiri usai membaca bacaan iktidal pada rakaat kedua sebelum beranjak ke posisi sujud pertama. Membaca doa qunut subuh adalah amalan yang dilakukan ketika menegakkan salat subuh.

Qunut sendiri bukan hanya qunut subuh. Dalam praktiknya, terdapat setidaknya tiga qunut yang lumrah terjadi di masyarakat, yaitu qunut nazilah, qunut witir, dan qunut saat salat subuh.

Qunut salat subuh menurut ulama mazhab Syafi'i dan Maliki tergolong hal sunah. Dasarnya adalah hadis riwayat Anas bin Malik, bahwa Nabi Muhammad "senantiasa melakukan qunut pada salat subuh sampai beliau meninggalkan dunia," (H.R. Ahmad)

Dalam pandangan ini, doa qunut salat subuh tergolong sebagai sunah ab'adl. Artinya, ketika qunut subuh tidak dilakukan, ia tidak sampai membatalkan salat, tapi dianjurkan menggantinya dengan sujud sahwi.

Namun, qunut saat salat subuh untuk ulama mazhab Hanbali dan Hanafi tidaklah dianjurkan. Dasarnya adalah hadis, "Sesungguhnya Rasulullah Sw. tidak berqunut saat salat fajar (salat subuh), kecuali ketika mendoakan kebaikan atau keburukan untuk suatu kaum." (H.R. Muslim).

Tata Cara Doa Qunut Salat Subuh

Bagi kalangan yang berpendapat doa qunut subuh adalah sunah, membaca doa ini dilakukan ketika memasuki rakaat kedua, tepat saat masih berada di posisi berdiri setelah membaca bacaan iktidal, sebelum beranjak ke posisi sujud pertama dalam rakaat tersebut.

Jika dalam salat berjamaah, imam dianjurkan untuk mengeraskan suara, sedangkan makmum mengamini doa yang dibacakan imam.

Imam dianjurkan mengubah lafal “ihdinî (berilah aku petunjuk)” dalam doa qunut salat subuh menjadi “ihdinâ (berilah kami petunjuk)”. Ini terjadi karena sang imam dalam posisi sedang memimpin salat, serta berdoa bukan untuk dirinya saja, melainkan bersama seluruh jamaah subuh yang diimaminya.

Ketika doa yang dibacakan berisi permohonan (harapan) atau permintaan, maka dianjurkan posisi telapak tangan menghadap ke atas. Sebaliknya, jika sampai pada doa yang berisi menolak bala, maka posisi punggung tangan yang menghadap ke atas (membalikkan telapak tangan).

Lafal Doa Qunut Salat Subuh

Berikut adalah bacaan doa qunut salat subuh sebagaimana dalam kitab Al-Adzkar oleh Imam Al-Nawawi:

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bacaan latinnya, "Allahummahdini fî man hadait, wa ‘âfini fî man ‘âfait, wa tawallanî fî man tawallait, wa bâriklî fî mâ a‘thait, wa qinî syarra mâ qadhait, fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik, wa innahû lâ yazillu man wâlait, wa lâ ya‘izzu man ‘âdait, tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait, fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait, wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam."

Artinya, "Ya Allah tunjukkanlah akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan jagalah aku sebagaimana orang yang telah Engkau jaga. Dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya."

Baca juga artikel terkait RAMADAN atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Ibnu Azis