Menuju konten utama

Tarik Ulur Najwa Shihab Sebagai Calon Moderator Debat Pilpres 2019

Najwa Shihab dipermasalahkan oleh BPN Prabowo-Sandi. Dia dianggap tak netral sehingga tak cocok jadi moderator debat pilpres putaran kedua.

Tarik Ulur Najwa Shihab Sebagai Calon Moderator Debat Pilpres 2019
Najwa Shihab saat memandu acara debat calon gubernur DKI Jakarta 2017 di program Mata Najwa. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Pada rapat pleno Senin (21/1/2019) lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memunculkan dua nama calon moderator debat untuk Pilpres 2019 putaran kedua yang digelar 17 Februari nanti: Najwa Shihab dan Tommy Tjokro.

Segera setelah nama-nama ini muncul, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi langsung bereaksi. Mereka tak setuju Najwa masuk ke dalam kandidat moderator. Mereka sangsi Najwa netral—syarat mutlak moderator.

"Najwa terindikasi tidak netral, terutama di Pilpres 2014," kata Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, kepada reporter Tirto, Selasa (22/1/2019).

Hingga 2017, Najwa berkarier di Metro TV milik Ketua Umum Partai Nasdem—partai pendukung Jokowi-Ma'ruf—Surya Paloh sebelum akhirnya keluar dan mendirikan Narasi TV. Lama bekerja di Metro TV sepertinya membuat kubu Prabowo-Sandiaga tak percaya dengan independensi Najwa.

Hal sama diungkapkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Ia bahkan menuduh yang tak netral juga Tommy Tjokro karena saat ini dia adalah presenter di MNC Media pimpinan Hary Tanoesoedibjo, Ketua Umum Perindo—juga ada di gerbong petahana.

"Dua-duanya kayaknya punya afiliasi politik gitu, lho. Kalau nama itu yang disebut, ya, mungkin agak kurang independen kali ya," kata Fadli di kompleks DPR RI.

Oleh karena itu, ia mengusulkan moderator dari kalangan akademis saja.

Hal sebaliknya dirasakan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding. Karding memandang Najwa merupakan sosok yang netral dan profesional. Karding bahkan menilai jalannya debat akan menarik dan lebih seru bila Najwa bersikap seperti ia memandu acara Mata Najwa.

"Malah debat kalau auranya kayak Mata Najwa akan semakin seru dan menarik," kata Karding kepada reporter Tirto.

Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Verry Surya Hendrawan, juga mengatakan hal serupa.

"Keduanya sosok yang tepat. Tidak ada tendensi bahwa salah satu atau salah duanya cenderung kepada kami. Tidak," aku Verry kepada reporter Tirto.

Najwa dan KPU Pastikan Independen

Apa tanggapan Najwa? Dalam keterangan tertulis kepada Tirto, ia membantah semua tudingan itu. Dia mengatakan selalu menjaga independensi selama menjadi presenter. Sikap itu diperlihatkannya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis.

Ia mencontohkan dengan apa yang dia lakukan saat Pilgub DKI 2017.

"Kedua paslon di putaran ke-2 selalu datang kalau kami undang. Bahkan Anies-Ahok bersedia berdebat di Mata Najwa dengan format dialog yang interaktif dan dinamis, format yang berbeda dengan KPU," kata Najwa.

Kehadiran dua orang yang saling berkompetisi memperebutkan kursi DKI 1 itu, kata Najwa, karena ia terbukti objektif. Faktor ini pula yang menurutnya membuat Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno mau kembali tampil pertama kali di acara Mata Najwa selepas terpilih menjadi pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI.

"Setelah itu pun, beberapa kali keduanya kerap hadir di Mata Najwa," ucap Najwa.

Najwa menegaskan kembali kalau siapa saja tak perlu meragukan independensinya. "Kepada semua pihak, saya akan terus menjunjung tinggi independensi."

Netralitas dan profesionalisme Najwa sebetulnya pernah disinggung langsung oleh Anies Baswedan. Sehari setelah program Debat Cagub Mata Najwa, 29 Maret 2017, Anies mengungkapkan kesan-kesannya lewat Instagram. Ia mengatakan format debat Mata Najwa "lebih baik dibanding debat sebelumnya." Debat sebelum-sebelumnya, bagi Anies, lebih mirip "parade pertanyaan dan parade jawaban" yang gagal mengeksplorasi topik.

Tak lupa, ia mengapresiasi Najwa. "Moderator debat perlu diapresiasi; @najwashihab melontarkan pertanyaan secara berimbang baik bobot dan tingkat ketajamannya, termasuk tingkat 'kemenyudutkannya'," kata Anies.

"Karena itu semalam meskipun berada di Studio Metro saya merasa keseimbangan lontaran pertanyaan dan manajemen alur dialog oleh moderator amat membantu untuk membuat argumen kita berdua bisa dipaparkan dengan tuntas," tambah Anies.

Infografik CI Jadwal debat Capres cawapres 2019

Infografik CI Jadwal debat Capres cawapres 2019

Faktor netralitas juga jadi pedoman utama KPU dalam menentukan moderator, juga panelis. Itulah mengapa nama Najwa Shihab dan Tommy Tjokro yang muncul dalam pleno.

Komisioner KPU Wahyu Setiawan mengatakan sedari awal moderator memang dirancang selalu berasal dari pers. Alasannya, orang-orang seperti ini memang terbiasa memandu acara. Apalagi, katanya, pada debat putaran kedua nanti peran moderator akan diperbesar, tak sekadar menyampaikan pertanyaan dan mengatur waktu.

"Peran moderator di debat kedua akan diperbesar untuk mengatur lalu lintas debat," kata Wahyu di Gedung KPU.

Nama moderator akan disepakati pada pleno yang akan diselenggarakan Jumat (25/1/2019) ini. Jika memang pada akhirnya nama Najwa tak disepakati kedua kubu, dia sudah mempersiapkan alternatif lain yang semuanya berasal dari media.

"Kami sudah punya daftar calon-calon moderator, yang semuanya dari insan media," pungkas Wahyu.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Rio Apinino