Menuju konten utama

Tanpa El Chapo, Kartel Sinaloa Masih Punya Ismael 'El Mayo' Zambada

Mengenal sosok Ismael “El Mayo” Zambada Garcia.

Tanpa El Chapo, Kartel Sinaloa Masih Punya Ismael 'El Mayo' Zambada
Seorang pria yang diidentifikasi sebagai Jesus Zambada Garcia, yang dikenal sebagai Jesus "The King" Zambada, pemimpin kartel narkoba Sinaloa, didorong di kursi oleh seorang perwira polisi bertopeng ketika Garcia dihadirkan kepada pers di Mexico City, Rabu (22/10/2008). AP/Alexandre Meneghini

tirto.id - Gembong narkotika yang juga salah satu pemimpin kartel Sinaloa di Meksiko, Joaquin "El Chapo" Guzman Loera, akhirnya resmi dihukum seumur hidup dalam persidangan yang digelar Pengadilan Negeri Brooklyn, New York, Amerika Serikat, Kamis (18/7/2019) lalu.

Selain memberikan vonis seumur hidup, Hakim Distrik Brooklyn yang memimpin jalannya persidangan, Brian Cogan, juga menjatuhkan hukuman tambahan 30 tahun penjara kepada Guzman karena pertimbangan bahwa kejahatan yang telah dilakukannya luar biasa kejam. Itu pun menurut Cogan masih belum cukup. "Jika saya diperbolehkan memberi dia hukuman apapun, maka saya bakal menjatuhkan yang paling berat," katanya seperti dilansir Reuters.

Vonis seumur hidup ini diberikan menyusul putusan bersalah yang diberikan juri pada Februari lalu. Kala itu, Guzman didakwa dengan sepuluh perkara. Mulai dari menjalankan organisasi kejahatan, konspirasi untuk melakukan pencucian uang terkait bisnis narkoba, mengedarkan kokain, heroin, ganja, narkotika, serta menyimpan dan menggunakan senjata api. Selain itu, ia juga terbukti melakukan konspirasi dengan membunuh sejumlah orang sebagai pimpinan kartel Sinaloa.

Perjalanan sidang pertama Guzman menghabiskan waktu kurang lebih 200 jam dengan menghadirkan 56 saksi. Empat belas saksi di antaranya merupakan mitra Guzman dalam jejaring sindikat narkotika. Mereka berharap dengan memberikan kesaksian mendapat keringanan hukuman. Usai sidang yang terakhir itu selesai, anggota tim kuasa hukum Guzmán, Eduardo Balarezo, menyebut keputusan juri mengecewakan, kendati ia tetap menghormati hal itu.

"Kami menghadapi situasi luar biasa dan hambatan dalam menghadapi kasus ini," ujarnya dikutip CNN.

Selain memberikan vonis seumur hidup, jaksa federal juga akan berupaya agar hakim dapat memerintahkan penyitaan seluruh harta Guzman yang didapat dari hasil perdagangan narkotika selama ini. Senator Texas dari Partai Republik, Ted Cruz, menyambut baik ide penyitaan harta Guzman. Menurutnya, uang tersebut dapat digunakan untuk membiayai pembangunan tembok perbatasan antara AS dan Meksiko serta demi isu keamanan lain.

“Empat belas miliar dolar akan sangat berguna untuk mengamankan perbatasan selatan kita dan menghambat aliran obat-obatan terlarang, senjata, dan imigran gelap," ujarnya.

Keputusan vonis seumur hidup terhadap El Chapo tentunya merupakan langkah progresif dalam upaya penanganan kartel. Akan tetapi, sejatinya masih ada satu nama lain yang disinyalir justru memiliki pengaruh lebih kuat dari dirinya. Orang tersebut adalah Ismael “El Mayo” Zambada Garcia.

Pemimpin Kartel Sinaloa Sesungguhnya?

Lahir di Sinaloa pada 1 Januari 1948, Ismael "El Mayo" Zambada García semula hanyalah seorang petani yang sesekali menjual kokain dan ganja dari Kolombia dalam skala kecil. Ia kemudian bergabung bersama kartel Juarez pada 1980-an dan menjadi orang kepercayaan keluarga Carrillo Fuentes yang mengendalikan organisasi tersebut. Ketika Jaksa Agung Meksiko memerintahkan penangkapan para pemimpin kartel Juarez, Ismael pun turut menjadi target buruan.

Setelah berhasil lolos dari incaran pemerintah, Ismael mulai mencari cara untuk mendirikan organisasi sendiri. Hal itu kemudian terwujud sejak Miguel Ángel Félix Gallardo alias “El Padrino”, pemimpin kartel Guadalajara sekaligus godfather seluruh kartel di Meksiko, ditangkap pada 1989. Penangkapannya lantas membuat kartel Guadalajara pecah menjadi dua faksi: kartel Tijuana dan Sinaloa.

Kelak kartel Tijuana dipimpin oleh Arellano Félix bersaudara yang masih merupakan memiliki ikatan keluarga dengan Felix Gallardo, sementara Ismael bersama rekan-rekannya seperti Héctor Luis Palma Salazar, Adrián Gómez González, Ignacio Coronel Villarreal, termasuk El Chapo memegang kendali kartel Sinaloa.

Setelah bersaing sengit selama bertahun-tahun, kedua kartel ini sepakat untuk membagi wilayah kekuasaan. Tijuana memegang daerah Baja California, Baja California Sur, lalu pasar California di Amerika Serikat. Sedangkan kartel Sinaloa mengendalikan wilayah Durango, Chihuahua, Sonora, Nuevo León, dan Michoacán. Khusus di AS, kartel Sinaloa membentuk sel-sel kecil di Arizona, Illinois, Texas, New York, serta Washington.

Pada tahun 2006, Presiden Meksiko Felipe Calderon meluncurkan kebijakan perang terhadap jaringan perdagangan narkotika di Meksiko. Kartel Tijuana yang saat itu dianggap sebagai yang terkuat menjadi target utama. Namun demikian, kebijakan ini juga ada berkat andil lobi-lobi licin El Chapo ke jajaran pejabat tinggi pemerintah dan aparat keamanan.

Setelah akhirnya kartel Tijuana berhasil dibubarkan, praktis hanya kartel Sinaloa yang menjadi pemain terbesar di bisnis narkotika tak hanya di Meksiko, tetapi juga di seluruh dunia. Mereka bahkan turut dilindungi pemerintah dan juga Drug Enforcement Administration (DEA) dengan sekian syarat tertentu. Inilah periode puncak kejayaan kartel Sinaloa. Laporan Bloomberg tahun 2018 menyebutkan, keuntungan tahunan yang didapat kartel Sinaloa ketika itu bahkan mencapai angka $11 miliar.

Jika ditanya mengapa kemudian hanya El Chapo yang paling populer dari sekian pemimpin kartel Sinaloa, jawabannya bisa jadi karena ia yang kerap turun tangan melakukan lobi-lobi licin di pemerintahan hingga urusan kotor di lapangan. Selain itu, El Chapo juga berkali-kali tertangkap dan berkali-kali pula berhasil kabur: 1993, 2001, 2014, 2016. Pemberitaan tentangnya pun amat masif. Alhasil, pemimpin yang lain secara sadar memosisikan dirinya di bawah bayang-bayang El Chapo, -- termasuk Ismael, kendati pada tahun 2004 ia juga sempat diincar langsung oleh pemerintah AS.

Kabar mengenai Ismael memang amat jarang diketahui publik. Salah satu potret terakhir dirinya memang pernah tayang di sampul sebuah majalah investigasi Meksiko, Proceso, tahun 2010—tahun yang sama ketika salah satu putranya, Ismael Zambada Imperial alias "El Mayito Gordo”, ditangkap dan diekstradisi ke AS. Sejak itu, Ismael tak ubahnya seperti desas-desus. Terlebih ketika orang yang diduga tangan kanan El Mayo, Manuel Torres Felix alias "El M-1" atau "El Ondeado, tewas dalam baku tembak dengan militer pada 2012. Namun begitu, ia tetap menjadi sosok paling berkuasa di kartel Sinaloa.

Infografik Ismael El Mayo Zambada

Infografik Ismael “El Mayo” Zambada. tirto.id/Nadya

Salah satu contoh yang menunjukkan betapa besarnya kharisma seorang Ismael "El Mayo" Zambada García adalah ketika ia menengahi tiga faksi internal kartel Sinaloa yang berperang sejak ditangkapnya El Chapo. Tiga faksi tersebut masing-masing dipimpin oleh Damaso Lopez “Licenciado” Nunez, sosok penting yang membantu El Chapo kabur dua kali dari penjara; Jesus Alfredo dan Ivan Archivaldo, dua putra El Chapo; Aureliano "El Guano" Guzmán, saudara lelaki El Chapo.

Pada Februari 2017, Ismael bahkan sempat menjadi target utama penyerangan yang dilakukan oleh Licenciado, namun ia berhasil lolos. Dua bulan usai penyerangan tersebut, Licenciado ditangkap di Mexico City. Lalu pada bulan Juli, putra kandungnya, Damáso López Serrano alias "Mini Lic”. Keduanya lantas diekstradisi ke AS. Banyak analis dan pengamat kartel percaya bahwa hal tersebut hanya mungkin terjadi lewat pengaruh kuat dan koneksi di berbagai jaringan Ismael.

Hingga kini, Ismael tetap diyakini masih menjadi orang nomor satu di kartel Sinaloa. Selain berhasil menyatukan kembali faksi-faksi yang bertikai tanpa memihak salah satunya, Ismael juga fokus memantau bisni "Los Chapitos”: organisasi lain di luar kartel Sinaloa yang secara kolektif didirikan oleh anak-anak El Chapo. DEA menyebutkan, Ismael bahkan berhasil membawa bisnis kartel Sinaloa hingga tembus ke Cina melalui impor bahan kimia untuk memproduksi kokain kualitas nomor satu.

Ismael, kini 71 tahun dan menderita diabetes akut, mungkin akan hidup tak lama lagi. Dan jika ia sukses lolos dari sergapan hingga akhir hayat—DEA dan pemerintah Meksiko meyakini ia tinggal di sekitar pegunungan Sinaloa—maka Ismael telah berhasil memamerkan kualitas terbaik dari seorang gembong narkotika kelas wahid yang selama ini gagal dilakukan oleh Pablo Escobar, Felix Gallardo, hingga rekannya sendiri, El Chapo.

Jeffrey Lichtman, pengacara El Chapo, dalam pengadilan pada Kamis lalu, sempat mengatakan: "Dunia terlalu fokus pada 'El Chapo'. Mereka tidak memperhatikan 'Mayo' Zambada.” Rasa-rasanya Lichtman benar: bukankah trik terbaik yang dilakukan iblis adalah meyakinkan manusia bahwa ia tidak nyata?

Baca juga artikel terkait NARKOBA atau tulisan lainnya dari Eddward S Kennedy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Eddward S Kennedy
Editor: Windu Jusuf