Menuju konten utama

Tanpa Blunder Jokowi, BPN Optimis Prabowo Menang Pilpres 2019

Tanpa adanya kebijakan blunder Jokowi, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga optimis menang Pilpres 2019.

Tanpa Blunder Jokowi, BPN Optimis Prabowo Menang Pilpres 2019
Pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) dan Sandiaga Uno (kanan) mengambil undian pertanyaan saat debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

tirto.id - Juru Bicara (Jubir) Badan Pemenangan Nasional (BPN) Muhammad Syafi'i menanggapi terkait kebijakan dan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai blunder (lalai).

Ia mencontohkan, seperti pembatalan pembebasan Abu Bakar Ba'asyir dan pernyataan Jokowi soal kubu Prabowo-Sandi menggunakan konsultan asing dari Rusia.

Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu optimis sebelum ada kebijakan blunder Jokowi, capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi, diklaim tetap berpeluang menang Pilpres 2019.

"Kalau tentang itu sebelum ada peristiwa ini [blunder] pun sudah sangat yakin, bahwa sekarang aura kemenangan sudah ada di Prabowo-Sandi,” ujar dia kepada Tirto di Kompleks DPR RI Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (7/2/2019).

Politikus Partai Gerindra itu mengklaim BPN optimis dengan mensimulasikan kemenangan Prabowo-Sandi pada kisaran 63 persen.

"Bahkan kita sudah sampai pada estimasi angka total Prabowo-Sandi akan menang 63 persen," ucap Syafi'i.

Syafi'i juga mengatakan, secara umum warga negara telah memberikan kepercayaan yang tinggi kepada Presiden Jokowi. Rakyat, kata dia, juga menginginkan Jokowi melaksanakan kebijakan yang baik dan berdasarkan kajian yang valid dalam kapasitasnya sebagai seorang presiden.

Namun, ia kecewa lantaran keputusan untuk membebaskan Abu Bakar Ba'asyir yang sebelumnya sudah disetujui, malah dibatalkan lantaran tidak disetujui oleh Menkopolhukam, Wiranto.

"Pas lagi Abu Bakar Ba'asyir seharusnya final, tapi malah dibatalkan oleh pembantu presiden. Kita melihat dia sudah tidak punya kapasitas sebagai presiden dengan sistem presidensial," ungkap dia.

Syafi'i juga kecewa terhadap pernyataan Jokowi yang menyebut Prabowo-Sandi menggunakan konsultan dari Rusia.

Ia juga mengatakan seharusnya Jokowi memaparkan bukti-bukti terkait Prabowo-Sandi menggunakan konsultan asing.

"Seharusnya Jokowi menyampaikan sesuatu hal yang menyejukan saat Pemilu, bukan hoaks seperti itu. Sayangnya kita tidak akan berani berharap penegak hukum akan menindaklanjuti. Tapi kalau kelompok oposisi [yang berbicara], hukum akan cepat ditegakkan," tutur dia.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali