Menuju konten utama

Tanggapan TKN Jokowi Soal Banyak Ulama & Purnawirawan di Kubu Lawan

Abdul Karding mengklaim bahwa akan ada banyak ulama yang menjadi tim sukses Jokowi-Ma'ruf.

Tanggapan TKN Jokowi Soal Banyak Ulama & Purnawirawan di Kubu Lawan
Ilustrasi. Rais 'Aam PBNU Ma'ruf Amin berbincang dengan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dan Sekjen PKB Abdul Kadir Karding seusai memberikan keterangan pers di gedung PBNU, Jakarta, Kamis (9/8/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menanggapi banyaknya para ulama dan purnawirawan TNI/Polri yang tergabung di Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Menurut Karding, kumpulan ulama di BPN Prabowo-Sandiaga tidak sebanding dengan mereka yang ada di TKN Jokowi-Ma'ruf. Ia mengklaim akan ada banyak ulama yang menjadi tim sukses Jokowi-Ma'ruf.

"Karena nanti selain dari PPP, PKB kemudian dari NU banyak yang bergabung jadi jauh lebih banyak," kata Karding di Kantor KPU RI, Jumat (21/9/2018).

Karding percaya kehadiran ulama di tim kampanye mampu mendongkrak elektabilitas kandidat di pilpres. Akan tetapi, elektabilitas bisa terdongkrak jika setiap ulama yang bergabung bekerja dan dikelola secara baik.

Ia juga menanggapi keberadaan sejumlah nama purnawirawan TNI/Polri di BPN Prabowo-Sandiaga. Menurut Karding, banyaknya purnawirawan di kubu lawan Jokowi-Ma'ruf merupakan hal yang wajar.

"Ya gapapa itu kan memang kan kita tau Pak Prabowo sebagai pendiri partai Gerindra rata-rata sumber rekrutingnya tuh adalah purnawirawan. Kalau kami lebih variatif, lebih banyak semua unsur itu sipil, militer," ujarnya.

Menurut Karding, keberadaan purnawirawan TNI dan polri berdampak untuk menambah suara kandidat di pilpres. Akan tetapi, dampak yang timbul tidak sebesar dulu.

"Ya ada lah [efeknya] tetapi saya kira sudah tidak seefektif jaman orde baru," kata Karding.

Sekjen PKB itu pun mengajak masyarakat untuk fokus berkampanye dan memperhatikan rekam jejak serta pengalaman masing-masing kandidat di pilpres nanti. Menurut Karding, rekam jejak merupakan hal terpenting dalam menentukan siapa pemimpin Indonesia ke depan.

"Program bisa berubah, visi bisa dinamis. Tapi jejak rekam itu menyangkut karakter, track record, itu yang paling penting untuk memilih pemimpin," katanya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo