Menuju konten utama

Tanggapan Buya Syafii Soal Pembakaran Gazebo Musala di Yogya

Mantan Ketua Pimpinan Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif menyatakan bahwa kejadian pembaran gazebo dan kapet musala di Yogyakarta susah dipahami.

Tanggapan Buya Syafii Soal Pembakaran Gazebo Musala di Yogya
Mantan Ketua Pimpinan MuhammadiyahBuya Syafii Maarif (kanan). Antara foto/yudhi mahatma/rei/aww/15.

tirto.id - Buya Syafii Maarif, Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan kejadian pembakaran gazebo dan karpet musala di wilayah Desa Jambidan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, susah difahami.

"Ini menurut saya kok aneh, susah dipahami, ini apa?," kata Buya Syafii seusai mengunjungi dan melihat gazebo yang terbakar di komplek musala Fatturahman Desa Jambidan, Kecamatan Banguntapan, Bantul, Rabu (14/3/2018).

Di wilayah Desa Jambidan, Banguntapan Bantul dilaporkan telah terjadi pembakaran karpet musala Fatturahman dan gazebo di halaman TPA (Taman Pendidikan Alquran) Faturrahman yang diduga dilakukan oleh orang tak dikenal pada Minggu (11/3) malam.

Menurut Buya, upaya pembakaran karpet di rumah ibadah dan gazebo tersebut di luar dugaan dan di luar nalar, sebab di komplek kejadian tersebut merupakan tempat anak-anak belajar Alquran yang tidak tahu apa-apa.

"Ini kan ada anak-anak di sini, tidak ada politik, ini mungkin mengacau atau iseng, tetapi kalau iseng memang keterlaluan, kok yang dibakar itu gazebo," kata Buya.

Oleh karena itu, lanjut Buya Maarif, kepolisian setempat harus bisa mengusut tuntas pelaku pembakaran karpet dan gazebo musala di Banguntapan ini, mengingat kejadian serupa pernah terjadi di wilayah Banguntapan.

"Sebulan lalu juga terjadi di gereja (wilayah Kabupaten Sleman), kita tidak tahu ini jaringan mana, kita berharap polisi bisa bergerak cepat dan mengungkap kasus ini serta menangkap pelaku kejadian," katanya.

Bahkan, kata dia, pelaku pembakaran musala tersebut jangan sampai terbunuh, namun ditangkap hidup-hidup agar aparat kepolisian bisa menginterogasi lebih lanjut apakah ada jaringan, atau keterkaitan dengan kasus-kasus sebelumnya.

"Pelaku agar ditangkap jangan disakiti atau dibunuh, agar bisa diinterogasi untuk diusut sampai ke akar-akarnya, apakah ini pemain tunggal seperti yang di Gereja Lidwina Sleman atau tidak kita tidak tahu," kata Buya.

Menanggapi kejadian ini, anggota DPRD Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Setiya meminta aparat kepolisian setempat mengusut dugaan pembakaran karpet musala dan gazebo di wilayah Desa Jambidan, Banguntapan.

"Atas kejadian pembakaran karpet musala dan gazebo di Jambidan Banguntapan itu saya mengecam keras perbuatan itu, diharapkan aparat kepolisian segera bertindak cepat mendapatkan kejelasan pelaku dan motifnya," kata Setiya di Bantul, Selasa.

Setiya mengatakan, pihak kepolisian harus segera mengusut tuntas dugaan kasus pembakaran tersebut, karena kejadian yang meresahkan seperti itu juga sebelumnya terjadi bulan lalu di sebuah masjid wilayah Banguntapan.

"Saya tidak mau terlalu jauh berspekulasi atas motif kejadian tersebut, baik motif dan dari kelompok mana. Yang jelas perbuatan tersebut adalah pidana, melanggar hukum, meresahkan masyarakat dan memunculkan gesekan antarumat," katanya.

Atas kejadian itu, Tim Inafis Polres Bantul dipimpin Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Anggaito Hadi telah melakukan olah TKP, dan mengamankan karpet, sajadah dan sarung yang terbakar untuk bahan penyelidikan, sementara lokasi kejadian sudah dipasang garis polisi.

Baca juga artikel terkait KASUS PEMBAKARAN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo