Menuju konten utama

Tanggapan Andi Arief Soal Tudingan Politik Dua Kaki Demokrat

Andi Arief melalui akun twitternya menyatakan keberatan, jika partai Demokrat dituding bermain politik dua kaki di Pemilu 2019.

Tanggapan Andi Arief Soal Tudingan Politik Dua Kaki Demokrat
Andi Arief. Antaranews/edunews.id

tirto.id - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief menanggapi perihal tudingan terhadap partainya yang disebut bermain dua kaki pada pemilu 2019.

Andi Arief menyatakan keberatannya, jika disebut bermain dua kaki lantaran ada sejumlah kader Demokrat yang justru menyatakan dukungan bagi lawan, yaitu Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 mendatang.

Menanggapi hal tersebut, melalui cuitan di akun twitternya @AndiArief__, ia mengatakan bahwa, justru PAN yang sedang membicarakan dirinya sendiri, karena pernah mendukung Prabowo tapi juga menjadi menteri di era Jokowi.

“Main dua kaki: pilpres dukung Prabowo tapi ikut jadi menteri Jokowi. Mungkin Pak Daulay dari PAN lebih pas bicara itu, artinya membicarakan diri sendiri ketimbang menganggap strategi demokrat adalah dua kaki. Perlu dicatat, Demokrat butuh pertahankan kememangan pileg di Papua,” demikian cuit Andi di akun twitternya, pada Minggu (9/9/2018) malam.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Umum Partai Demokrat memberikan kebebasan kepada sejumlah kadernya di daerah untuk mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Keputusan yang disepakati Ketua Majelis Tinggi Demokrat Amir Syamsudin ini bertolak belakang dengan sikap DPP Demokrat yang secara resmi menjadi salah satu pengusung pasangan Prabowo-Sandiga Uno.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Agus Hermanto menyebut, sikap abu-abu Demokrat memberikan dispensasi kepada kader yang mendukung Jokowi-Ma'ruf di saat dukungan resmi diberikan kepada Prabowo-Sandiaga, adalah bagian upaya memenangi pilpres tanpa mengorbankan pileg.

“Karena kami juga dalam pemilu legislatif harus sukses betul, jangan sampai ada hal menjadi kendala di pemilu legislatif," kata Agus di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2018).

Agus menyebut, untuk daerah seperti Papua yang lebih dari 90 persen warganya mendukung Jokowi-Ma'ruf dan masih menggunakan sistem noken, memberi dispensasi adalah jalan paling realistis menyelamatkan suara Demokrat di pulau paling timur di Indonesia itu.

"Untuk itu Demokrat sedang mencari solusi untuk menentukan strategi untuk bagaimana case seperti ini," kata Agus.

Sementara itu, Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief mengatakan, kebijakan partainya memberikan kebebasan kepada sejumlah kadernya di daerah untuk mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai strategi pemilu yang bersamaan antara pileg dan pilpres, bukan politik dua kaki.

“Kedua-duanya sama pentingnya, tidak ada yang lebih utama. Kalau Demokrat berstrategi menang pileg sekaligus menangkan Prabowo, itu kedaulatan partai kami,” cuit Andi Arief di akun Twiternya @AndiArief__ .