Menuju konten utama

Tanggal 15 April 2022 Libur Apa: Arti Jumat Agung Wafat Isa Almasih

Tanggal 15 April libur apa dan makna Jumat Agung wafat Isa Almasih bagi umat Katolik.

Tanggal 15 April 2022 Libur Apa: Arti Jumat Agung Wafat Isa Almasih
Seorang pastor memimpin perayaan Jumat Agung yang ditayangkan daring di Gereja Katedral Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (10/4/2020). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/pras.

tirto.id - Tanggal 15 April 2022 ditetapkan sebagai hari libur atau tanggal merah. Di Indonesia, hari ini disebut Wafat Isa Almasih. Tanggalnya bisa berbeda-beda setiap tahunnya, mengikuti hari Paskah.

Menurut umat Katolik, wafat Isa Almasih disebut sebagai hari Jumat Agung atau umat sebelum Paskah. Menurut laman Iman Katolik, pada hari raya ini umat Katolik memperingati penyaliban, kematian, dan penguburan Yesus.

Hari ini adalah salah satu hari terpenting dalam kalender umat Kristen dan Katolik dan dianggap sebagai puncak pelayanan Yesus di dunia, oleh sebab itu diberi sebutan "Agung".

Dalam sistem Yahudi sebenarnya hari ini jatuh pada hari Kamis, karena orang Yahudi merayakan Sabat pada hari Sabtu sedangkan orang Kristen pada hari Minggu.

Hari kematian Yesus ini dihitung 3 hari sebelum hari Sabat, sesuai dengan lamanya Yesus dikuburkan, sehingga pada kalender Kristen jatuh pada hari Jumat.

Hari sebelum Paskah disebut sebagai Pekan Suci. Dalam Pekan Suci, umat Katolik memaknai kematian dan kebangkitan Yesus dari kubur. Pekan Suci sendiri terdiri dari lima bagian:

  • Minggu Palma (Palem), saat Yesus masuk kota Yerusalem dan disambut serta dielu-elukan sebagai seorang raja.
  • Kamis Putih, saat Yesus mengadakan Perjamuan Malam terakhir bersama para murid.
  • Jumat Agung, saat Yesus diadili dan dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus, disalibkan, wafat, dan dimakamkan.
  • Sabtu Suci, saat Yesus turun ke tempat penantian, ke dunia orang mati, untuk mengabarkan Injil.
  • Hari Minggu Paskah, saat Yesus bangkit kembali dari antara orang mati.

Makna Jumat Agung atau Wafat Isa Almasih

Pada Jumat Agung, seluruh Gereja memperingati wafatnya Yesus di Salib. Setiap anggota Gereja mencoba untuk memahami harga yang harus dibayar Yesus untuk menebus dosa manusia.

Dalam upacara-upacara Jumat Agung, ada Adorasi Sali dan pembacaan kisah sengsara untuk merenungkan kematian kita sendiri karena dosa dan kematian Yesus untuk umat manusia.

Pada hari ini, gereja tidak akan memakai hiasan atau ornamen, altar kosong, seolah-olah sedang berkabung. Perayaan liturgi hari penderitaan, penyaliban dan kematian Kristus ini jelas telah ada sejak hari-hari awal Gereja.

Tidak ada Misa yang dirayakan pada hari ini, tetapi kebaktian Jumat Agung disebut Misa Presanctified karena Komuni yang telah ditahbiskan pada Kamis Putih diberikan kepada umat.

Jumat Agung adalah hari sunyi, tidak ada musik di gereja. Musik terakhir diperdengarkan saat Kamis Putih dan Malam Paskah. Satu-satunya musik saat Jumat Agung adalah nyanyian tanpa iringan.

Hal tersebut untuk menunjukkan rasa kehilangan dan memaknai kematian Tuhan Yesus demi menebus dosa umat manusia, demikian dilansir Catholic News Agency.

Baca juga artikel terkait TANGGAL MERAH atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Yantina Debora