Menuju konten utama

Tanda Tubuh Telalu Banyak Bekerja dan Cara Mengatasinya

Beberapa tanda orang terlalu memaksakan diri saat bekerja.

Tanda Tubuh Telalu Banyak Bekerja dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi Stres. foto/istockphoto

tirto.id - Tidak ada yang salah dengan berupaya semaksimal mungkin dalam bekerja. Akan tetapi, ada kalanya tubuh perlu beristirahat sejenak untuk keseimbangan hidup. Bekerja dengan terlalu keras terbukti memiliki dampak buruk bagi tubuh terutama dalam kesehatan.

Psikolog Klinis di Montclair and summit, New Jersey mengatakan bahwa bekerja selama 40-50 jam per minggu sudah lebih dari cukup untuk kebanyakan orang, sebagaimana dikutip Healthline.

Akan tetapi, masih banyak faktor yang mempengaruhi kelelahan dalam bekerja termasuk lingkungan kerja, perasaan, penghargaan, dan kepuasan dalam bekerja.

Setiap orang mungkin memiliki periode intens di tempat kerja yang sibuk dalam beberapa waktu. Sementara itu, setidaknya 10 persen orang Amerika dianggap gila kerja yang memiliki kecenderungan stabil untuk bekerja secara kompulsif dan berlebihan menurut Harvard Business Review.

Profesor konsultan di Stanford Graduate School of Business Joel Peterson dalam akun Linkedin miliknya membagikan beberapa tanda orang terlalu memaksakan diri saat bekerja.

Berikut adalah tanda-tanda tersebut dan cara mengatasinya:

1. Anda merasa 'dirantai' pada meja kerja

Seorang editor di Chicago Sun-Times suatu kali mengatakan bahwa ia tidak dapat mengambil cuti. Dia takut bahwa tempat kerjanya akan berantakan tanpa dia.

Sementara jika Anda berpikir bahwa alam semesta bergantung pada Anda, tanpa disadari Anda menuju pada stres yang tinggi. Untuk mengatasinya, pekerjakan orang yang akan melakukan pekerjaan lebih baik daripada yang pernah Anda lakukan, dan kemudian rayakan keberhasilan mereka. Lebih lanjut, keluar lah sebentar dari pekerjaan tersebut dan istirahat sebentar untuk menyegarkan diri.

2. Anda tidak bisa bermain bagus

Sikap yang menuntut diri sendiri sangat jarang mengurangi tingkat stres, jadi jika Anda sering marah-marah kepada siapapun baik itu pelayan, pramugari atau agen reservasi, biasakan untuk mengambil waktu untuk menghela napas dan beristirahat sejenak. Dalam mencoba menghibur mereka yang melakukan pekerjaan berat, Anda mungkin juga harus meningkatkan semangat Anda sendiri.

3. Pikiran Anda berpacu dalam lingkaran.

Anda pikir penyebab stres yang dimiliki diakibatkan oleh seluruh waktu dihabiskan dalam keadaan fokus yang intens. Tapi sebenarnya, sebagian besar orang yang stres akibat pekerjaan diakibatkan oleh rutinitas yang sama setiap waktu.

Masalah biasanya menjadi lebih sederhana saat Anda mengatasinya. Jadi pastikan solusi Anda melibatkan pengurangan kompleksitas pekerjaan. Kemudian kerjakan eksekusi agenda ringan dari pada sebelumnya. Ketika stres Anda terkendali, fokus akan datang dengan lebih mudah.

4. Senang ketika mendapatkan email baru

Email yang masuk bisa jadi pedang bermata dua bagi Anda. Jika Anda disiplin, email akan menghemat waktu. Akan tetapi, jika penggunaannya tidak dibatasi email dapat berubah menjadi pengganggu yang konstan bagi Anda yang memiliki kesulitan untuk tidak menanggapi.

Jadi matikan notifikasi email Anda selama berjam-jam pada suatu waktu. Selain itu, bekerja lah dengan mengembangkan disiplin untuk memeriksa jadwal reguler dan tidak lebih sering. Hal ini juga berlaku pada notifikasi sosial media Anda, dan sebagainya.

5. Kamu berkubang dalam mengasihani diri sendiri.

Jika Anda merasa kurang dihargai, ubah lingkungan Anda atau paling tidak ubah sikap Anda. Ganti rasa mengasihani diri sendiri dengan rasa terima kasih. Sementara itu, lebih baik lagi Anda temukan cara untuk melayani mereka yang kurang beruntung dari Anda. Dalam prosesnya, Anda akan menemukan banyak hal yang harus Anda syukuri, dan Anda akan terkejut melihat betapa transformatifnya realisasi itu.

6. Anda selalu terlambat.

Buat komitmen bahwa Anda akan berada lima menit lebih awal untuk setiap pertemuan dan setiap acara. Kemudian, beri tahu orang lain tentang hal itu sebagai cara memaksa Anda untuk membatasi kegiatan yang membuat Anda terlambat.

Hal ini sangat jarang mengurangi kualitas pemikiran Anda atau pekerjaan Anda. Selain itu, upaya ini biasanya juga akan membantu Anda untuk menyusun kembali prioritas dan fokus pada akuntabilitas dan hasil kerja.

7. Anda tidak pernah istirahat mental.

Beristirahat mental sesekali menciptakan peluang untuk belajar dan menikmati hal-hal baru. Untuk memasukkannya ke dalam kehidupan sehari-hari Anda, buat aturan sendiri. Salah satunya adalah tidak bekerja di pesawat terbang, atau berlibur sejenak ke tempat yang Anda ingin kunjungi.

8. Ponsel Anda telah menjadi gangguan

Ponsel kerap kali memberikan notifikasi terkait pekerjaan. Bagi beberapa orang, hal ini justru membuat mereka untuk terus mengingat-ingat pekerjaan yang harus diselesaikan. Tetapkan jam kerja bagi Anda.

Sementara, pastikan juga untuk memberikan waktu tenang kepada diri sendiri guna berpikir, merencanakan, refleksi diri di tempat di mana tidak ada telepon dan tidak ada yang berjalan melewati pintu, bahkan jika itu hanya untuk 30 menit sehari.

9. Anda tidak mungkin bisa selalu menyenangkan.

Banyak masalah eksternal yang kerap muncul seperti tim yang tidak cukup baik, pelayanan yang tidak menyenangkan, tidak ada dukungan yang cukup dari orang sekitar, dan sebagainya.

Solusi untuk masalah-masalah ini adalah membalikkan ke dalam dan mengubah pola pikir Anda. Salah satu mantra yang dapat digunakan adalah dengan mengatakan, "Saya memiliki semua yang saya butuhkan." Hal ini akan menghentikan diri Anda untuk terus menuntut apapun yang datang dalam diri.

10. Anda hidup di masa lalu atau masa depan.

Anda bernostalgia, menceritakan kisah-kisah kejayaan masa lalu, atau Anda menunggu masa depan, tidak dapat benar-benar mulai hidup sampai tujuan tertentu ada di belakang Anda. Kedua hal ini adalah sinyal bahwa Anda hidup di luar masa kini, kebiasaan yang hanya mengarah pada lebih banyak stres. Hadir di saat ini, menikmati percakapan, pertemuan, orang-orang dan tantangan saat mereka datang akan mengurangi stres.

Mengubah sikap, kebiasaan, dan pembicaraan sendiri sering kali dapat mengobati stres akibat pekerjaan. Meskipun pada kenyataannya, beberapa stres dapat membantu kita tetap waspada.

Baca juga artikel terkait BEKERJA atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yulaika Ramadhani