Menuju konten utama
Arsenal vs Manchester United

Taktik Jitu Unai Emery Jegal Tren Positif MU di Bawah Solskjaer

Di bawah asuhan Ole, MU punya rekor 10 kali tak terkalahkan. Namun, Emery bisa menjegalnya dan itu bikin persaingan 4 besar kian panas.

Taktik Jitu Unai Emery Jegal Tren Positif MU di Bawah Solskjaer
Pesepak bola Arsenal Laurent Koscielny, merayakan gol dengan rekan setimnya di stadion Emirates di London. AP / Frank Augstein

tirto.id - Jonathan Wilson, analis sepakbola Inggris, menyebut Arsenal sudah memainkan enam formasi berbeda di Premier League musim ini. Meriam London pernah bermain dengan tiga bek maupun dengan empat bek. Dan di lini depan, mereka juga pernah bermain dengan seorang penyerang maupun dua penyerang.

Perubahan-perubahan formasi yang dilakukan Arsenal tersebut memang tidak selalu berjalan lancar. Tetapi, saat Arsenal menjamu Manchester United di Emirates, Minggu (10/3/2019), Unai Emery, pelatih Arsenal, ternyata menerapkan formasi yang tepat. Memainkan formasi 3-4-1-2, Arsenal berhasil mengalahkan Setan Merah 2-0, melalui gol Granit Xhaka dan Pierre-Emerick Aubameyang.

Kekalahan ini adalah yang pertama bagi United di Premier League semenjak ditangani Ole Gunnar Solskjaer. Sebelumnya, Ole berhasil membawa anak asuhnya tak terkalahkan dalam 10 pertandingan dengan raihan 8 kemenangan dan 2 hasil imbang.

Hebatnya, pilihan formasi Emery tidak hanya berujung kemenangan. Dalam pertandingan itu, meski masih ada lubang di sana-sini, Arsenal juga bermain apik: terutama pada 30 menit pertama, Arsenal berhasil menekan pertahanan Setan Merah. Selebihnya, ada intensitas yang membuat United tampak khawatir di sepanjang pertandingan sekaligus membikin Emery puas.

"Aku tidak tahu apakah ini penampilan terbaik kami. Aku pikir kami mengalami peningkatan dan dapat bermain kompetitif pada pertandingan berbeda. Hari ini kami merasa sangat bangga... dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para pendukung kami karena mereka banyak membantu kami hari ini," tutur Emery setelah pertandingan.

Mantan pelatih Sevilla itu lantas menambahkan, "Ada semangat besar dan komitmen besar [dalam pertandingan hari ini]."

Pertanyaannya, mengapa formasi 3-4-2-1 bisa menjadi salah satu kunci kemenangan Arsenal terhadap Setan Merah?

Arsenal berhasil Menguasai Lini Tengah

Manchester United bermain dengan formasi 4-4-2 saat menghadapi Arsenal. Entah apa alasan Solskjaer, komposisi pemain tengah United cukup mengejutkan: Diego Dolot bermain di kanan, Nemanja Matic dan Fred menjadi dua gelandang tengah, dan Paul Pogba bermain di sisi kiri.

Komposisi pemain tengah United tersebut lantas menjadi santapan empuk lini tengah Arsenal. Terutama pada awal-awal laga, saat Fred dan Matic berduel dengan Granit Xhaka serta Aaron Ramsey, Mesut Ozil, gelandang serang Arsenal yang bisa berkeliaran seenak jidat. Secara cerdik, mantan pemain tengah timnas Jerman tersebut lalu memilih beroperasi di sektor kiri pertahanan United. Sasarannya: Paul Pogba.

Saat bertahan, Pogba tak disiplin dalam menjaga daerahnya. Ia beberapa kali telat mundur, mengakibatkan Luke Shaw, full-back kiri United, harus berhadapan dengan Ozil yang sering dibantu oleh Aainsley Maitland-Niles, wing-back kiri Arsenal. Dari sana, Nemanja Matic terpaksa sering menutup lubang yang ditinggalkan Pogba.

Masalahnya, Matic sudah tidak segesit beberapa tahun lalu, sehingga Fred, mau tidak mau, harus menghadapi Xhaka dan Ramsey sendirian. Alhasil, ketika Arsenal melakukan serangan cepat, pemain-pemain tengah Arsenal sering mendapatkan celah kosong di depan garis pertahanan United.

Gol pertama Arsenal menjadi contoh bagaimana pemain-pemain tengah Arsenal bisa secara leluasa bergerak di depan garis pertahanan United. Pada menit ke-12, bermula dari pergerakan Maitland-Niles yang gagal dijaga Pogba, Lacazette mengumpan ke arah Xhaka yang melejit ke lini depan. Matic telat menutupnya, dan Xhaka berhasil membidikkan bola dengan tepat.

Soal berlubangnya lini tengah United, Miguel Delaney, jurnalis Independent menulis: "Ada fakta bahwa gelandang-gelandang United--terutama Nemanja Matic--memberi Xhaka begitu banyak ruang dan waktu saat ia menguasai bola di dekat kotak penalti United. Itu terlihat seakan-akan mereka mempersilakan Xhaka memilih tempatnya sendiri untuk mengancam gawang United."

Adaptasi Solskjaer dibalas Emery

Tahu bahwa United kalah di tengah, Solskjaer langsung mengganti formasi Setan Merah menjadi 3-5-2 pada menit ke-30. Pogba merapat ke lini tengah, menemani Matic dan Fred; sementara Luke Shaw dan Diego Dolot bermain sebagai duet wing-back, Ashley Young digeser menjadi bek ketiga, mendamping Chris Smalling dan Victor Lindelof.

Perubahan formasi itu memang membuat United tampil lebih baik. Selain mampu mengontrol lini tengah, terutama melalui Luke Shaw, serangan mereka menjadi lebih hidup. Namun, Emery juga melakukan perubahan: Ozil diinstruksikan untuk lebih beroperasi di sektor kanan pertahanan United.

Soal perubahan Emery itu, statistik mencatat: menurut Stats Zone, dari 24 percobaan umpan yang dilakukannya pada babak pertama, separuh umpan Ozil terjadi di sektor kanan pertahanan United.

Arsenal kemudian memilih memperkuat pertahanan di sektor kanan dan melakukan serangan dari sektor kiri. Meski begitu, dengan formasi barunya, United tetap mendominasi jalannya pertandingan. Pada babak kedua, United bahkan memilikitiga peluang emas.

"[Pertama] Ketika para fans bernyanyi untuk Solskjaer, Rashford mendapatkan peluang dari umpan Lukaku, yang sayangnya berhasil digagalkan oleh Leno. [Kedua] Pogba mengirimkan umpan ke arah Rashford, yang maju ke depan gawang, tetapi sekali lagi Leno bereaksi luar biasa: ia ke luar dari gawang dan merebut bola dari kaki Rashford. [Ketiga] Kemudian Sokratis melakukan tekel krusial yang berhasil menggagalkan penetrasi Fred," tulis Henry Winter di The Times, menyoal tiga peluang United.

Yang menarik, karena fokus dalam menyerang, United justru kecolongan melalui gol penalti Aubameyang pada menit ke-69. Dan sekitar 11 menit setelah gol itu, perlawanan United dapat dikatakan bubar. Alasannya: saat United mulai memainkan pemain-pemain berkarakter menyerang, Arsenal juga melakukan perubahan.

Emery memilih bermain bertahan, mengubah formasi Arsenal menjadi 5-4-1. Setelah memasukkan Iwobi, ia memainkan Denis Suarez untuk menggantikan Aubameyang, membiarkan Lacazette bermain di depan sendirian.

United, yang sudah memasukkan pemain-pemain berkarakter menyerang, sekali lagi, kalah di lini tengah. Hasilnya, pada 10 menit terakhir, dari 14 tembakan ke arah gawang Arsenal, Setan merah hanya mampu melakukan satu kali percobaan tembakan ke arah gawang.

Modal Berharga Tembus di Empat Besar

Berkat kemenangan atas United, Arsenal kini nangkring di peringkat empat Premier League. Mengumpulkan 60 angka, mereka unggul dua angka dari United [58] dan unggul tiga angka dari Chelsea [57].

Selain itu, jarak mereka kini hanya terpaut satu angka dari Tottenham Hotspur [61] yang berada di peringkat ketiga.

Mengingat United merupakan satu-satunya lawan berat Arsenal dalam sembilan pertandingan terakhir di Premier League, kemenangan Arsenal atas United tersebut tentu menjadi modal berharga untuk finis di peringkat empat besar. Bahkan, karena Spurs, United, dan Chelsea masih menghadapi lawan-lawan berat di sisa kompetisi, Arsenal juga berpeluang besar untuk finis di posisi ketiga.

Maka, setelah kemenangan itu, tak heran jika fans Arsenal kemudian bernyanyi riang gembira. “We’re coming for you, we’re coming for you, Tottenham Hotspur, we’re coming for you.”

Baca juga artikel terkait PREMIER LEAGUE atau tulisan lainnya dari Renalto Setiawan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Renalto Setiawan
Editor: Mufti Sholih