Menuju konten utama

Tak Perlu Khawatir Soal Berat Badan Setelah Melahirkan

Tak perlu terpaku dengan kisah pesohor seperti Olla Ramlan atau Nia Ramadhan yang lekas langsing setelah melahirkan. Kenaikan berat badan karena kehamilan adalah hal yang wajar, asalkan bukan obesitas.

Tak Perlu Khawatir Soal Berat Badan Setelah Melahirkan
Ilustrasi wanita hamil. FOTO/Istock

tirto.id - Sukma Wahyuni sekarang sudah kebal diledek perihal berat badannya. Dulu sewaktu pertama kali berat badannya bertambah dan sering diledek kawan-kawannya, Sukma sewot. Namun belakangan dia berusaha memaklumi kenaikan berat badannya, apalagi karena penyebabnya begitu mulia: melahirkan.

Sebelum melahirkan, Sukma termasuk perempuan dengan berat badan ideal. Dengan tinggi 165 centimeter, berat badannya stabil di angka 57 kilogram. Begitu pula setelah menikah. Tak pernah lebih dari 60 kilogram. Kemudian dia hamil. Sejak itu, perlahan berat badannya bertambah. Sukma menganggapnya wajar. Karena menurut petuah zaman dulu, perempuan hamil pasti makannya lebih banyak karena untuk dua orang: diri sendiri dan janin.

"Waktu usia kehamilan 36 minggu, berat badanku 87 kilogram," katanya sembari tertawa. "Jadi naik sekitar 30 kilogram."

Setelah melahirkan, bobot Sukma malah turun sekitar 10 kilogram. Namun 4 bulan setelah melahirkan, berat badannya kembali naik jadi 87 kilogram. Sekarang beratnya stabil di angka 84 kilogram. Sukma terkesan santai dengan berat badannya. Namun, dia merasa tak nyaman. Bukan tak nyaman soal penampilan, melainkan keleluasaan bergerak. Baju dan celananya jadi tak muat.

"Napas jadi lebih pendek dan kerap sesak napas. Cepat capek juga. Gerakan jadi lamban. Duduk di lantai pun sulit, begitu juga bangunnya," katanya sembari nyengir.

Karena perkara mobilitas yang terhambat itu, Sukma berencana untuk melakukan diet. Tujuannya kembali ke berat badan sebelumnya, sekitar 60 kilogram. Sekarang Sukma berusaha mengurangi porsi nasi dan daging. Rencana jangka panjangnya adalah melakukan diet GM, sebuah metode diet yang sempat populer di jagat media sosial beberapa waktu lalu.

"Tapi sampai sekarang belum dilakukan," katanya tertawa.

Berat Badan Naik adalah Normal

Apa yang dialami Sukma adalah hal wajar di kalangan perempuan yang baru saja melahirkan. Glenn D. Braunstein, profesor kedokteran di University of California, pernah mengatakan dalam kolomnya di The Huffington Post, bahwa 50 persen perempuan mengalami obesitas setelah melahirkan.

Penyebab utama kenaikan berat badan itu, menurut penelitian dari Universitas Greenwich, adalah porsi makan yang bertambah. Menurut penelitian yang dimuat dalam Journal of Epidemiology and Community Health ini, perempuan yang mengalami kenaikan berat badan mengonsumsi makanan rata-rata 2,9 kilogram lebih banyak ketimbang yang tidak mengalami kenaikan berat badan.

Apakah kenaikan ini karena ibu hamil harus makan untuk dua orang? Ternyata tidak juga. Para peneliti dari Universitas Greenwich ini mengatakan bahwa ibu hamil kebanyakan berada di rumah, apalagi menjelang kelahiran. Di rumah, ibu hamil cenderung lebih mudah mendapat akses makanan ketimbang di luar rumah, semisal kantor.

Meski dianggap wajar, kenaikan berat badan bagi ibu hamil ini tak selamanya baik. Apalagi jika kenaikannya melebihi batas. Menurut Braunstein, kenaikan berat badan berlebihan ini bisa memicu timbulnya penyakit.

"Misalkan meningkatkan risiko diabetes, darah tinggi, dan bisa pula meningkatkan melahirkan melalui operasi Caesar," tulisnya.

Lantas berapakah kenaikan berat badan yang ideal bagi ibu hamil atau yang baru melahirkan? Menurut U.S. Institute of Medicine, semuanya tergantung indeks massa tubuh (IMT). Rumus IMT cukup sederhana: kalikan tinggi badan dalam kuadrat, lalu bagilah angka berat badan dengan hasil perkalian tinggi badan.

Contoh: tinggi badan sukma adalah 1,65 meter. Jadi 1,65 dikali 1,65, didapat hasil 2,7. Berat badannya sebelum hamil adalah 60 kilogram. Maka 60 kilogram dibagi 2,7. Didapat hasil 22,2. Untuk IMT, ada 4 kategori. Kategori kurang atau sama dengan 18,5 masuk dalam kategori berat badan kurang. Lalu 18,5-24,9 adalah berat badan normal. Selanjutnya, angka 24,9-29,9 masuk kategori berat badan berlebih. Lebih besar atau sama dengan 30 sudah dianggap obesitas. Bagi yang belum tahu, berat badan berlebih dan obesitas itu dua hal yang berbeda. Dengan angka 22,2, maka Sukma masuk dalam kategori berat badan normal.

Menurut The U.S Institute of Medicine, perempuan dengan berat badan normal sebelum hamil, direkomendasikan menambah berat badan 11,5 hingga 16 kilogram. Untuk yang berat badannya kurang, disarankan bertambah di angka 12,5 hingga 18 kilogram. Sedangkan untuk yang berat badan berlebih, kenaikannya disarankan di angka 7 hingga 11,5 kilogram. Bagi mereka yang obesitas, penambahan berat badan ketika hamil disarankan berkisar di antara 5 hingga 9 kilogram saja.

Jika ibu hamil mengalami kenaikan berat badan yang berlebih, risikonya seperti yang dibilang oleh Braunstein. Selain itu, jabang bayi juga berisiko mengalami kenaikan berat berlebih, bisa mencapai 4 kilo atau 4,5 kilogram, alias makrosomia. Keadaan ini yang kemudian menjadi salah satu terjadinya kelahiran melalui operasi Caesar. Sebaliknya, jika sang ibu tidak mengalami kenaikan berat badan yang cukup, bisa membahayakan bagi calon bayi. Ia bisa lahir prematur, atau berat badannya kurang ketika lahir.

Infografik Berat Badan Ibu Hamil

Tak Perlu Mengikuti Pesohor yang Pamer Perut Rata

Entah siapa yang memulai, perut rata setelah melahirkan dijadikan kebanggaan. Kebanyakan yang pamer adalah para selebriti. Salah satu yang paling mencolok adalah Heidi Klum. Pada 2009, enam minggu setelah melahirkan anak keduanya, super model ini sudah lenggak-lenggok di ajang fashion Victoria's Secret.

Penyanyi Beyonce juga pernah memamerkan perut ratanya, empat bulan setelah melahirkan anak pertamanya. Situs US Magazine juga pernah memuat senarai perempuan-perempuan yang bisa cepat kembali ke berat badan ideal setelah melahirkan. Situs itu menggambarkan prosesnya sebagai "...Jaw-dropping post baby bods". Yang masuk dalam daftar itu mulai penyanyi Celine Dion hingga Penelope Cruz.

Selebriti Indonesia pun tak ketinggalan. Pada 2015, misalkan. Olla Ramlan muncul dalam banyak berita selepas berhasil kembali langsing tiga bulan setelah melahirkan. Di berbagai media, disebutkan bahwa Olla berhasil menurunkan berat badan 16 kilogram dalam waktu sebulan.

Olla bukan nama tunggal. Jika Anda mengetikkan kata kunci "Artis yang kurus setelah melahirkan," maka Anda bisa dapatkan banyak nama selebriti. Sebuah situs gosip misalkan, memuat daftar 5 selebriti yang tetap kurus dan "makin seksi" setelah melahirkan. Di antaranya adalah Nia Ramadhani, Indah Kalalo, Ashanty, hingga Donita. Lengkap dengan pameran perut rata dan tak ada gelambir lemak

Dengan segala pengaruh media, wajar kalau banyak ibu hamil kemudian terobsesi ingin seperti para selebriti itu. Satu pesan dari banyak ahli kesehatan: jangan tiru mereka!

"Perubahan bentuk badan para artis itu memang bagus untuk sampul majalah. Tapi itu juga bisa memberikan harapan kosong bagi perempuan kebanyakan," kata Braunstein.

Para selebriti itu tentu punya uang lebih banyak ketimbang ibu-ibu biasa. Dengan uang berlebih itu mereka bisa menyewa penjaga anak, bisa menggaji pembantu yang memasak untuk anak, dan menyewa para pelatih kebugaran. Di sisi lain, banyak ibu melahirkan dengan kantong pas-pasan yang harus mengurus anak, kadang masih terbebani oleh urusan rumah tangga dan perihal domestik. Mereka tentu kesulitan—untuk tidak dibilang mustahil—untuk kembali ke berat badan ideal dengan cepat.

Karena itu, ibu melahirkan harus menanamkan kesadaran bahwa kenaikan berat badan saat hamil dan setelah melahirkan itu adalah hal yang wajar, asal sesuai batas wajar. Tak perlu terobsesi pada perut yang rata dengan cepat. Biarkan saja itu jadi privilese orang-orang dengan duit berlebih.

Perihal naik turunnya berat badan ini, petuah penyanyi dangdut Vety Vera benar adanya: yang sedang-sedang saja.

Baca juga artikel terkait IBU HAMIL atau tulisan lainnya dari Nuran Wibisono

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Nuran Wibisono
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Maulida Sri Handayani