Menuju konten utama

Tak Lagi Dimainkan, Adrien Rabiot Disebut Agen Bagai Tahanan di PSG

Agen sekaligus ibu Adrien Rabiot, Veronique Rabiot, mengkritik langkah PSG yang tidak lagi memainkan gelandang asal Perancis dengan menyebut, Adrien Rabiot bagaikan tahanan di klub Paris.

Tak Lagi Dimainkan, Adrien Rabiot Disebut Agen Bagai Tahanan di PSG
Adrien Rabiot dari PSG mengejar bola saat pertandingan sepak bola Liga Prancis antara Paris Saint-Germain dan Metz di Stadion Parc des Princes, di Paris, Prancis. AP Photo / Thibault Camus

tirto.id - Agen sekaligus ibu Adrien Rabiot, Veronique Rabiot, mengkritik langkah PSG yang tidak lagi memainkan gelandang asal Perancis tersebut sejak Desember 2018 lalu. Menurut Veronique, kini pemain berusia 23 tahun itu bagaikan tahanan di klub Paris.

"Adrien adalah tahanan. Dia bahkan disandera oleh PSG. Sebentar lagi [ia bakal hanya diberi] roti kering, air, dan [dikurung di] penjara bawah tanah! Lingkungan ini kejam," kata Veronique dikutip Soccerway.

Permasalahan yang menimpa Adrien Rabiot dimulai sejak pertengahan Desember 2018 lalu. Sang pemain yang kontraknya bakal berakhir pada 30 Juni 2019 atau akhir musim ini, enggan memperpanjang kontrak bersama PSG.

Melihat hal ini, PSG kemudian tidak lagi memasang Rabiot, terhitung usai laga tandang melawan Crvena Zvezda di Liga Champions.

Daftar kesalahan Rabiot bertambah ketika ia kedapatan mendatangi kelab malam beberapa saat setelah PSG dikalahkan Manchester United di Parc des Princes dengan skor 1-3. United berhak lolos ke perempat final melalui keunggulan agresivitas gol tandang, meski di leg pertama kalah 0-2 di Old Trafford.

Tidak hanya itu, Rabiot memencet "like" untuk video Patrice Evra yang merayakan kemenangan Manchester United atas timnya. Akibat tindakan ini, sang gelandang dikenai hukuman selama dua pekan. Hukuman itu bagi Veronique berlebihan.

"Saya bisa berkata bahwa kita menyalahkannya karena menyukai video yang salah. Kemudian, ada kunjungan ke kelab malam ... Tapi PSG ingin mengurus kehidupan pribadi Adrien juga, ketika mereka bahkan tidak menginginkannya lagi," terang Veronique.

"Mereka ingin dia mengenakan piyama pada pukul sembilan [malam], sebelum pertandingan, [duduk] di depan TV-nya, untuk tidur pukul sebelas! [Apakah] Orang-orang ini tidak tahu ritme kehidupan para pemain?" tambahnya.

Permasalahan Adrien Rabiot tidak sampai di sana, karena Veronique mengklaim, aksesnya ke kamp latihan PSG, Camp de Loges dilarang. Oleh karenanya, Rabiot mesti berlatih "sendiri".

"Adrien berlatih, tetapi saya tidak ingin memberi tahu Anda di mana, dengan siapa, dan bagaimana. Tapi, tentu saja dia harus demikian. Pemain sepak bola tingkat tinggi seperti dia, yang tidak cedera, tidak bisa bertahan selama 13 hari tanpa berolahraga. Dan karena akses ke [Camp des Loges] Saint-Germain benar-benar terlarang baginya, [latihan] itu perlu diatur," ungkap Veronique.

Meski saat ini nasib Adrien Rabiot terkatung-katung di PSG, jika ia tetap tidak memperpanjang kontrak, maka sang gelandang bisa pergi dengan gratis pada bursa transfer musim panas mendatang. Beberapa klub yang tertarik merekrutnya adalah Tottenham, Barcelona, Bayern Munchen, dan Arsenal.

Baca juga artikel terkait LIGA PERANCIS atau tulisan lainnya dari Khairul Ma'arif

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Khairul Ma'arif
Penulis: Khairul Ma'arif
Editor: Fitra Firdaus