Menuju konten utama

Tak Ada yang Salah dengan Melamun

Kegiatan melamun sering kali dianggap tidak produktif bagi sebagian orang. Namun, sejumlah studi menguak hal-hal positif yang ternyata dimungkinkan oleh kebiasaan melamun.

Tak Ada yang Salah dengan Melamun
Ilustrasi. Melamun. Foto/iStock

tirto.id - “Jangan suka melamun, nanti kesurupan, lho.”

Ini nasihat sekaligus candaan orang-orang ketika mendapati temannya memandang dengan tatapan kosong seraya bergeming ketika yang lainnya asyik berbincang. Bagi sebagian besar orang, melamun dipandang sebagai kegiatan yang hanya membuang-buang waktu dan tak berfaedah sama sekali. Satu dua orang bahkan mengaitkannya dengan hal mistis seperti potensi kerasukan roh jahat. Namun, beberapa hasil studi menemukan efek sebaliknya dari melamun.

Susan Whitfield-Gabrieli dan John Gabrieli, neuroscientists dari Massachusetts Institute of Technology, mengemukakan argumen mereka dalam Scientific American bahwa ada kaitan antara kebiasaan melamun dengan skor IQ seseorang. Menelaah mengenai inteligensi memang tidak pernah mendatangkan satu tafsiran saja. Namun, studi yang dilakukan kedua orang ini memberi masukan menarik bahwa kegiatan yang selama ini dianggap tidak produktif pun ternyata menyimpan potensi positif bagi seseorang.

Susan dan John Gabrieli mengutip sejumlah penelitian yang memeriksa bagaimana pengaruh kondisi otak seseorang saat diistirahatkan atau sedang melamun terhadap skor IQ seseorang. Dari hasil studi yang ada, ditemukan bahwa kebiasaan melamun atau mengistirahatkan otak membuat kecenderungan skor IQ seseorang lebih tinggi. Susan dan John lantas berasumsi bahwa kemampuan seseorang dalam mengaitkan ide-ide kreatif berelasi dengan kebiasaannya melamun tersebut.

Keuntungan dari kegiatan melamun lainnya dipaparkan oleh Hal McDonald Ph.D. dalam situs Psychology Today. Di sana, ia mencantumkan hasil studi dari York University yang menemukan bahwa kebiasaan melamun para responden berkaitan dengan meningkatnya kemampuan menentukan tujuan hidup secara konkret dan spesifik.

Pemikiran spontan yang berasosiasi dengan aktivitas melamun memicu pemikiran-pemikiran seputar masa depan yang membantu seseorang mengklarifikasi apa yang benar-benar ingin diraihnya kelak. Ketika seseorang memikirkan tentang tujuan-tujuan dalam hidup yang ingin dicapainya, secara bersamaan ia juga sedang melatih kewaspadaan diri dan mengenali pribadinya dengan lebih baik lagi.

infografik-efek melamun

Saat melamun, seseorang dapat mengakses aneka memori, emosi, dan pengetahuan yang tersimpan di dalam pikirannya, demikian pendapat Amy Fries, penulis Daydreams at Work: Wake Up Your Creative Powers sebagaimana dilansir BBC.

“Melamun adalah cara kita mengakses gambaran besar dalam pikiran kita. Saat melakukannya, Anda bisa memvisualisasikan atau menyimulasikan sejumlah kejadian dalam kepala,” ujar Fries.

Visualisasi ini bisa membantu orang mendapatkan perspektif anyar dalam memecahkan masalah atau menghubungkan berbagai pemikiran yang melahirkan ide orisinal.

Kegiatan melamun sering kali dilakukan saat seseorang merasa bosan. Terkait dengan hal ini, David Burkus justru melihat adanya potensi positif dari kebosanan dan kegiatan melamun. Dalam Harvard Business Review ia berargumen, semakin bosan seseorang, semakin tinggi kemungkinannya untuk melamun dan semakin tinggi pula potensinya menjadi kreatif.

Bagaimana bisa? Burkus menyatakan, saat melamun atau mengistirahatkan otak dari perhatian terhadap hal yang dianggap membosankan, pikiran seseorang akan mencari ‘mainan’. Bayangkan seorang anak kecil yang tengah berada dalam perjalanan panjang di mobil bersama orangtuanya. Sejumlah aksi akan dilakukannya untuk mengentaskan kebosanan di perjalanan tersebut, bukan? Aksi-aksi yang dilakukan untuk mengentaskan kebosanan ini—termasuk ketika orang dewasa melamun—itulah yang bisa memicu lahirnya ide-ide kreatif.

Membiarkan pikiran berkelana juga mampu menajamkan kemampuan mengingat seseorang. Salah satu hal yang lumrah dilakukan seseorang saat melamun adalah menciptakan macam-macam imajinasi di kepala. Imajinasi ini dapat melatih seseorang mengumpulkan informasi-informasi spesifik yang pernah didapatkannya atau dengan kata lain, merehabilitasi memori seseorang seperti tertulis dalam situs Huffingtonpost.

Melihat bermacam-macam hal baik yang bisa ditimbulkan dari melamun seperti yang telah dipaparkan, seseorang tak perlu merasa bersalah lagi jika kedapatan pikirannya sedang berkelana dengan melamun. Bisa jadi dari kegiatan tersebut, gagasan-gagasan inovatif muncul dan justru mampu memompa produktivitas dan performa seseorang dalam berkarya. Jadi, sudahkah Anda melamun?

Baca juga artikel terkait PSIKOLOGI

tirto.id - Gaya hidup
Sumber: Suhendra
Reporter: Patresia Kirnandita
Penulis: Patresia Kirnandita