Menuju konten utama

Tahapan Pemeriksaan Rutin Untuk Cegah Kanker Serviks

Pemeriksaan rutin akan menjadi penting karena dapat dilakukan guna mencegah kanker serviks pada wanita.

Tahapan Pemeriksaan Rutin Untuk Cegah Kanker Serviks
Dokter menunjukkan X-ray kanker serviks kepada pasien. SHUTTERSTOCK

tirto.id - Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang mematikan dan paling banyak terjadi pada wanita di seluruh dunia. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk terhindar dari kanker serviks. Selain menjaga pola hidup sehat pemeriksaan secara rutin juga perlu dilakukan.

Pemeriksaan rutin akan menjadi penting karena dapat dilakukan guna mencegah kanker serviks pada wanita, ada dua jenis tes yang dapat Anda lakukan untuk membantu mencegah dan menemukannya sejak awal seperti yang dilansir dari Cervical Cancer, yaitu:

  • Tes Pap (Pap smear)
Tes ini berupa tes untuk mencari prekursor yang merupakan sel pada serviks yang mungkin menjadi kanker serviks jika mereka tidak dirawat dengan tepat.

  • Tes HPV
Ini adalah jenis tes untuk mencari virus (human papillomavirus) yang dapat menyebabkan perubahan sel ini.

Melakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui gejala kanker serviks juga memiliki tahapan yang didasarkan pada usia. Menurut The American Cancer Society, ada beberapa tahapan pemeriksaan kanker serviks secara rutin yang bisa dijadikan panduan oleh wanita untuk membantu menemukan kanker serviks sejak dini.

Mengikuti pedoman yang diberikan juga memungkinkan kita bisa menemukan pra-kanker atau calon kanker, yang dapat diobati untuk mencegah kanker serviks tumbuh lebih besar lagi. Adapun pedoman dari The American Cancer Society yang bisa dijadikan panduan yaitu :

1. Usia memulai tes kanker serviks

Semua wanita direkomendasikan harus memulai melakukan tes kanker serviks. Adapun usia awal yang dianjurkan untuk memulai tes kanker serviks (skrining) yakni pada usia 21 tahun.

2. Jadwal rutin pemeriksaan

Setelah melakukan tes pada umur 21 tahun dan mendapat hasil yang baik, masih harus tetap melakukan tes PAP setiap tiga tahun sekali. Pemeriksaan itu harus terus dilakukan mulai dari pemeriksaan awal yaitu umur 21 tahun hingga umur 29 tahun.

Ketika usia 21-29 tahun, tidak boleh melakukan Tes HPV kecuali diperlukan setelah hasil tes Pap abnormal.

3. Tes kombinasi

Memasuki usia 30, wanita baru disarankan untuk melakukan tes kombinasi. Kombinasi yang dimaksud yaitu tes Pap dikombinasikan dengan tes HPV.

Tahapan melakukan tes kombinasi ini harus dilakukan setiap 5 tahun sekali selama hasil tes menunjukkan hasil yang normal. Tes ini harus dilakukan secara berkelanjutan sampai usia 65 tahun.

Apabila Anda tidak ingin melakukan tes kombinasi ini, Anda bisa memilih melakukan tes Pap namun harus dilakukan setiap tiga tahun sekali mulai usia 30 hingga 65 tahun.

4. Waktu selesai skrining

Wanita di atas usia 65 tahun yang telah menjalani skrining rutin dalam 10 tahun terakhir dengan hasil normal harus menghentikan skrining kanker serviks. Apabila skrining kanker serviks telah dihentikan, Anda tidak diperbolehkan lagi melakukan skrining kanker serviks.

Bagi wanita dengan hasil normal hingga pada pemeriksaan usia 65 tahun memang disarankan untuk menghentikan skrining kanker serviks, namun bagi wanita dengan riwayat pra-kanker yang serius, seperti jenis CIN2 atau CIN3 harus terus melakukan tes selama setidaknya 20 tahun setelah diagnosa terhadap adanya sel pra-kanker ditemukan.

Pemeriksaan itu bahkan bisa dilakukan hingga melewati batas usia melakukan tes yakni 65 tahun sesuai dengan usia ditemukannya sel pra-kanker.

Pada perjalanan skrining dan apabila Anda telah menjalani histerektomi total (pengangkatan rahim dan leher rahim) harus menghentikan skrining (seperti tes Pap dan tes HPV), kecuali histerektomi dilakukan sebagai pengobatan untuk pra-kanker serviks (atau kanker).

Wanita yang telah menjalani histerektomi tanpa pengangkatan serviks (disebut supra-serviks histerektomi) harus melanjutkan skrining kanker serviks sesuai dengan pedoman skrining untuk tetap mengetahui pertumbuhan sel kanker.

Selain itu, bagi wanita yang berisiko tinggi terkena kanker serviks karena sistem kekebalan yang ditekan (misalnya dari infeksi HIV, transplantasi organ, atau penggunaan steroid jangka panjang) atau karena mereka terpapar DES dalam rahim direkomendasikan melakukan skrining dengan jarak waktu yang lebih dekat atau lebih sering melakukan skrining.

Wanita yang telah divaksinasi HPV juga masih harus mengikuti pedoman skrining sesuai dengan usia. Panduan melakukan skrining juga harus didasarkan pada rekomendasi dari tim perawatan kesehatan yang menangani tentang kesehatan Anda.

Namun, bagi wanita lain tidak boleh melakukan skrining setiap tahun dengan metode skrining apa pun jika tes Pap mereka menunjukkan hasil yang normal dan mereka tidak memiliki infeksi HIV atau penyebab lain untuk sistem kekebalan yang lemah.

Selain pap smear dan tes HPV, kanker serviks juga dapat dicegah dengan salah satunya berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol.

Baca juga artikel terkait KANKER SERVIKS atau tulisan lainnya dari Cornelia Agata Wiji Setianingrum

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cornelia Agata Wiji Setianingrum
Penulis: Cornelia Agata Wiji Setianingrum
Editor: Alexander Haryanto